Part 3: Open My Mind

353 78 14
                                    

Suasana di ruang keluarga sangat ramai, dua wanita paruh baya mengobrol santai, sesekali membicarakan masa muda mereka. Namun hal ini sama sekali tidak dirasakan oleh Seulgi, ia hanya duduk diam merasakan aura negatif yang sedaritadi memandangnya tajam.
 
Memang setelah membicarakan rencana pernikahan Taehyung dan Jiyeon, dua keluarga besar memilih untuk mengobrol santai. Dua tokoh utama dalam acara ini juga sesekali mengobrol untuk mengenal satu sama lain dengan lebih baik lagi. Seulgi merasa bersyukur karena memang kakaknya mendapat calon suami yang berkualitas seperti Taehyung, namun tentu Seulgi yakin sekali Taehyung masih menyimpan dendam padanya. Terlihat dari raut wajah Taehyung yang selalu menatapnya dengan aura permusuhan.
 
Bisa dibilang Seulgi adalah pemeran figuran disini, ia tak tahu harus membicarakan hal apa, tidak ada yang mengajaknya bicara, seperti terasing di keramaian.
 
“Kalian anak muda, jika bosan dengan pembicaraan orang tua, lebih baik kalian mengobrol di taman belakang. Suasananya sangat bagus untuk dua anak muda yang akan terikat tali pernikahan” Miyoung memberi usulan yang langsung dibenarkan oleh ayah dan ibu Taehyung
 
“Ne Eomma, Taehyung-ssi kau tidak keberatan bukan?” Jiyeon menatap Taehyung sedikit canggung.
 
“Tentu saja, kita memang harusnya bicara berdua agar suasana canggung diantara kita menghilang” jawab Taehyung dengan senyum kecil yang menawan, membuat Jiyeon tersipu malu.
 
Seulgi hanya menganga melihat sikap Taehyung yang sok manis pada kakaknya. Padahal dulu saat SMA, Taehyung begitu dingin dan sinis pada setiap wanita yang menyatakan cinta padanya termasuk pada Seulgi sendiri.
 
Tepat setelah kepergian Taehyung dan Jiyeon, pandangan para orangtua tertuju pada Seulgi. Terutama Sooyeon yang begitu mengagumi dan penasaran akan sosok Seulgi.
 
“Kata ibumu kau lulusan SMA Seonil, Taehyung juga lulusan sana, apa kau cukup mengenalnya saat sekolah?”
 
Seulgi terdiam, ia tak tahu harus menjawab apa. Mana mungkin ia mengatakan kalau ia pernah menyatakan cinta pada Taehyung di depan banyak orang dan ditolak mentah-mentah. Mau ditaruh mana mukanya ini.
 
“Ne, saya hanya mengenal Taehyung Sunbae dari jauh. Maksud saya ia merupakan siswa popular, mana mungkin tidak ada yang tahu dirinya”
 
“Aniya, dia tidak se popular itu, saat kelas 12 popularitasnya menurun karena orang-orang mengira Taehyung Gay, memang sih putraku itu tidak pernah dekat dengan yeoja manapun, itu karena dia memang bukan tipe orang yang mudah memberikan hatinya pada sembarang orang”
 
Seulgi menunduk semakin dalam, penyebar rumor palsu itu adalah dirinya. Seulgi menyesali keputusannya dulu, gara-gara taruhan konyol itu ia sampai membuat nama orang menjadi tercemar. Benar-benar menyedihkan.
 
“Saya juga mendengar rumor itu, bagaimana mungkin ada orang yang menyebarkan rumor konyol itu. Padahal jelas-jelas Taehyung Sunbae itu pria normal”
 
Sooyeon mencoba menahan senyumnya, tentu ia tahu siapa yang sudah menyebarkan rumor palsu itu. Setelah mengetahui kalau Seulgi pernah satu sekolah dengan Taehyung, ia mewawancarai beberapa alumni yang merupakan teman Seulgi untuk mengetahui sosok Seulgi saat sekolah dulu dan akhirnya ia mengetahui fakta kalau Seulgi adalah penyebar rumor palsu itu.
 
Sooyeon tidak marah, namun justru merasa geli. Siapapun yang melihat Taehyung tentu akan berpikir bahwa Taehyung gay karena wajah tampannya tidak pernah ia gunakan untuk mengencani wanita cantik. Sooyeon juga tahu kalau Seulgi adalah salah satu wanita yang berharap bisa kencan dengan Taehyung dulu saat SMA.
 
Di ruangan ini kini hanya ada tiga wanita, ayah Seulgi dan ayah Taehyung berada di beranda untuk membahas bisnis. Seulgi semakin tidak nyaman dengan suasana ini karena Sooyeon terus saja menanyakan tentang masa sekolahnya dulu. Beruntunglah panggilan dari rumah sakit menyelamatkannya dari situasi ini.
 
“Mianhamnida eomonim, saya harus mengangkat telepon”
 
“Baiklah, angkat telponnya”
 
Seulgi menunduk lalu menjauh dari kedua wanita paruh baya itu, ia menerima panggilan di teras belakang rumah yang sepi agar bisa fokus berbicara dengan seseorang yang menelponnya.
 
“Ne, bagaimana? Pasien Kang SunJoon sudah sadar?”
 
“Baguslah, jangan lupa untuk tetap memberikan infus secara berkala, dia belum boleh makan apapun sampai keadaannya membaik”
 
“Baiklah, terimakasih infonya Perawat Jo”
 
Seulgi menutup panggilannya, lalu berbalik untuk kembali ke ruang keluarga. Namun langkahnya terhenti ketika melihat Taehyung menghalangi jalannya.
 
“Taehyung Sunbae...” suara Seulgi bergetar tanpa ia sadari, sesungguhnya ia masih belum siap untuk bicara dengan Taehyung.
 
“Wae? Kenapa wajahmu terlihat seperti habis melihat hantu”
 
Seulgi merutuki dirinya sendiri yang menampilkan wajah ketakutan, memang sih dimatanya Taehyung lebih menyeramkan daripada hantu.
 
“Ani, aku hanya sedang kurang enak badan, wajahku jadi seperti ini. Kalau begitu aku kembali dulu ke ruang keluarga” ucap Seulgi berusaha menyangkal tuduhan Taehyung, kalau Taehyung tahu dirinya ketakutan setengah mati, dia pasti akan menertawakan Seulgi habis-habisan.
 
Seulgi berbalik hendak pergi dari hadapan Taehyung, namun tangan pria itu menahannya agar tidak pergi
 
“Tunggu Kang Seulgi, aku belum mengucapkan terimakasih padamu”
 
“Terimakasih untuk apa?” tanya Seulgi heran, namun intonasi suara Taehyung tidak seperti orang yang sedang mengucapkan terimakasih.
 
Taehyung melepaskan tangan Seulgi, ia tersenyum miring dan menyedekapkan kedua tangannya.
 
“Kudengar kau adalah dokter yang mengoperasiku, aku sangat merasa terhormat bisa dioperasi oleh dokter bedah terbaik” ucap Taehyung dengan penuh penekanan,
 
Seulgi melirik Taehyung heran karena ia sama sekali tidak merasa tersanjung dengan ucapan Taehyung barusan, justru ia merasa Taehyung sedang menyindirnya.
 
“Bukan masalah besar, itu sudah tugasku sebagai dokter”
 
“Benarkah? Bukankah dunia ini lucu? Kau yang merupakan juniorku di sekolah akan menjadi adik iparku. Bahkan yeoja jelek yang selalu mendapat ranking terbawah kini menjadi dokter bedah. Aku penasaran hal baik apa yang membuatmu bisa masuk sekolah kedokteran”
 
Seulgi menatap Taehyung tak percaya, bisa-bisanya pria itu mengungkit keburukannya di masa lalu. Memang sih dulu ia sangat tidak suka belajar, namun menghina seseorang didepannya langsung itu benar-benar menyakitkan.
 
“Sunbae, apa yang terjadi dalam hidupku bukan urusanmu. Lagipula semua orang bisa saja berubah, aku juga begitu” ucap Seulgi mulai kesal.
 
Taehyung menyunggingkan senyum miringnya kembali, ia menatap Seulgi intens seperti menilai sosok yeoja didepannya ini. Yeoja ini benar-benar berbeda dengan yeoja yang dulu pernah mempermalukannya.
 
“Kau benar, tapi aku tetap tak menyangka kau berubah sebanyak ini, benar-benar menarik”
 
“Apa maksudmu sunbae?” tanya Seulgi heran, ia sedikit curiga melihat raut wajah Taehyung. Biar bagaimanapun ia tak boleh mudah percaya dengan orang yang menyimpan dendam padanya.
 
“Aniya, bukan apa-apa” jawab Taehyung masih dengan ekspresi mencurigakan.
 
Seulgi tak tahan lagi, ia tak tahan harus berpura-pura tidak mempunyai masalah dengan Taehyung. Ia harus menyelesaikan masalah mereka sekarang juga, karena biar bagaimanapun mereka akan segera menjadi keluarga.
 
“Tunggu Sunbae, apa kau masih menyimpan dendam padaku?” ucap Seulgi hati-hati, membuka luka lama bukanlah hal yang mudah, apalagi membuka aib di masa lalu.
 
“Kenapa bertanya hal itu?” Taehyung balik bertanya, lagi-lagi wajahnya masih mencurigakan bagi Seulgi.
 
“Dilihat dari gelagat dan gerak-gerikmu sepertinya kau memang masih menyimpan dendam padaku, Sunbae kita akan segera menjadi keluarga, kuharap kau bisa melupakan masa lalu dan memaafkanku. Aku sungguh menyesali apa yang kulakukan dulu,”
 
Taehyung menyipitkan matanya, ia memandang Seulgi sinis seolah ia benar-benar membenci sosok didepannya ini.
 
“Menyesal? Kau yakin itu keluar dari hatimu?”
 
“Ya, aku sungguh sangat menyesal, kalau bukan karena taruhan bodoh itu aku tak akan melakukannya” Seulgi menunduk mengakui kesalahannya. Ia dimasa lalu sangatlah bodoh karena menghancurkan hidup orang lain hanya karena taruhan.
 
Mendengar pengakuan Seulgi barusan membuat Taehyung terkejut, taruhan? Jadi yeoja didepannya ini menjadikan dirinya taruhan? Taehyung benar-benar tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.
 
“Taruhan? Jadi kau mempermalukanku didepan umum karena taruhan”
 
“Ne, jadi aku dan Jongin melakukan taruhan, dan sialnya aku menjadi pihak yang kalah. Dia menyuruhku untuk menyatakan cinta padamu didepan umum, jika kau menolak cintaku maka aku harus menyebutmu gay didepan semua orang”
 
Geram, Taehyung menatap Seulgi dengan geram. Kenyataan kalau Seulgi menyatakan cinta padanya hanya karena taruhan membuatnya kesal setengah mati. Jadi yeoja ini tidak benar-benar menyukainya, entah mengapa fakta ini membuatnya sedikit terganggu.
 
“Bagaimana jika aku menerima pernyataan cintamu?” tanya Taehyung tajam.
 
“Aku akan memutuskanmu dalam satu hari” jawab Seulgi cepat, namun ia menyadari kesalahannya dan menatap Taehyung dengan raut wajah bersalah.
 
Taehyung tersenyum tak percaya, bisa-bisanya orang didepannya ini melakukan rencana konyol seperti ini. Benar-benar wanita bodoh dan tidak berguna.
 
“Mwo? Setelah mendengar alasanmu, aku justru semakin marah dan membencimu” ucap Taehyung sinis dan menusuk.
 
Seulgi merutuki mulutnya yang berbicara terlalu jujur, bagaimana mungkin ia membongkar rahasianya begitu saja.
 
“Sunbae, jangan begitu, aku dilanda rasa bersalah selama ini. Aku benar-benar minta maaf”
 
“Aniya, aku bukan orang yang gampang memaafkan orang yang sudah mempermalukanku.”
 
“Oke terserah, yang terpenting aku sudah meminta maaf. Terserah kau mau membalas dendam atau mengadukan kelakuanku pada orangtuaku, aku tak peduli lagi”
 
Seulgi sudah pasrah, ia tak peduli lagi dengan orang didepannya ini. Ia tak peduli akan konsekuensi apa yang ia dapatkan atas kesalahannya dimasa lalu. Yang terpenting ia sudah mau mengakui kesalahannya dan berani meminta maaf.
 
“Mengapa sekarang jadi kau yang marah?” Taehyung menatap Seulgi tak terima, seharusnya disini ia yang berhak marah pada Seulgi bukan sebaliknya.
 
“Karena kau sangat menjengkelkan”
 
“Itu yang kurasakan ketika bertemu denganmu Kang Seulgi” ucap Taehyung menatap Seulgi sengit.
 
Seulgi menghela nafas, lelah sekali terus berdepat dengan Taehyung, karena sifat mereka itu mirip, sama-sama merasa pendapatnya paling benar.
 
“Kurasa kita memang tidak bisa berdamai lagi, aku sudah tak peduli kau mau memaafkanku atau tidak, tapi bisakah aku meminta sesuatu padamu, bisakah kau berjanji untuk menjaga kakakku dengan baik? Bisakah kau berjanji untuk membuatnya bahagia?”
 
Taehyung memincingkan matanya, ini adalah obrolan paling tidak sesuai dengan sosok Kang Seulgi.
 
“Sepertinya kau sangat peduli pada kakakmu, untuk ukuran gadis pembangkang yang meninggalkan rumah demi mengejar mimpinya sebagai dokter” sindir Taehyung setengah menusuk, Seulgi tak memperdulikan sindirian Taehyung, ia lebih memilih melanjutkan ceritanya.
“Jiyeon eonni... dia sudah melalui banyak penderitaan, ia tidak bisa mengungkapkan apa yang ada dalam hatinya. Walaupun kalian menikah karena perjodohan, tapi kumohon perlakukan dia dengan baik, dia adalah gadis yang sangat baik”
 
“Aku mengerti, aku juga cukup menyukai Kang Jiyeon, dia wanita lemah lembut dan juga cerdas. Cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu, rasanya tidak sulit untuk mencintai gadis seperti Kang jiyeon” ucap Taehyung santai dan percaya diri, memang siapa pria yang tidak menyukai yeoja seperti Kang Jiyeon. Walaupun ia sendiri belum yakin akan perasaannya pada Jiyeon,
 
“Kau benar, tidak sulit untuk mencintai yeoja seperti kakakku, dia adalah gadis yang membuat setiap pria jatuh cinta padanya. Kau benar-benar beruntung akan mendapatkan kakakku”
 
“Lalu bagaimana denganmu? Kau menilai kakakmu dengan begitu tinggi” tanya Taehyung dengan mata memincing, ia penasaran akan pendapat Seulgi akan dirinya sendiri.
 
“Aku akan hidup seperti orang pada umumnya, jatuh cinta, berkencan, lalu menikah. Aku tidak akan mau terlibat dengan perjodohan, rasanya seperti hidupku bukan lagi menjadi milikku, itu sangat memuakkan”
 
Taehyung terdiam, ia merasa tersindir dengan ucapan Seulgi barusan. Gadis ini walaupun bodoh dan menyebalkan, namun punya prinsip yang kuat.
 
“Pikiranmu benar-benar tidak terduga” gumam Taehyung lirih.
 
Seulgi tersenyum kecil mendengar gumaman Taehyung, “kau hanya perlu mengenalku lebih dalam, kakak ipar..”
 
***

Tomorrow Better than YesterdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang