Terduduk dengan lelah, suasana tidak mengenakkan mewarnai pertemuan dua keluarga itu. Seulgi terus membuang wajahnya seolah ia tidak sedang berada di tempat itu. Sedangkan para orangtua menatap Seulgi dan Taehyung bergantian, meminta mereka untuk fokus pada pertemuan ini.
"Jadi apa Seulgi sudah memikirkan semuanya dengan baik?" tanya Sooyeon dengan lembut, ia mengerti Seulgi adalah gadis keras kepala yang susah dibujuk, tapi tentu hanya ini pilihan yang ia punya.
Mendengar ucapan Sooyeon, Seulgi menjadi tergelitik untuk menyuarakan pendapatnya. Sejak kemarin ia terus ditekan oleh semua kenyataan kalau hanya ia yang bisa menyelamatkan nama baik keluarga. Tapi tentu saja mengapa ia harus melakukan pernikahan konyol ini hanya karena kesalahan kakaknya?.
"Ahjumma, bolehkah saya menyuarakan pendapat" ucap Seulgi dengan wajah datarnya.
Sooyeon tersenyum lembut, lalu mengangguk pada Seulgi mempersilakannya untuk bicara.
"Tentu saja, biar bagaimanapun pendapatmu adalah yang terpenting"
Sejenak Seulgi menghela nafas, ia benar-benar merasa jengah dengan rencana para orangtua yang terlalu memaksakan kehedak, "Apakah nilai saya memang serendah itu?"
Semua orang terperanjat, tak terkecuali Taehyung yang sejak tadi hanya diam tak ingin terlibat dengan obrolan mereka.
"Apa maksudmu, mengapa kau bicara seperti itu?" Miyoung bersuara lebih keras, ia tak senang dengan cara bicara putrinya yang terdengar tidak sopan.
"Eomma, jika aku tidak rendah mengapa aku harus dijadikan sebagai alat untuk menebus kesalahan kakak? Bukankah ini sama sekali tidak adil untukku?" jawab Seulgi dengan wajah terluka.
Ia merasa marah dan kesal sekali saat ini, bagaimana mungkin tanpa mempertimbangkan perasaannya, para orangtua berniat menjadikan dirinya sebagai barang pengganti Jiyeon.
"Kau ini putri eomma yang berharga jangan berpikir yang tidak-tidak" ucap Miyoung berusaha meyakinkan Seulgi bahwa dirinya itu sangat berharga.
"Kalau begitu tolonglah jangan paksa aku menjalani pernikahan ini, aku orang yang sangat ambisius, masih banyak hal yang ingin aku raih. Aku tak ingin pernikahan menjadi penghalang bagi mimpi besarku"
Joongwoon melihat situasi yang semakin panas, ia berdehem sebentar berusaha membuat fokus semua orang tertuju padanya.
"Kalau begini tentu akan susah untukmu Minhyuk-ah, aku bisa saja melepaskanmu sekarang, tapi aku tak yakin ayahku akan melakukan hal yang sama. Kau tahu benar bukan bagaimana sifat ayahku?"
Minhyuk memegang kepalanya yang mulai nyeri, belum reda rasa syok yang dialaminya karena Jiyeon nekat kawin lari dengan kekasihnya dan sekarang ia harus menghadapi berbagai konsekuensi akibat perbuatan putrinya. Ayah Kim Joongwoon yang tak lain kakek Taehyung adalah orang yang sangat berbahaya, ia bisa melakukan apapun untuk menghancurkannya jika berani mempermalukan nama baik keluarga kim.
"Joongwoon-ah, bisakah kita melakukan perundingan lagi" pinta Minhyuk dengan suara rendahnya.
Joongwoon menghela nafas, sebetulnya ia juga tak suka dengan pemaksaan seperti ini. Tapi mereka tidak punya pilihan lain lagi untuk keluar dari masalah ini.
"Putrimu tak mau menggantikan kakaknya untuk menikah dengan Taehyung, dan kita tidak bisa memaksanya untuk melakukan hal itu"
Melihat ayahnya sedang berdebat dengan Kang Minhyuk, Taehyung memilih buka suara, biar bagaimanapun ia adalah pihak yang sangat dirugikan disini, jadi sudah sepantasnya bila ia membuka suara.
"Appa bisa kita hentikan semuanya sekarang? Bukan hanya pendapat Seulgi yang penting, tapi pendapatku juga penting bukan? Aku tidak mau menikah dengan Kang Seulgi, bagaimana mungkin aku menikah dengan gadis berkepribadian buruk sepertinya" ucap Taehyung tanpa keraguan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow Better than Yesterday
FanficKang Seulgi tidak menyangka bahwa pertemuannya dengan Kim Taehyung setelah delapan tahun akan membawa status baru bagi mereka, sebagai calon kakak dan adik ipar. Seulgi tahu Taehyung masih menyimpan dendam padanya, dan ia takut pria itu akan berbuat...