chapter 2

1.1K 29 0
                                    

Sebuah mobil mewah memasuki pekarangan rumah milik Oma irama.
Ya dia adalah orang yang di jodohkan dengan cucu kesayangan nya itu.

Tia Zulfa Satya seorang pebisnis muda yang masih kuliah di universitas swasta ternama yang ada di Jakarta, banyak orang yang ingin sekali dekat ataupun hanya sekedar menjadi client nya' namun sikap dingin, acuh,  dan cuek nya dan tidak pernah tersentuh itu seolah menunjukkan bahwa dia tidak perduli jika bukan urusan nya.

"Selamat siang Oma irama"- Salam nya sopan
"Selamat siang juga Tia, lama tak jumpa kamu makin cantik saja"- Kata Oma
"Oma irama bisa saja, lagi pula saya datang karena kata ayah ada yang harus di urus"- no poin
"Kamu ini seperti kakek mu ya, tidak suka basa-basi"- Celetuk Oma
"Lagi pula saya datang ke sini karena paksaan dari bunda Oma"- Batin ku
"Tia apa kamu ingat cucu Oma?"
"Cucu Oma yang mana? Vio maksud Oma?"- Jawab ku
"Bukan tapi adik nya"

'Oh bocah cerewet itu kah, pikir ku'
"Ia aku ingat ada apa memang nya, dengan dia Oma"
"Dia sudah besar sekarang, dan sebentar lagi dia akan lulus sekolah"- Kata Oma
"Lalu kenapa Oma? Apa ada urusan nya dengan ku"- Dengan nada dingin ku
"Tentu saja ada dasar bocah pelupa, apa kamu ingat bahwa cucu ku pernah bilang ingin menikah dengan mu dulu"- Kata Oma irama
"Ck merepotkan padahal itu kan sudah lama"- batin ku
"Ia aku ingat, memang nya kenapa Oma apa aku harus menikah dengan nya?"- Kata ku penasaran
"Tentu saja bocah es kau itu ya, bisa tidak kalau bicara dengan orang yang lebih tua tidak usah ada nada dingin seperti itu, benar-benar ya kau itu ya"- Celetuk Oma irama
"Baik lah Oma aku mengerti, tapi jika dia menolak bagai mana?" Jawab ku dengan tenang
"Sudahlah itu urusan Oma, sana masuk barang bawaan mu biar para pelayan yang memindahkan nya ke kamar mu, mengerti"
"Baik Oma irama saya mengerti"- jawab ku

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Flash back...

Tia POV

Drrrrtt... Drrrrtt...
'Ponsel sialan kenapa harus bunyi saat aku sedang sibuk menyebalkan'- gumam ku, karena kesal.

"Halo''

''Hai sayang' bagi mana
Kabar mu"

"Aku baik bun' ada apa?
Kenapa buda telfon, apa ada hal yang penting??"

"Kamu ini yah' masih saja seperti itu, Bunda ingin kamu pulang ke rumah hari ini juga dan jangan telat, tidak ada penolakan titik"

"Tapi Bun aku masih banyak tugas di kantor, gak mungkin aku tinggal gitu aja bunda"

"Bunda gak mau tau yah pokoknya kamu pulang sekarang, atau nama kamu bunda coret dari daftar keluarga mengerti"

"What tapi Bun kan, aku"

"Tut... Tut... Tut..."

"Halo Bun' bunda"

Huuaaaa... sial langsung di matin gitu aja sama buda, ah mending gue cepet-cepet cabut dari pada nama gue jadi taruhan nya.
Bisa abis gue kalau gak di akuin anak sama Bunda.

Me and You ( GxG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang