Sesampainya di rumah Alana terlihat di kursi depan rumah Alana duduklah Naufal disana yang menunggu Alana pulang. Alana dan Alvito seketika sampai di depan pintu rumahnya."Lo ngapain kesini?" Tanya Alana sinis. Alvito sebenarnya udah jengkel akan kedatangan Naufal di rumah Alana tapi mau gimana lagi dia harus menahan amarahnya agar tidak terulang lagi kejadian yang sebelumnya. Naufal langsung berdiri menghadap ke Alana dengan secara sengaja memegang kedua tangan Alana dan berkata."Lan gue kesini mau minta maaf." Alana langsung melepas tangan nya Naufal dengan spontan. Ibunya langsung keluar rumah mendengar kejadian di luar rumah.
Alana langsung mundur dan menjauh dari Naufal. Ibunya merasa terheran ada apa dengan Naufal dan Alana yang sangat terlihat aneh sejak beberapa hari ini. "Kalian dua ini kenapa sih?." Tanya Ibunya Alana dengan penasaran sambil menoleh ke Alana lalu ke Naufal.
Alana mengatakan kepada ibunya mengapa ia jadi benci melihat Naufal. Alana menceritakan bahwa pertengkaran antara Alvito dan Putra itu disebabkan oleh Naufal. Dan Naufal yang sebenarnya menghasut kedua temannya untuk mengolok-olok Alvito sehingga Alvito memukul Putra. Ia tahu itu karena Asha dan Almira sebelum nya merekam pembicaraan Naufal dan kedua temannya itu untuk menyambut Alvito dengan ucapan yang menjengkelkan.
"Tapi lan semua itu kulakuin karena gue suka sama lo gue gak mau aja kamu lebih dekat dengan orang lain dibanding gue lan."
Alana terus terang mengatakan nya lagi bahwa ia benar-benar gak suka dengan Naufal."Sudah berapa kali gue bilang gue ga suka sama lo." Dia pun juga mengatakannya kepada Naufal bahwa dia udah jadian sama Alvito. Naufal mendengar itu seakan dirinya sangat hancur hatinya terasa sakit mendengar itu ia pun langsung pergi dan perlahan ia menatap kesal Alvito lalu pergi meninggalkan mereka. Alvito hanya terdiam saja tersenyum menaikkan alisnya dan merujuk ke sisi pagar rumah Alana seakan mengatakan untuk pergi dari rumah Alana. Alana sangat syok melihat kejadian itu seketika tubuhnya berkeringat kepalanya sungguh pusing, Alvito dan Ibunya melihat ia merasakan pusingnya kepalanya. Alvito langsung mendekat ke Alana."lan Kamu gak papa kan, lan, lan." Alana jatuh pingsan di badan Alvito. "Lan Alana kamu kenapa nak." Ibunya Alana sangat begitu khawatir akan keadaan Alana. Alvito pun menyarankan ke ibunya Alana untuk dibawa ke rumah sakit. Mereka pun beranjak pergi ke rumah sakit.
Rumah Sakit yang dituju Alvito dan Ibunya Alana adalah Rumah Sakit Alana sewaktu kecil berobat. Ibunya Alana sangat takut akan penyakit sewaktu kecil nya datang kembali di masa dewasanya.
****
Sesampainya di Rumah Sakit Alvito menggendong Alana, Ibunya berteriak memanggil Dokter dengan kepanikan nya. Dokter dan para suster nya pun segera membawa Alana ke dalam Ruang ICU. Mamanya Alvito yang hanya bisa duduk dan berdoa, kepala yang merunduk dengan meneteskan air matanya. Alvito yang berdiri menyenderkan badannya dengan wajah yang sangat resah takut akan keadaaan Alana. Ia berjalan menuju depan pintu dan mengintipnya di kaca kecil yang ada di pintu ruangan itu. Ibunya Alana menceritakan penyakit kecilnya Alana bahwa Alana memiliki jantung yang lemah.
Seketika Ayahnya Alana datang, ia langsung menghampiri istrinya."Buk bagaimana keadaan Alana sekarang." Ibunya berdiri dari kursinya memeluk erat suaminya. Dokter pun keluar dari ruangan itu ibu dan ayah nya Alana pun mendekati Dokter itu." Jantung Alana sangat lemah." Ucap Dokter itu.
Orang tuanya Alana sangat terpukul mendengar ucapan Dokter itu. Jantung Alana kini melemah kembali seperti dirinya di waktu kecil. Kini Alana harus dirawat di rumah sakit untuk sementara waktu.
Alvito sangat kesal melihat Naufal yang tadi terus-terusan mendesak-desak Alana. Mungkin karena itu Alana jatuh pingsan dan jantungnya kembali melemah, Alvito pun pamit pulang pergi meninggalkan rumah sakit itu dan pergi ke rumah Naufal.
***
Sesampainya di rumah Naufal, Alvito memanggil nya dengan suara yang keras keluar lah Naufal dari pintu rumahnya.
Blam ...
Alvito menonjok wajah Naufal."Hanya karena mendengar perkataan mu tadi sore, gara-gara Lo Alana pingsan, jantung nya kembali melemah." Kata Alvito. Naufal terkejut mendengar Alvito berbicara itu."Kalo terjadi apa-apa dengan Alana gue ga akan ngampuni lo." Terus Alvito. Naufal tak membalas pukulan Alvito itu dia kepikiran juga akan kondisi Alana. Alvito pun pergi meninggalkan rumah Naufal. Naufal jadi kepikiran akan kejadian waktu Alana masih kecil.
Naufal masuk ke dalam rumah untung saja orang tua dia lagi pergi ke luar kota. Naufal teringat waktu SD Alana sempat pingsan karena di dorong teman sekelasnya jatuh ke selokan besar dan pingsan sehingga dirawat di rumah sakit. Ia berpikir kenapa dia tadi berdebat dengan Alana. Kalo saja dia gak berdebat dengan Alana, Alana ga bakal jatuh pingsan dan penyakit jantungnya tidak akan kambuh lagi. Ia sangat misterius merasa bersalah akan kelakuannya.
***
Alvito telah sampai ke rumahnya lagi-lagi dengan wajah yang sebal. Mamanya dan adiknya melihat dia sangat terheran-heran, bukankah dia seharusnya senang karena telah jadian sama Alana. Alvito yang tengah jalan menuju kamar nya dipanggil adiknya."Bang to, Abang kenapa?" Alvito pun tak jadi masuk ke kamarnya ia menghampiri Mamanya dan Adiknya yang tengah duduk."Alana masuk rumah sakit." Ucapnya dengan suara yang pelan."kok bisa?" Tanya Mamanya."Penyakit jantungnya kini kambuh jantung nya sangat lemah jadi Alana menajalankan rawat inap di rumah sakit." Jelas Alvito.
"Yaudah kamu jangan sedih lagi Alana pasti akan baik baik saja." Ujar Mamanya. Alvito pun mendekat ke mamanya ia memeluk mamanya sangat erat. "Maafin Vito ma atas kelakuan Vito yang selama ini.", "Kamu ga salah To, jangan ingat lagi kejadian yang dulu." Mamanya sangat terharu melihat anaknya kembali menjadi seperti dulu lagi.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA & ALVITO [ON GOING]
Teen Fiction'JUDUL BERSIFAT SEMENTARA DAN AKAN SAYA BERI SETELAH CERITA END' ------------------------------------------- Mohon maaf kalau tulisan saya masih kacau ... ------------------------------------------- "Maafin aku To." Ucapnya melepas pelukan itu. "Kam...