TUJUH BELAS

23 7 2
                                    

"Lo masih bad mood, ya?" Raina membuka suaranya saat dia dan Dean sedang dijalan menuju rumah. Dari tadi Dean diem aja. Sama sekali nggak ada ngomong. Dia bener-bener diem.

"Yeee, Dean mah gitu." Protes Raina dan menyalakan MP3 Dean.

Tidak berniat melanjutkan pembicaraan, Raina menoleh keluar jendela sambil bersenandung riang. Tapi dia nggak diem aja... Otak Raina sebenernya lagi bekerja, nyari cara gimana si Dean nggak bad mood lagi. Selama ini Dean selalu bikin dia ceria, gak ada salahnya Raina ngelakuin hal yang sama.

Dean waktu gue bad mood kemaren ngasih gulali kapas... Masa gue ngasih gulali kapas juga? Kesannya terlalu girly...

Raina mengerutkan keningnya, bingung. By the way... Cowok suka apasih? Raina sama sekali gak tau apa-apa masalah itu soalnya dia nggak pernah peduli.

Sekitar 10 menitan kening Raina mengkerut, sampai akhirnya wakahnya mencerah saat sebuah ide melintasi pikirannya.

"Dean!" Ujar Raina riang sambil menghadap cowok yang lagi fokus nyetir itu. Dean yang dipanggil jelas ngelirik.

"Kalo ada mini market atau super market, terserah, pokoknya kalo ada market-market..." Raina menghentikan ucapannya saat merasa tataan bahasanya agak kurang jelas. Ia juga meringis saat melihat wajah Dean yang sedikit bingung.

"Eheee." Raina nyengir. "Pokoknya kita berenti bentar, ya, kalo ada market-market."

Dean mengembungkan mulutnya, susah payah menahan tawanya yang mau keluar waktu denger Raina ngeluarin kata yang sama.

Oke lah... Intinya kalo ada mini market, Dean harus berhenti.

Kebetulan, nggak jauh dari tempat mereka, beneran ada mini market. Raina yang liat Dean mulai menepi segera ngeluarin pulpen dan kertas, lalu menuliskan sesuatu disitu.

"Mau beli apa?" Tanya Dean setelah menghentikan mobilnya dan menatap Raina.

"Bentar..." Ujar Raina yang sedang fokus menulis sesuatu di secarik kertas. Nggak lama kemudian, Raina merobek kertas itu jadi dua, dan menggenggam masing-masing kertas dikedua tangannya.

"Pilih, yang mana." Tanya Raina sambil menyodorkan tangannya ke Dean.

Dean yang disuruh milih seketika bingung. Ini cewek gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba aja nyuruh milih.

"Kenapa emang?" Kernyit Dean.

"Tsk." Raina berdecak. "Pokoknya pilih! Cepetan!"

Dean menekuk mukanya dan menghela napas. Dia benar-benar nggak tau apa yang mau cewek ini lakuin. Dengan sedikit asal-asalan, akhirnya Dean memilih tangan kanan. Raina lalu tersenyum dan membuka telapak tangannya, mengambil kertas yang dia sembunyikan. Ia lalu membaca kertas itu dan mengangguk.

"Oke! Tunggu, ya!"

"Hah?! Lo-" belum sempat Dean bertanya, Raina sudah keburu keluar dan masuk ke mini market.

Dean yang didalam mobil cuman bisa celingak-celinguk ngeliatin Raina, syukur kaca mini market nya bersih, jadi Dean lumayan jelas liat gerak-gerik cewek itu.

Saat berada didepan kasir, Raina mengeluarkan sebuah sticky note dan kembali menuliskan sesuatu disana. Setelah membayar, Raina keluar dari mini market dan menyembunyikan barang yang dia beli di belakang badannya.

"Oke!" Ujar Raina riang dan masuk kedalam mobil. Dean yang masih gak ngerti cuman bisa natap Raina dengan bingung.

"Jadi... Gue bingung lo kenapa, tapi ya... Ini!" Dengan cepat Raina menyodorkan barang yang dibelinya pada Dean dan segera menutup mukanya, malu ngeliat reaksi Dean gimana, meski dia sebenarnya juga penasaran.

Walk On MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang