chapter 3

912 19 5
                                    

Makan malam ini aku hanya bisa diam dan bersikap sewajarnya saja, karena calon tunangan ku duduk di sebelah kakak nya.

"Ternyata Wajahnya memang tidak pernah berubah ya, tapi mungkin ingatan nya tentang ku di masalalu sudah tidak berbekas, karena kecelakaan yang hampir membuat nyawanya melayang"- gumam ku dalam hati

Aku hanya diam saja saat vio menanyakan tentang masalah kantor. Aku pun hanya ingin acuh sebenarnya tapi ya sudahlah, aku hanya menjawab dengan singkat dan juga dengan nada yang dingin.
"Tia bagaimana keadaan kantor pusat? Apa masih ada masalah?"
"Kantor pusat baik-baik saja, dan bukan masalah serius"- jawabku on poin
"Begitu apa kau tidak capek harus urus kantor dan juga urusan kampus mu?"
"Memangnya aku harus wajib 24jam di kampus apa?"- batin ku
"Tidak kok, itu gk masalah"- jawab ku santai sambil meminum' minuman ku
"Hei tidak baik berbicara di saat sedang makan, tidak sopan"- ujar Oma irama
"Maafkan kami Oma"- jawab ku dan Vio bersamaan
"Ia ia sudah lanjutkan makan kalian, lalu istirahat!! Mengerti kalian bertiga"- jawab oma tegas
"Baik Oma"- jawab kami serempak

" Kenapa Bocah bodoh itu selalu saja melihat kearah ku, seolah aku sesuatu yang sangat bagus" batinku karena aku merasa risih di perhatikan seperti itu.
Aku hanya bisa diam dan mengabaikannya saja toh aku malas buka mulut soal apapun itu jika tidak penting bagi ku.

★★★★★★★★★★★★★★★★

Kamar Tia...

Aku tidak tau kenapa bocah itu memperlihatkan ku, sampai segitunya bahkan dia sempat heboh karena memperkenalkan dirinya sendiri di depan ku.

Seperti nya memang benar bocah bodoh itu lupa dengan ku, ha'a.. kuharap tidak ada yang merepotkan saat acara pertunangan itu terjadi karena aku hanya menempati janji ku dengan nya dan permintaan mendiang kakek ku. Kalau aku boleh memilih aku lebih baik kabur dan gak mau balik lagi tapi di sini, yang di pertaruhkan adalah nama keluarga besar ku.

Ck Kenapa aku dapat hal yang susah dari dulu, padahal selama ini aku menurut saja' apa keinginan mereka.

××××××××××××××××××××××××××××

Pukul 05:00 pagi, kediaman Oma irama

Tia terbangun dari tidurnya dan bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. setelah itu dia pergi meninggalkan rumah Oma irama untuk sekedar olahraga pagi dan berkeliling untuk melihat pemandangan yang jarang dia lihat di kota.

Tia memang bukan orang yang bisa mengungkapkan perasaannya pada orang lain ataupun orang tuanya, itulah kenapa dia hanya menyimpan perasaan senang, sedih, marah, kesal, dan hancurnya hanya dilakukan didalam hatinya saja dia juga tidak begitu banyak teman, bukan berarti dia tidak ingin berteman Tia hanya tidak tau caranya mendapatkan teman karena sikap acuh dan dingin nya, jadi dia hanya menyimpan luka di hati nya' saat teman-teman kampus nya mengatakan bahwa ia sangat sombong dan angkuh, tak jarang pula ada orang yang mengagumi nya.

Ahirnya sinar matahari pun menampilkan wujud nya dan Tia sedang duduk di atas sebuah batu besar yang ada di pinggir sungai, ia hanya melihat sang Surya untuk tampilkan cahayanya, dan menatap sendu langit biru cerah yang tertutup awan.
"Padahal dahulu Tia sering pergi ketempat ini karena dia sangat senang dengan menyendiri, dan sekarang ia melihat sekitarnya dan bergumam. 'tempat ini masih sama seperti dulu ternyata, hanya penduduk nya saja yang lebih ramai dari pada dulu''

Setelah itu ia pergi dan berkeliling kebun teh yang ada di sana, sekilas ia teringat akan masa kecilnya itu' namun ia tidak mau berlarut-larut untuk mengenangnya kembali.

Me and You ( GxG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang