Kelabu

1.7K 296 36
                                        



Setelah lagu yang band gue mainkan selesai, gue buru-buru turun dari panggung dan pergi tanpa pamit ke siapapun termasuk bang Baekhyun selaku yang punya acara.

Yang gue pikirin saat ini adalah gue harus secepat mungkin pergi dari sini sebelum gue hilang kendali.

Gue jalan ke parkiran dan syukurnya hari ini gue bawa mobil karena seperti yang gue bilang tadi, malam ini (niatnya) gue mau nembak dan ngasi kejutan buat Irene.

Jadi, kemarin setelah gladi band gue dimajuin bang Baekhyun kelar gladi gue langsung pergi ke toko bunga sama toko boneka buat nyiapin bouquet bunga mawar merah dan bouquet bunga tulip buat Irene plus boneka kelinci dan boneka beruang yang jadi ikon salah satu aplikasi chat buat dia.


Tapi ternyata ekspektasi dan realita yang gue hadapi saat ini berbanding terbalik 180 derajat!


Bohong kalau gue bilang gue nggak kecewa dan marah. Untuk kali kedua gue harus ngerasain hancur bahkan sebelum gue mengungkapkan perasaan gue.

Dulu 'dia pergi' tanpa gue sempat ngutarain perasaan gue, sekarang lagi-lagi gue harus kalah sama kenyataan bahwa Irene udah sama yang lain disaat gue memberanikan diri untuk melangkah.


Gue ngebuka handphone gue dan ngechat bunda kalau gue nggak akan pulang kerumah untuk beberapa hari dan bakal pergi ke tempat Oma. Gue harus tetap ngasi tau bunda karena gue nggak pengen bunda khawatir dan gue juga yakin bunda ngerti dengan kondisi gue kalau gue udah mutusin bakal datangin tempat Oma.

Gue masuk mobil dan langsung tancap gas buat pergi dari sini. Beberapa kali handphone gue bunyi entah itu pesan atau chat yang masuk atau telepon sekalipun nggak ada yang gue angkat dan gue gubris semua. Gue ngambil handphone gue dan menonaktifkannya.

Gue sampai ditempat Oma hampir pukul sepuluh malam. Gue ngambil barang-barang gue dan ngunci mobil lalu melangkah kehalaman rumah Oma. Nggak bisa dibilang rumah juga sih karena sebenarnya tempat yang Oma tinggali ini sebenarnya Panti Asuhan yang dimiliki oleh Bunda dan Oma yang bantu ngelola.

Gue ngetuk pintu depan Panti beberapa kali sampai pintu terbuka dan ternyata Oma sendiri yang ngebukain pintu.

"Loh Egi, kamu jam segini kok kesini?", tanya Oma yang kaget ngeliat gue didepan pintu.

Gue nggak ngomong apa-apa dan langsung meluk Oma.

"Oma.., Egi numpang tinggal disini untuk beberapa hari ya", pinta gue ke Oma masih sambil melukin beliau.

"Kamu kalau malam-malam kayak gini kesini nggak bilang-bilang dan langsung meluk Oma kayak gini pasti habis patah hati", ucap Oma seakan hafal sama kelakuan gue.

"Yaudah kamu keatas aja, pakai kamar yang biasa kamu tempatin buat nginep. Besok pagi Oma masakin sayur asem sama ikan asin kesukaan kamu", lanjut Oma lagi yang gue angguki.


Gue naik kelantai dua dan ngerebahin diri diatas kasur. Pikiran gue berkelana kemana-mana. Gue masih inget terakhir gue nginep disini itu 3 tahun yang lalu dengan kasus yang sama tapi ending yang berbeda, tapi dengan perasaan yang tetap sama-sama hancur.

Gue berpikir apakah gue nggak bisa mendapatkan orang yang gue cintai untuk bisa gue genggam? Apakah gue nggak punya kesempatan untuk dicintai balik? Dua kali gue mencintai dan menyayangi perempuan tapi dua-duanya nggak bisa gue gapai sama sekali. Apa yang salah sama kehidupan asmara gue? Atau gue kena kutuk?


Pikiran-pikiran negatif yang hinggap dikepala gue bikin migrain gue kambuh. Gue berusaha netralin nafas dan nenangin diri supaya gue bisa istirahat dan nggak menyebabkan fisik dan psikis gue terganggu.

When Seulgi Meet IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang