Suasana cafe siang itu tidak terlalu ramai, Seulgi yang sedang libur memilih menghabiskan waktunya bersama sahabat baiknya yaitu Kim Jongin. Mereka jarang sekali bisa menghabiskan waktu bersama, karena kesibukan Seulgi sebagai dokter dan juga pekerjaan Jongin sebagai Manager Hotel membuat kebersamaan itu sering menjadi wacana saja. Beruntunglah hari ini ada kesempatan untuk bertemu satu sama lain.
“Jadi bagaimana?” Jongin mengawali perbicangan sembari menunggu pesanan mereka datang.
“Bagaimana apanya?”
“Soal acara liburan kita, kau jadi ikut kan?”
Seulgi baru ingat soal rencana liburan ke Jepang bersama teman-temannya, namun saat mengingat padatnya jadwal operasi membuat mood Seulgi turun drastis.
“Aku pikir-pikir lagi Jongin-ah, kau tahu sendiri kan, dokter di departemen bedah umum itu sangat kurang. Untuk mengambil cuti bukan hal yang mudah”
“Padahal Seungwan dan Yoongi hyung sudah bersedia ikut” ucap Jongin kecewa. Mengajak liburan Seungwan dan Yoongi yang merupakan pasangan pilot dan pramugari adalah hal paling sulit bagi Jongin, dan saat kesempatan itu ada malah Seulgi yang tidak bisa ikut.
“Mian Jongin-ah. Aku tidak bisa janji” Seulgi menatap Jongin dengan wajah menyesal, ia tak mau janji jika tak bisa menepatinya.
“Ya sudah tidak masalah jika kau tidak bisa ikut, kita bisa mengatur liburannya untuk lain waktu”
Seulgi meringis merasa bersalah, semenjak lulus kuliah mereka berempat menjadi kesulitan mencari waktu kosong untuk berkumpul bersama. Ia sangat merindukan masa-masa SMA dimana mereka berempat selalu punya waktu untuk bersenang-senang, kini hal itu menjadi kemewahan yang sulit didapatkan.
“Aku merasa tidak enak, kalian bisa liburan bertiga tanpa aku,”
“Bagaimana mungkin kami meninggalkanmu, kita ini satu geng, jika satu tidak ikut yang lain juga tidak” Jongin menyela cepat, bagaimana mungkin mereka bisa liburan dengan meninggalkan satu teman, sama sekali tidak terlihat keren.
Seulgi tersenyum menyadari betapa eratnya persahabatan mereka, ia bersyukur memiliki teman-teman yang begitu baik dan pengertian, membuat hidupnya sangat berarti.
“Sportif sekali, aku jadi terharu” gumam Seulgi masih menampilkan senyum manisnya.
Tak lama pesanan mereka sudah datang, selagi asyik menyantap hidangan, Jongin ingat jika sahabatnya ini baru saja menghadiri acara lamaran kakaknya.
“Oh iya, kudengar kau baru saja menghadiri acara lamaran Jiyeon Noona. Bagaimana calon suaminya, apa dia tampan?”
Seulgi menghentikan niatnya untuk makan, pertanyaan Jongin membuatnya teringat akan sosok Kim Taehyung yang menjengkelkan. Moodnya seketika rusak.
“Hei, kau tak akan percaya jika aku mengatakan hal ini. Kau tahu, ternyata namja yang akan menikah dengan Jiyeon Eonni adalah Taehyung sunbae” ucap Seulgi dengan nada malas.
Jongin yang sedang meminum es kopi tiba-tiba tersedak, ia tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Tidak mungkin Kim Taehyung yang itu kan?
“Taehyung sunbae? Maksudmu Kim Taehyung senior kita waktu SMA?” tanya Jongin penasaran, matanya melotot menantikan jawaban dari Seulgi.
Seulgi mengangguk malas, membahas namja itu sungguh adalah hal terakhir yang ia inginkan.
“Ne kau benar, dan gilanya lagi dia masih menyimpan dendam padaku. Aku selalu bergidik ngeri jika berhadapan dengannya, auranya sungguh mengerikan”
Jongin tertawa sumbang, sejujurnya ia juga merasa sangat bersalah pada Taehyung, karena taruhan bodoh itu adalah idenya. Dan ia tak menyangka bahwa taruhan itu benar-benar telah menghancurkan masa terakhir Taehyung di SMA.
“Wah, dunia benar-benar sempit. Bagaimana mungkin Taehyung Sunbae akan menjadi kakak iparmu, hidupmu pasti tidak akan mudah setelah ini”
Seulgi memukul lengan Jongin, bagaimana mungkin temannya ini malah menakut-nakutinya sedangkan semua hal sial itu terjadi karena kesalahan Jongin.
“Hentikan! Membayangkannya saja sudah membuatku menggigil ketakutan, dia itu seperti vampir, lidahnya beracun, sekali dia mengeluarkan kata-kata, maka yang terdengar adalah kata-kata yang menyakitkan” rutuk Seulgi dengan dramatisnya, jika teringat kejadian saat di rumah waktu itu, Seulgi selalu mengumpat tanpa ia sadari.
Jongin menganga tanpa sadar, “Dia separah itu? Tak kusangka dia masih tidak berubah”
Alasan mengapa Jongin mengusulkan taruhan itu adalah karena ingin membuat Taehyung lebih manusiawi. Pria itu sangat apatis dan tak punya rasa simpati pada semua orang, makanya taruhan itu dimaksudkan untuk memberi pelajaran pada Taehyung agar pria itu juga merasakan rasa malu dan lebih peka pada teman-temannya. Namun tak disangka efek taruhan itu lebih dahsyat dari dugaannya, gosip yang harusnya menjadi angin lalu malah dianggap serius oleh siswa-siswi SMA Seonil, wajar sih karena Taehyung memang tak pernah mau berkencan dengan wanita cantik.
“Pantas saja julukannya saat SMA adalah Si Brengsek dari Cheongdam-dong” celetuk Seulgi dengan wajah sebalnya, karena memang rumah Taehyung berada di kawasan Cheongdamdong dan pria itu adalah pria brengsek.
“Jadi maksudmu aku brengsek?”
Suara lirih namun penuh penekanan itu berhasil membuat bulu kuduk Seulgi meremang, ia menoleh ke sumber suara dan matanya melotot terkejut mendapati Taehyung dan juga Jiyeon berdiri di belakang mejanya.
“Taehyung sunbae! Bagaimana kau bisa ada disini? Ah eonni juga ada disini”
“Kami sedang berkencan, jadi apa anehnya?” balas Taehyung dengan pandangan mata tajam dan menusuk, ia melirik sosok pria yang bersama Seulgi dan sepertinya ia mengenal pria itu.
“Benarkah? Sejak kapan kalian datang?” tanya Seulgi berbasa-basi sembari tertawa sumbang.
“Sejak kau mengatakan kalau aku ini vampir yang punya lidah beracun”
Seulgi menunduk merutuki mulutnya yang lagi-lagi asal bicara, ia melirik Jongin yang berekspresi seolah mengatakan kalau Seulgi akan tamat setelah ini.
“Kami hanya bergurau Sunbae, kau tahu sendiri kan anak muda sering begitu” Jongin angkat suara, ia berusaha menyelamatkan Seulgi dari situasi mencekam ini.
Pandangan mata Taehyung beralih pada Jongin, ia kini ingat dengan baik siapa sosok namja hitam itu.
“Kau ini Kim Jongin bukan? Siswa peringkat bawah yang berada satu level dengan Kang Seulgi”
Jongin dan Seulgi menganga, apa-apaan ini? Mengapa Taehyung mengungkit masa lalunya seperti ini?.
“Dari sekian banyak hal tentangku, hanya itu yang kau ingat?”protes Jongin yang mulai emosi.
“Kenapa? Kau tidak suka? Bukankah tidak ada hal baik yang bisa diingat dari pecundang sepertimu?” celetuk Taehyung santai.
Jiyeon hanya mengamati calon suaminya dalam diam, ia baru tahu kalau Taehyung yang lembut padanya punya sisi seperti ini. Namun entah mengapa ia berasa bahwa Taehyung kini lebih nyaman dalam berbicara walaupun yang ia keluarkan adalah kata-kata makian. Ia merasa Taehyung menjadi dirinya sendiri saat berbicara dengan Seulgi dibandingkan saat bersamanya.
Jongin berdiiri dan menggebrak meja, membuat mata beberapa pengunjung terarah pada mereka.
“Aigo menyebalkan sekali, Jiyeon Noona mengapa kau mau menikah dengan orang seperti itu” ucap Jongin yang benar-benar sudah emosi, ia menunjuk Taehyung dengan wajah marahnya.
“Jongin-ah, Taehyung hanya bercanda, jangan dimasukkan hati” Jiyeon mencoba menenangkan Jongin.
“Apa yang dikatakan Jiyeon benar, aku hanya bercanda” ucap Taehyung sambil tersenyum palsu, dilihat dari sisi manapun pria itu tidak serius dengan ucapanya barusan, jelas sekali kalau Taehyung sengaja ingin membuat Seulgi dan Jongin marah
“Wajahmu mengatakan hal sebaliknya” geram Jongin dengan wajah ingin mengajak berkelahi, namun dengan sigap Seulgi segera menahan temannya itu dan mencoba menenangkannya.
“Sudahlah, Jongin-ah lebih baik kita pergi dari sini, kita cari tempat lain. Aku tak mau boss besar ini merasa terganggu” ucap Seulgi sambil memegang tangan Jongin dan mengusap lengannya lembut, hal itu tak luput dari pandangan mata Taehyung dan entah mengapa ia tiba-tiba mendecih sebal.
“Seulgi-ya, jangan berbicara seperti itu pada Taehyung” Jiyeon mencoba mengingatkan adiknya, biar bagaimanapun Taehyung adalah calon kakak ipar Seulgi sudah seharusnya Seulgi menghormatinya.
“Mianhae Eonni, aku memperlakukan orang sesuai dengan apa yang pantas ia dapatkan. Kami permisi” Seulgi menarik tangan Jongin tanpa menunggu jawaban dari kakaknya.
Jiyeon dan Taehyung memandang kepergian Seulgi dan Jongin, setelah bayangan mereka menghilang dari balik pintu cafe ini barulah Jiyeon memberi pendapatnya.
“Taehyung-ssi, menurutku kau tadi sedikit keterlaluan pada Seulgi dan juga Jongin” ucap Jiyeon sembari duduk di salah satu kursi kosong, Taehyung mengikutinya dan duduk didepan Jiyeon.
“Apa salahku? Aku tidak merasa melakukan hal yang salah” Taehyung mencoba membela dirinya, semua kata-katanya tadi keluar begitu saja dari mulutnya tanpa bisa dikontrol.
Jiyeon menghela nafas mencoba memahami sisi lain dari Taehyung.
“Aku sudah mendengar soal masa lalu kalian, ku akui adikku melakukan kesalahan besar padamu. Tapi dia sudah menyesali semuanya, jadi bisakah kau melupakan kesalahannya dan mencoba untuk memaafkannya”
“Tenanglah aku tidak akan melakukan hal buruk pada Seulgi walau aku tidak bisa memaafkannya” ucap Taehyung berusaha menenangkan calon istrinya.
Jiyeon tersenyum simpul, ia menatap Taehyung dengan mata memincing
“Begitukah? Tapi maaf untuk kali ini aku tidak bisa percaya padamu”
Taehyung tertegun saat mendapati pandangan Jiyeon yang seolah mengatakan sesuatu, kata-kata Jiyeon barusan benar-benar membuatnya berpikir keras.
***
Jangan lupa vote dan comment biar author makin semangat update
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow Better than Yesterday
FanfictionKang Seulgi tidak menyangka bahwa pertemuannya dengan Kim Taehyung setelah delapan tahun akan membawa status baru bagi mereka, sebagai calon kakak dan adik ipar. Seulgi tahu Taehyung masih menyimpan dendam padanya, dan ia takut pria itu akan berbuat...