Part 2: Girl in Love

489 79 12
                                    

Sudah sejak seminggu yang lalu Taehyung diperbolehkan pulang, akan tetapi ia tetap harus melakukan check up secara rutin untuk mengontrol pemulihannya. Hari ini adalah jadwal check up nya, dan ia sudah melakukan janji dengan dokter yang menanganinya.
 
“Kau akan pergi ke rumah sakit?” tanya Sooyeon yang melihat Taehyung sudah rapi.
 
Taehyung menatap ibunya lalu tersenyum, “Ne eomma, sekarang jadwal check up ku”
 
Sooyeon berjalan mendekati Taehyung lalu menyenatuh bahu putranya agar mau fokus padanya.
 
“Taehyung-ah, eomma baru saja dapat kabar dari Direktur Nam, bahwa ternyata dokter yang mengoperasimu adalah putri bungsu dari Hwang Miyoung dan Kang Minhyuk, calon adik iparmu” ucap Sooyeon dengan berbinar.
 
Dunia sangatlah sempit. Bagaimana mungkin dokter yang mengoperasi anaknya adalah gadis itu, putri bungsu dari sahabatnya.
 
“Benarkah? Mengapa dia tidak muncul dan menyapa kita? Bukankah putri bungsu dari Tuan Kang sangatlah aneh?” balas Taehyung dengan wajah yang bingung.
 
Jika memang calon adik iparnya itu adalah dokter yang mengoperasinya. Mengapa dia tak datang lalu menyapanya untuk sopan santun?.
 
“Aniya, dia tidak aneh dia sangatlah baik” bela Sooyeon, tentu saja ia berkata seperti itu karena pernah bertemu dengan putri bungsu sahabatnya secara langsung.
 
Taehyung tersenyum melihat ibunya yang sangat serius membela putri bungsu Kang Minhyuk seolah sudah mengenalnya dengan baik.
 
“Eomma mengatakan hal itu seolah sudah mengenalnya dengan baik” ucap Taehyung dengan wajah yang memandakan bahwa ia merasa aneh dengan sikap Sooyeon.
 
“Eomma memang tidak begitu mengenalnya, tapi eomma sudah pernah bertemu dengannya dan dia itu memang gadis yang baik”
 
“Terserah eomma saja. Aku harus pergi sebelum terlambat”
 
Sooyeon menghela nafas “Baiklah hati-hati”
 
Kurang dari setengah jam, Taehyung akhirnya sampai di Rumah Sakit Myungsei. Setelah menyelesaikan proses administrasi, ia harus menunggu beberapa saat sampai namanya dipanggil untuk melakukan check up.
 
Saat proses menunggu itulah ia melihat sosok yeoja yang ia kenal berjalan di lorong rumah sakit dengan memakai jas dokter. Taehyung tertegun, sosok gadis itu adalah Kang Seulgi, juniornya sewaktu Senior High School yang pernah membuatnya dipermalukan didepan satu sekolah.
 
Tanpa pikir panjang Taehyung segera bergegas mengikuti Seulgi namun langkahnya harus terhenti ketika Seulgi memasuki ruang dokter yang tidak memungkinkannya untuk memasuki ruang tersebut.
 
“Permisi, ada yang bisa dibantu?”
 
Seorang perawat mendekati Taehyung yang terlihat mencurigakan karena berdiri didepan ruang dokter dengan mata yang tak lepas dari ruangan tersebut.
 
“Di rumah sakit ini, adakah dokter yang bernama Kang Seulgi?” tanya Taehyung sedikit penasaran, semoga saja ia tidak salah lihat.
 
Perawat Jo menatap Taehyung aneh, mengapa begitu penasaran pada Kang Seulgi. Apa pria ini mengenalnya?
 
“Maksud anda Dokter Kang Seulgi dari Departemen Bedah Umum?” tanya perawat Jo untuk memastikannya sekali lagi.
 
“Jadi memang benar ada?” Taehyung sangat syok karena gadis yang dilihatnya memang Kang Seulgi, dan yang lebih membuatnya syok ternyata dia telah menjadi seorang dokter.
 
“Tentu saja, Dokter Kang Seulgi adalah dokter bedah terbaik di rumah sakit ini. Presentasi keberhasilannya adalah 100 persen”
 
“Dokter terbaik? Orang itu dokter terbaik?” Taehyung berucap dengan nada tak percaya, lebih tepatnya tak terima dengan apa yang ia dengar. Bagaimana mungkin gadis jelek yang pernah mempermalukannya kini bisa menjadi seorang dokter?
 
“Ne, dan bukankah anda ini adalah Kim Taehyung? Dokter Kang Seulgi jugalah yang mengoperasi anda. Apa anda tidak tahu?” ucap Perawat Jo yang mengenali Taehyung. Dan waktu itu Seulgi juga pernah mengatakan kalau Taehyung adalah seniornya saat SMA.
 
“Kang Seulgi yang mengoperasiku?” Taehyung tambah tak percaya dengan kenyataan ini.
 
Jika Seulgi adalah dokter yang mengoperasinya berarti dia adalah putri bungsu dari Kang Minyuk dan Hwang Miyoung, dia akan menjadi adik ipar Taehhyung. Benar kata Sooyeon dunia memang sempit, Seulgi yang sangat ia benci akan menjadi adik iparnya, bukankah semua ini sangat lucu?.
 
Taehyung menyeringai dengan kenyataan ini. Ia belum sempat balas dendam akan hal memalukan yang disebabkan oleh Seulgi, mungkin memang memang ini adalah saatnya untuk balas dendam.
 
***
 
Seulgi benar-benar lelah dengan rutinitasnya hari ini. Melakukan 3 jadwal operasi, belum lagi rapat bulanan dengan Direktur Nam selaku pemimpin rumah sakit. Seulgi merasa tubuhnya tak punya tenaga lagi hingga ia tak mau beranjak dari ranjang.
 
Apartemennya yang cukup luas belum sempat ia bersihkan, mungkin ia akan meminta bantuan jasa cleaning servis agar tak perlu membersihkannya sendiri.
 
Phonselnya terus berbunyi tanda terdapat notifikasi pesan dari ibunya. Seulgi hanya menghela nafas malas, lalu membuka pesan dari ibunya tersebut.
 
‘Kang Seulgi, Cepat telpon eomma setelah membaca pesan ini’
 
Alasan mengapa ibunya tidak menelponnya langsung melainkan mengiriminya pesan tak lain karena tak ingin menganggu pekerjaan Seulgi. Hwang Miyoung tentu tidak selalu tahu kapan jadwal kerja dari putri bungsunya ini.
 
Tanpa menunggu lama Seulgi segera menelpon Miyoung dan langsung panggilannya langsung terhubung dengan ibunya.
 
“Yeobeseo eomma ada apa?”
 
“Kau sudah selesai kerja?”
 
“Ne, aku saat ini di apartemen,” jawab Seulgi dengan datar, tumben sekali ibunya ini menanyakan hal sepele seperti ini. Biasanya Hwang Miyoung sosialita dari Gangnam tidak akan menanyakan hal semacam ini bahkan pada putrinya sendiri
 
“Baguslah, minggu depan apa kau bisa izin tidak masuk kerja?”
 
“Memangnya kenapa? Ada keperluan apa?”
 
“Minggu depan keluarga calon suami kakakmu akan datang ke rumah. Kami akan membahas kapan waktu yang tepat untuk pernikahan, kau harus datang di pertemuan itu”
 
Seulgi terdiam, memang beberapa kali orangtuanya menyinggung soal pernikahan Jiyeon dan Seulgi tak menyangka bahwa pernikahan kakaknya akan terlaksana dalam waktu dekat ini.
 
“Ne, Eomma aku akan datang”
 
“Baiklah, apa kau sudah makan?”
 
“Tadi aku sudah makan di kantin rumah sakit” jawab Seulgi dengan perasaan aneh kembali. Benar-benar tak biasa bahkan ibunya menanyakan apa ia sudah makan.
 
“Seulgi-ya, perlu kau tahu ternyata calon suami kakakmu adalah salah satu pasien yang kau operasi” ucap Miyoung setelah terjadi suasana canggung diantara mereka. Memang hubungannya dengan Seulgi tak sedekat hubungan ibu dan anak dari keluarga lain.
 
“Benarkah? Siapa namanya, banyak sekali pasien yang ku operasi” tanya Seulgi kembali. Dalam sehari ia bisa mengoperasi hingga 3 kali, mana mungkin ia tahu yang mana calon suami kakaknya.
 
“Namanya...”
 
“Yeobeoseo, eomma. Aish kenapa dimatikan?” Seulgi berteriak kesal ketika panggilan telepon mereka putus.
 
Tapi akhirnya ia langsung melupakan phonselnya kemudian memejamkan matanya untuk tidur. Hari melelahkan ini harus berakhir dengan istirahat yang cukup.
 
***
 
Seminggu kemudian, Rumah Kediaman Keluarga Kang terlihat ramai akan kesibukan. Beberapa pelayan terlihat sibuk menyiapkan segala keperluan untuk acara pertemuan dua keluarga besar kolongmerat yang sangat disegani di Seoul.
 
Seulgi datang ke rumah sedikit terlambat, saat sore hari. Sudah lama sekali ia tidak mengunjungi rumah keluarganya ini, mungkin sekitar tiga bulan. Selain karena ia memang disibukkan dengan pekerjaan, ia juga sangat malas untuk datang, karena hubungannya dengan sang ayah tidak terlalu baik.
 
Semua bermula saat Seulgi lulus SMA, Kang Minhyuk ingin Seulgi mengambil jurusan managemen agar kelak bisa bekerja di perusahaan keluarga. Namun Seulgi memilih jalan lain, ia mengambil jurusan kedokteran, jurusan yang sangat sulit untuk dimasuki. Namun bukannya bangga karena putrinya diterima di fakultas kedokteran, Minhyuk justru marah besar. Ia ingin Seulgi bekerja di perusahaan bukannya menjadi dokter yang meskipun profesi terhormat namun harus membuat hidup Seulgi menjadi sulit.
 
“Abeoji, aku datang” sapa Seulgi pada Kang Minhyuk, ia melihat Minhyuk sedang duduk di ruang Keluarga dan terlihat berbincang dengan asistennya
 
“Kau sudah datang?” ucap Minhyuk dingin, menatap putri bungsunya dengan pandangan datar yang tak pernah ia tunjukkan pada putri sulungnya.
 
“Ne, Abeoji, eomma mengundangku, hari ini hari yang penting untuk Jiyeon Eonni, jadi aku mengambil cuti dari pekerjaanku”
 
“Baguslah, setidaknya kau tahu tempatmu” sindir Minyuk yang membuat mood Seulgi langsung jatuh. Namun sekuat tenaga ia berusaha menahan emosinya.
 
“Apa Abeoji tidak senang aku datang?” tanya Seulgi dengan raut yang tak enak dipandang.
 
Minyuk menyeringai sinis mendengar pertanyaan putrinya. Benar-benar tidak berubah dari dulu, sangat perasa dan mudah tersinggung
 
“Kau selalu menyimpulkan semuanya sendiri, tentu saja aku senang karena untuk saat ini kau tidak mempermalukan nama keluarga”
 
“Apa tidak ada hal lain selain menyindirku? Abeoji kumohon hentikan” pinta Seulgi dengan geram, ia sudah muak dengan segala sindirian yang selalu ia terima jika berkunjung di rumah ini. Karena itulah ia selalu enggan untuk datang.
 
“Kenapa? Kau merasa tak senang? Hanya kau anggota Keluarga Kang yang tidak menjalankan tugas dengan baik. Sebagai putri bungsu hanya kau yang menganggap hidup sebagai permainan. Kakakmu sudah menjalankan tugasnya dengan baik, dia tidak menolak saat kujodohkan dengan putra sahabatku. Aku yakin jika kau diposisinya kau akan menolak mentah-mentah bukan?” ucap Minhyuk tak mau kalah.
 
Sebetulnya sifat Seulgi dan Minyuk itu sama persis, mereka keras kepala dan selalu bertahan dengan ego masing-masing, jika dipertemukan akan selalu terjadi aksi saling sindir diantara keduanya.
 
“Ne, benar sekali karena di Keluarga ini hanya aku yang bukan robot. Aku tak sama seperti Eonni yang selalu menuruti perintahmu, bahkan pernikahan bisnis ini sebetulnya aku muak sekali mendengarnya. Abeoji kau tidak pernah mau mendengarkan pendapat orang lain, kau selalu teguh pada keputusanmu yang tidak selalu benar” balas Seulgi dengan tak kalah sinis.
 
Minyuk menatap putrinya tajam. Di keluarga mereka dari dulu hanya Seulgi yang selalu menjadi lawan debatnya, karena Miyoung maupun Jiyeon tak pernah berani menentangnya.
 
“Lihat anak ini, siapa yang mengajarimu bicara omong kosong? Pria yang kupilihkan untuk kakakmu bukan sembarangan, dia sangat berkualitas dan aku yakin Jiyeon sangat menyukainya.”
 
“Terserah, aku permisi dulu. Aku harus bertemu dengan eonni”
 
Seulgi meninggalkan ruang keluarga dan berjalan menuju kamar kakaknya dengan kesal. Ia selalu kesal jika berdebat dengan Minyuk karena ayahnya itu sangat kolot dan keras kepala.
 
“Eonni kau di dalam?” ucap Seulgi dari luar kamar kakaknya. Pintu itu sudah diketuk beberapa kali, dan setengah menit kemudian Jiyeon membuka pintu kamarnya.
 
Jiyeon memandang adiknya bahagia, ia langsung menarik tangan Seulgi dan membawanya masuk kedalam kamar.
 
“Seulgi, akhirnya kau datang”
 
“Ne eonni, kau sedang bersiap-siap?”
 
“Ne, aku sedang merias diri. Tolong bantu aku mempersiapkan diri”
 
Seulgi mengangguk lalu membantu merias kakaknya. Walau ia sendiri tidak suka memakai riasan, namun ia sangat mahir merias orang. Jiyeon sendiri mengakui bakat Seulgi yang satu ini.
 
“Eonni, apa kau bahagia? Maksudku kau menyetujui pernikahan ini bukan karena paksaan abeoji bukan?” tanya Seulgi dengan hati-hati, ia takut menyinggung perasaan kakaknya
 
“Kenapa bertanya begitu? Kau tahu sendiri aku tidak pernah bisa berkata tidak pada abeoji” jawab Jiyeon dengan sendu. Melihat ekspresi Jiyeon, Seulgi yakin sekali jika kakaknya ini tidak bahagia dengan perjodohan ini.
 
“Kau terlalu penurut, tapi kabar baiknya kau selalu menjadi kesayangan abeoji”
 
“Kau tahu Seulgi-ya, aku selalu iri padamu yang bisa berkata tidak untuk sesuatu yang tak kau sukai. Sejak dulu kau hidup dengan caramu sendiri, aku sangat iri padamu” ucap Jiyeon memaksakan senyumannya.
 
Seulgi hanya menatap kakaknya dengan prihatin,
 
“Karena hidupku adalah milikku, aku tak mau orang lain bahkan Abeoji mencampuri kehidupan pribadiku”
 
“Tapi aku tak sama denganmu Seulgi-ya, jika kita berdua selalu menentangnya. Lalu siapa yang akan mendukungnya?”
 
Seulgi tertegun, pemikiran kakaknya sangatlah dewasa membuatnya sangat malu dengan dirinya sendiri yang hidup dengan semaunya sendiri.
 
“Aku hargai jika kau memang menuruti kata-kata abeoji, tapi soal pernikahan, bukankah menikah haruslah dengan cinta?”
 
“Cinta? Andai aku bisa Seulgi-ya,” ucap Jiyeon lirih, Seulgi tertegun kembali. Jadi kakaknya sudah memiliki orang yang dicintai?.
 
“Eonni...”
 
“Sudahlah, ayo kita keluar. Keluarga calon suamiku akan segera datang”
 
Seulgi menghela nafas lalu mengikuti kata-kata kakaknya. Semoga saja calon suami kakaknya memang sangat tampan dan berkualitas sehingga bisa membuat hidup kakaknya sejahtera walaupun tanpa cinta di pernikahannya nanti.
 
Malam harinya rombongan keluarga calon suami Jiyeon sudah datang. Mobil mewah yang membawa mereka seolah menjadi tanda bahwa keluarga mereka bukanlah keluarga sembarangan.
 
“Sooyeon-ah, kau selalu cantik seperti biasa” Miyoung memeluk sahabatnya, lalu menyapa Joongwoon_suami Sooyeon yang berdiri disampingnya.
 
“Ku bisa saja, kau sendiri lebih cantik dariku”
 
Miyoung tertawa lalu pandangannya beralih pada Taehyung yang terlihat sedang mengamati sekitar.
“Taehyung-ah, kau sangat tampan. Jiyeon pasti akan terpesona jika melihatmu”
 
“Ne eomonim, saya merasa biasa saja” jawab taehyung dengan tidak fokus. Matanya terlihat mencari seseorang diantara puluhan orang yang berada di rumah keluarga kang.
 
“Putramu merendah sekali”
 
“Miyoung-ah, apa semua keluargamu hadir disini?” tanya Sooyeon saat mereka berjalan memasuki rumah
 
“Tentu saja, bahkan putri bungsuku yang seorang dokter dan sangat sibuk itu juga hadir.” jawab Miyoung dengan bangga. Memang di keluarga ini hanya Miyoung yang mendukung keputusan putrinya menjadi dokter dan bangga dengan pekerjaan Seulgi.
 
Diam-diam Taehyung mendengarkan obrolan mereka, lalu ia menyeringai samar.
 
“Benarkah? Seulgi ada disini?”
 
“Ne, dia ada didalam bersama kakaknya”
 
Saat sampai didalam rumah, Jiyeon langsung keluar dari kamarnya dan menyambut keluarga calon suaminya. Taehyung tersenyum melihat kecantikan Jiyeon yang memang berbeda dengan gadis lain. Namun senyumnya perlahan menghilang saat melihat seorang gadis yang berjalan ke arah mereka dengan terburu-buru.
 
Taehyung terpana melihatnya, gadis itu adalah Seulgi. Melihantya secara langsung bukan sekilas-sekilas seperti di rumah sakit waktu itu ternyata membuatnya bisa melihat kecantikan Seulgi lebih jelas. Dilihat dari sisi manapun kecantikan Seulgi berbeda dengan Jiyeon, dia lebih manis dan menawan.
 
Taehyung mengepalkan tangannya tak sudi memuji Seulgi musuh besarnya.
 
“Seulgi-ya beri salam pada Keluarga Kim”

Seulgi mengangguk lalu tersneyum pada Sooyeon dan Joongwoon memberi salam. Lalu pandangannya beralih pada pemuda dibelakang mereka, tiba-tiba tenggorokannya tercekat. Matanya membulat syok, Taehyung menatap Seulgi dengan seringai sinis dan Seulgi merasa ingin tenggelam saat ini juga.
 
***

Tomorrow Better than YesterdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang