Bab 11

73 8 3
                                    

Happy Reading
.
.
.
.









Author POV

Kenzo sedang berjaga didepan kamar hotel Ryvelco. Dia tidak akan tidur walaupun Ryvelco menyuruhnya tidur. Karena perintah dari Arra untuk menjaga Ryvelco, Kenzo bersedia tidak tidur untuk berjaga jaga jika ada serangan susulan dari penyerang kemarin.

Kenzo selalu mengawasi didepan pintu kamar, dengan waspada dan tenang. Dia tidak memperdulikan orang orang yang berlalu lalang membicarakannya. Malam mulai larut, tidak ada orang yang diluar kamar hotel kecuali Kenzo.

Semua lampu tidak menyala menandakan semua orang tertidur. Kenzo memasang indra pendengarnya, karena hanya telinganya yang bisa dia andalkan saat ini. Lampu semua padam, tidak ada lampu yang menyala sama sekali. Termasuk lampu di lorong hotel, Kenzo sedikit curiga dengan pihak hotel.

Tiba-tiba terdengar suara dari dalam kamar Ryvelco. Suaranya sangat lembut dan pelan, namun Kenzo menyadarinya. Dia meraba pistol dibalik jasnya, dia memegang knop pintu.

Dia membuka pintunya dan hanya gelap yang ia lihat. Suara langkah kaki terdengar oleh Kenzo, Kenzo dapat mengetahui jumlah orang hanya dengan mendengar langkah kaki mereka. Mereka datang bertiga, Kenzo bersiap mengarahkan pistolnya ke sasaran tidak terlihat.

Kenzo merasakan angin dari belakangnya, dia sadar itu adalah tangan salah satu pelaku yang mencoba melukai Kenzo dengan pisau. Dengan cepat Kenzo menghindar dan mengarahkan pistolnya tepat dikepala orang tersebut dan,

Dorr

Setelah salah satu orang pelaku tersebut terkapar dilantai, dengan cepat Kenzo mencari tombol lampu. Berkali-kali Kenzo menekan tombol lampu namun tak kunjung bisa hidup. Benar dugaan Kenzo jika hotel bintang lima ini pasti bekerjasama dengan tiga orang pelaku.

Ryvelco bangun dan menyadari ada penyerangan susulan setelah kemarin malam. Dia berkali-kali menyalakan lampu tidur disampingnya namun nihil. Lalu dengan cepat dia meraih handphone untuk memberi cahaya pada Kenzo.

"Kenzo, di belakangmu !!"

Pisau salah satu pelaku menusuk di perut Kenzo. Tapi dengan sigap Kenzo membalasnya dengan menembakkan peluru ke arahnya. Walaupun perut Kenzo terluka karena tertusuk benda tajam itu, dia tetap berusaha menuntaskan semua pelakunya.

Tinggal satu pelaku yang belum tuntas. Kenzo berjalan mendekati pelaku terakhir yang menyodorkan pistol ke arah Ryvelco.

"Diam disana atau dia akan ku tembak," gertak pelaku tersebut dengan ketakutan.

Kenzo hanya menuruti dengan diam di tempat. Dari suaranya, Kenzo tau jika dia adalah seorang cewek walaupun wajahnya tertutup. Kenzo tersenyum miring menanggapinya.

Dorr

Kenzo menembak pistol cewek tersebut membuat sang pelaku kehilangan pistolnya. Kenzo dengan mudah meringkus cewek tersebut. Tapi cewek tersebut tau perut Kenzo terluka bekas tertusuk pisau, cewek tersebut menendang perut Kenzo dengan keras.

Kenzo mundur kesakitan di bagian perutnya yang mengeluarkan darah cukup banyak. Pelaku tersebut berhasil melarikan diri.

"Kau tak apa apa, nak ?" Ryvelco bangkit memeriksa Kenzo yang masih berusaha mengejar pelaku.

"Biarkan saja, dia sudah pergi dan yang terpenting kita harus obati luka di perutmu," kata Ryvelco menahan Kenzo.

"Saya tidak apa apa tuan. Maaf, saya tidak bisa meringkus pelakunya,"

ARKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang