Sepuluh bulan kemudian...
Pagi hari yang cerah dan sangatlah sibuk untuk seseorang yang sangat gila akan pekerjaannya yang menumpuk bagai gunung, mungkin saja seseorang ini sangat gila kerja atau sedang kesal karena pekerjaannya tidak kunjung selesai padahal ia punya acara penting hari ini.
Tia POV
Sial hari ini harusnya aku sedang beli hadiah untuk Viona bukannya malah urus kerjaan ini, sial gara-gara Oma irama bilang kepada ayah sekarang perusahaan milik ayah malah aku juga yang harus urus merepotkan sekali orang tua itu.
Sudah jam segini aku belum beli apapun untuknya, aku harus menelfon Hendrik sekarang
Tutt...
Tutt..."Halo Hendrik kau di mana?"
"...."
"Aku butuh bantuanmu sekarang!"
"...."
"Cepatlah datang ke kantorku dan satu lagi urus semua kerjaanku"
"...."
"Baiklah aku mengandalkanmu Hendrik"Telfon pun terputus dan aku buru-buru pergi untuk membeli kado ulang tahun Viona, sebenarnya aku tidak lupa akan hari ultah istriku sendiri tapi aku memang tidak ada waktu senggang atau sedikit istirahat karena banyaknya dokumen dan file kantor yang harus di periksa dan juga banyaknya kolagen yang ingin bekerjasama dengan perusahaan milikku
Jadi wajar saja jika aku cukup kehilangan banyak waktu untuk bersantai atau makan bersama dengan istriku tercinta."Masih ada waktu 35 menit lagi aku harus cepat pulang tapi aku mau beli apa untuknya astaga aku binggung?" Ucap Tia
Aku pun tidak sengaja melihat sebuah toko bunga yang cukup padat oleh pengunjung di kota ini dan setelah memilih beberapa tangkai bunga aku pun meminta kepada penjual bunga itu menjadikannya sebuah buket bunga yang cantik setelah itu aku pun membayar bunga itu, aku pun segera naik ke dalam mobilku dan melaju kencang membelah jalanan di kota Paris ini.
Saat di depan lampu merah aku merasa tidak asing dengan seseorang yang aku lihat sedang bersama dengan beberapa orang lainnya yang sedang mengendarai mobil, dia duduk di kursi penumpang bagian tengah dan astaga itu Rena adik Viona mataku membulat seketika dan beruntung kaca mobilku cukup tebal jadi orang lain tidak bisa melihat diriku yang sedang menyetir.
Aku pun pulang dan ya ternyata Viona sedang memasak bersama beberapa maid dan juga pelayanan tidak lupa juga aku memperketat penjagaan di rumahku ini, karena aku takut ada orang yang akan mencoba menculik Viona seperti beberapa bulan yang lalu
"Hai sayang kamu masak apa?" Ucapku sambil memeluk tubuh istriku "kamu sudah pulang? Kupikir kamu akan telat untuk pulang?" Ucap Vio sambil tersenyum kearah diriku "Aku bawakan ini untukmu sayang, cupp" sambil menyerahkan sebuket bunga dan memberikan dia kecupan di keningnya "terima kasih sayang aku suka bunganya, cupp" ucap Vio sambil mencium pipi Tia "kalo gitu aku mau ganti baju dulu ya sayang, cupp" ucapku dan melangkah pergi ke kamar.
Setelah mandi aku di kaget kan oleh sepasang tangan yang melingkar dan memeluk tubuhku erat dan aku tau ulah siapa itu jika bukan istriku, dia seperti sangat merindukan diriku
Aku menarik lengan Viona dan memeluknya dari depan yang membuat pelukan Viona makin erat memeluk tubuhku
"Sayang ada apa?" Aku memeluk nya dan sesekali aku mengelus kepalanya "aku rindu kamu, cupp" ucapnya sambil mencium pipiku "aku sudah di sini, tenanglah aku gak akan pergi tanpa kamu Ok" ucapku sambil menenangkannya "sudahlah hari ini ulang tahun mu sayang, kamu gak boleh sedih gitu ya?" Ucapku kembali dan dia pun hanya menganggukkan kepalanya dan sesekali mencium pipiku
(Senangnya saat istriku seperti ini) Batinku**************************
Selesai makan malam Tia dan Viona langsung menuju ke kamar kami, dan entah kenapa sepertinya Viona sangat senang hari ini.
Tia mencium Viona dengan mesra dan Viona pun juga membalas ciuman dari Tia ciuman itu pun makin lama makin panas dan intim kedua tangan Tia pun tidak tinggal diam tangan kanannya sesekali memijat payudara milik Viona dengan lembut sedangkan yang satunya lagi mencoba untuk melepaskan pakaian milik Viona, sedangkan tangan Viona hanya mengantung di leher Tia dan membuat ciuman Tia makin ganas dan menuntut mereka berdua sudah tidak memakai sehelai benang pun, Tia yang berada di atas Viona mulai posesif atas tubuh milik Viona karena Viona adalah candunya dan segalanya bagi Tia.
Mereka bermain dengan sangat panas dan setelahnya berakhir di ranjang karena mereka kecapean oleh permainan Tia yang sangat ganas dan liar.
Viona pun yang sudah kewalahan menghadapi permainan Tia yang cukup liar dia cuma bisa pasrah saat tubuhnya di nikmati oleh seorang yang amat dia cintai, bagi Viona Tia adalah nyawanya dan kebahagiaannya maka dari itu Viona tidak akan segan untuk selalu berada di samping Tia sebagai istrinya.
**************************
Rena POV
"Hakcuhh" Kenapa malam hari ini sangatlah dingin padahal aku tidak sedang flu? Kenapa bisa bersin, sebaiknya aku minum coklat panas dulu sebelum aku benar-benar kedinginan.
Kenapa akhir-akhir ini kedua orang tuaku tidak memberikan kabar ya? Apa mama dan papa sibuk sekali sampai-sampai lupa padaku? Andai saja ada kak Viona bersamaku seperti dulu pasti aku tidak akan kesepian lagi.
Sebenarnya ada apa ini kenapa orang tuaku pergi saat Oma irama menelfon papa dan mama? Apa ada masalah tentang Oma? Atau apa Kenapa aku tidak pernah di beritahu soal apapun itu aku bukan anak kecil lagi Kenapa harus seperti ini?
Ah... Kesal saat aku harus di Bebani banyak pertanyaan ini di kepalaku sebenarnya ada apa? Aku tidak mengerti
Sudahlah lagipula aku jauh dari rumah dan juga jauh dari orang tuaku, sebaiknya aku tidur karena sudah jam 11:00 malam