[17]. ~Lelaki Aneh~

1.7K 182 6
                                    

Bissmillahirrahmanirrahim

"Jika memang jodoh, aku akan mempertahankan. Jika bukan, aku akan mengikhlaskan."

-Gibran Hafiz Hanafi-

~Muhasabah Cinta~

_____________________

Dua orang lelaki yang berperawakan tinggi itu sedang mengelilingi Taman Al-Azhar. Siapa lagi kalau bukan Gibran dan Faisal. Mereka melakukan aktivitas sorenya dengan ngabuburit atau jalan-jalan sore. Jam menunjukkan pukul 5:10, karena di Mesir saat berbuka puasa berbeda dengan di Indonesia. Jika di Indonesia jam 17:48 sudah adzan, berbeda dengan di Mesir. Disini jam 18:29 mulai berbuka puasa.

"Gib, ente yakin sama wanita yang pernah bertemu dulu?" tanya Faisal meyakinkan Gibran. Pasalnya, Gibran telah banyak bercerita mengenai perasaannya kepada sahabatnya itu.

"Ane yakin Sal, ane akan perjuangin wanita itu," katanya dengan nada yakinnya. Ya, dia yakin akan memperjuangkan wanita itu. 

Jika memang berjodoh, Gibran akan memperjuangkannya. Jika bukan, maka Gibran akan mengikhlaskannya.

"Ane mendukung ente Gib, semoga ente sama dia berjodoh," ujar Faisal sambil menepuk punggung Gibran.

Mereka berjalan melewati pohon-pohon hijau yang berjejer rapi di taman ini. Hawa panas tak membuat Gibran dan Faisal males untuk keluar rumah.

Brukkk...

Tiba-tiba saat Gibran hendak melangkahkan kakinya, ada seorang wanita yang menabraknya tanpa sengaja.

Gibran kaget. Saat melihat mata cokelat wanita dihadapannya itu. Ya, dia gadis bermata cokelat dengan cadarnya membuat hati Gibran berdetak sangat kencang. Allahu, Gibran bertemunya lagi. Apakah ini yang dinamakan jodoh?

"Astaghfirullah, Afwan ya Akhy! Ana Aseef," kata gadis itu menggunakan bahasa arab. Padahal Gibran sudah mengenalnya dari mata cokelat dan suara lembutnya.

"Na'am Ukhty, tidak apa, saya juga minta maaf," kata Gibran meminta maaf. Padahal dia yang ditabrak. Mengapa Gibran yang meminta maaf? Aneh.

"Kalau begitu saya permisi..," sebelum wanita itu benar-benar pergi, Gibran menyatakan sesuatu kepada gadis itu.

***

Fyuhhh...

Tasya menghempaskan tubuh mungilnya di atas ranjang bertingkat itu. Setelah ngabuburit tadi, dan ada sedikit tragedi saat dirinya hendak berjalan. Dia tidak sengaja menabrak seseorang. Ya, dia menabrak seseorang yang pernah bertemunya waktu di taman itu, lagi.

Entah, Tasya juga bingung dengan perkataan lelaki yang Tasya perkirakan umurnya masih sangat muda itu, entah kenapa dia berbicara seakan dirinya sudah kenal lama dengan Tasya.

"Tunggu sebentar, saya ingin berbicara," cegah lelaki itu kepada Tasya. Tasya melirik Zahira, kemudian membuang nafasnya pelan. Bukannya Tasya sombong. Hanya saja, dirinya tak ingin membuang waktu hanya untuk berbicara dengan lelaki yang sama sekali tidak dia kenali.

"Iya?" jawab Tasya singkat. Dia malas meladeni lelaki itu. Bukan apa, Tasya hanya menjaga dirinya dari lelaki ajnabi.

Muhasabah Cinta [SUDAH TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang