EMPAT BELAS

29 4 2
                                    

Raina termangu di depan meja belajarnya. Hari ini dia tidak masuk sekolah lagi. Dan barusan, pesan Dean yang mengirim file-file catatan disekolah hari ini, masuk. Tapi seperti biasa Raina tidak menjawabnya.

Dia bingung. Dean selalu mengkhawatirkannya, Dean selalu berlaku baik padanya. Bahkan kemaren, Raina sempat berharap bahwa cowok itu... Menyukainya.

Dan itu bahaya!

Raina nggak mau kegeeran. Itu menjadi salah satu sebab kenapa kemaren Raina menolak ajakan jalan cowok itu. Jika Raina mendapatkan perlakuan manis secara beruntun, bisa-bisa pertahanannya runtuh. Tembok yang dia bangun untuk membatasi perasaannya terhadap Dean bisa aja jebol. Kalo itu terjadi, Raina yang bakalan repot.

Semenjak Dean meminta maaf padanya kemaren malam. Raina tidak terlalu memikirkan lagi alasan kenapa cowok itu mengingkari janjinya. Otaknya lebih dipenuhi dengan cara bagaimana agar ia tidak baper dengan semua perlakuan manis cowok itu.

Capek gue.

Raina mendesah lelah dan menelungkup diatas meja belajarnya. Otaknya tidak bisa lepas dari memikirkan Dean. Bisa-bisa dia suka beneran ntar.

"Raina?" Suara mamanya yang masuk kedalam kamar membuat lamunan Raina buyar.

Dia sontak mendongak, dan menatap mamanya bingung.

"Kenapa ma?" Tanya Raina pelan.

"Sore ini Ian sama mamanya mau dateng, bantuin mama masak, yuk!" Ujar mama Raina riang sambil duduk dikasur anaknya.

"Ian?" Raina mengulang nama yang barusan disebutkan mamanya. Pasalnya dia nggak pernah denger nama itu.

"Iya! Si Ian! Kakak sepupumu!" Lanjut mamanya. Raina yang mendengar itu sontak membulatkan matanya.

"Raina punya kakak sepupu?" Tanya Raina bingung.

"Lah. Kamu lupa? Ian itu, lho! Yang sempet tinggal di kanada!" Sekali lagi Raina mengernyit mendengar hal itu. Dia tau kalo dia punya sepupu di Kanada, tapi dia nggak pernah tau kalo namanya Ian.

"Oh... Jadi namanya Ian..." Gumam Raina yang ditanggapi mamanya dengan anggukan.

"Udahlah. Mama masak sendiri aja. Kamu mandi duluan gih. Ini udah sore, bentar lagi mereka pasti dateng. Mama tinggal dulu, ya."

Setelah mengucapkan hal itu, mama Raina keluar. Raina sontak menghembuskan napas lelah. Padahal dia mau ngurung diri dikamar aja hari ini, bukan malah ketemu sama orang-orang...

Tapi... Nggak apa lah... Udah 3 hari dia nggak ketemu siapa-siapa kecuali mamanya. Hari ini, boleh lah jadi hari pertama dia bersosialisasi kembali.

_520_

"Hayyy!!" Mama Raina menyambut riang seorang wanita yang sepertinya semuran dengan beliau.

Raina yang berdiri dibelakang mama nya tersenyum simpul saat wanita yang merupakan tantenya itu terkejut melihat dirinya.

"Ya ampun! Nat Nat udah besar?!" Pekik tantenya dan langsung memeluk Raina.

Nat Nat?

Raina tersenyum sambil mengernyit karena bingung. Siapa orang yang bernama lucu itu? Nat Nat?

"Nat Nat gimana kabarnya?" Tanya tante Raina dengan riang.

Raina yang mendengar itu mengerang pelan karena bingung dengan nama Nat Nat. "Nat Nat siapa, ya, tante?" Ringis Raina karena agak tidak nyaman mengatakannya.

"Lho? Kamu lupa kamu dipanggil Nat Nat waktu kecil? Iya sih. Kita ketemu kamu terakhir kali, pas kamu masih kecil banget! Siapa sangka sekarang kamu udah gede! Cantik lagi! Ih, lucu deh!" Sekali lagi tantenya itu memeluk Raina yang sekarang sedang melongo.

Walk On MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang