09. Guardian

38 4 0
                                    

🌌

At times I wonder why I fool with you

🌌

"Kaya nya lo butuh di bersihin deh kak wajah nya biar nyadar betapa gak pantes nya lo buat kak Leo!"

Byuurr!

Kini Keyla hanya diam. Gadis itu sudah kehabisan tenaga. Gadis itu hanya memejamkan mata nya menerima air kotor yang kini mambasahi wajah nya.

"Untung lo kakak kelas, kalo engga uda gue buat gak bisa pulang lagi lo kak!"

Byurr!

Kini wajah Keyla sudah kotor tersiram air selokan tadi. Belum lagi mengenai lukanya. Seragam nya sudah basah kuyup dan gadis itu hanya berharap agar ada malaikat baik yang menolong nya detik ini.

"Yuk, tinggalin aja dia"

Dan setelah itu ketiga adik kelas tadi pergi begitu saja. Keyla terdiam di tempatnya. Bahkan gadis itu tidak sanggup untuk berdiri lagi. Tubuhnya terlalu lemah. Gadis itu memilih untuk memeluk tubuhnya sendiri. Dalam hatinya dia sangat memohon pertolongan. Dia takut keadaan gelap, dia takut fobia nya akan segera kambuh jika Tuhan tidak berbaik hati untuk menolong nya kini.

"Hello? Ada orang disini?"

Keyla mendongak ketika mendengar suara seorang pria di telinga nya. Mungkin Tuhan mengabulkan doa nya dengan mengirimkan seseorang ke sini.

Toloo--toloongg" rintih Keyla dengan suara samar.

Tak lama terdengar suara langkah kaki yang berlari. Saat mulai dekat, Keyla dapat melihat dengan jelas seorang pria yang terkejut. Pria yang memakai seragam yang sama dengan nya. Wajah nya yang sedikit bule dan mata hazelnya membuat Keyla sedikit tersenyum di keadaan nya yang begitu menyedihkan ini.

"Whatt?! Lo kenapa?"

Pria itu segera berjongkok menatap Keyla yang sudah benar-benar sangat berantakan. Awalnya, pertanyaan pria itu hanya di balas oleh keheningan, karena Keyla masih berusaha keras agar tidak menangis. Namun untuk kedua kalinya pria itu berdehem, membuat Keyla harus menghela nafasnya pelan.

"Gue.. gue gak kenapa-napa"

"Ck, lo abis di bully ya?" Tanya pria itu sambil memeriksa pergelangan tangan Keyla. Tidak hanya itu, pria itu juga memeriksa kaki, hingga wajah Keyla yang sudah babak belur itu.

Keyla tersenyum samar. "Busa di bilang begitu"

"Kita ke rumah sakit sekarang deh"

"Buat apa? Gue baik-baik aja"

"Lo memar. Udah, lo nurut aja sama gue dari pada gue tinggalin di sini?"

Keyla hanya bisa mendengus kesal. Gadis itu juga sudah tidak punya tenaga untuk berjalan dan di tak mau harus menginap semalaman di gudang ini.

"Oke"

"Lo kelas berapa?"

"Dua belas IPA 3"

"Kenalin, gue Mark. Anak IPA 1"

"Yaudah lo tunggu disini dulu, gue mau ke atas ambil tas lo"

can't uniteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang