Selamat Membaca 🖤
•••
"Mah, jangan tinggalin Arexsa hiks," tangis gadis itu dihadapan seorang mayat perempuan yang tak lain adalah Anne, Ibunya.
Pria kepala lima disampingnya hanya mampu menenangkan putrinya untuk tetap ikhlas menerima. "Please let your mother calm down," (Tolong biarkan ibumu tenang.) ucap Wilson sambil terus menerus menenangkan Arexsa.
Diruang ICU ini adalah saksi Arexsa kehilangan sosok yang sangat ia sayangi, sebelum pergi Anne berpesan pada gadis itu agar tetap menjadi anak yang baik.
Gadis itu hanya mengingat masa lalu bersama Anne, dimana Anne yang selalu ada untuknya, yang merawatnya, dan yang selalu menyayangi Arexsa dengan sepenuh hatinya.
Tangis gadis itu makin menjadi setelah dokter menyuruh ia untuk meninggalkan ruangan agar Anne dapat dibawa ke rumah duka. Hatinya terpukul melihat orang yang ia sayangi pergi karna sebuah kesalahan yang dibuatnya.
Flashback on
"Arexsa!" panggil wanita paruh baya itu dari balik pintu kamar seorang gadis.
Gadis itu terus menangis dibalik bantal yang ia gunakan untuk menutupi wajahnya.
"Mama bakal jelasin, tolong buka pintunya!" pinta Anne yang terus mengetuk pintu. Wanita itu terus membujuk anaknya untuk membuka pintu kamarnya.
Gadis itu akhirnya luluh, dengan mata sembab dan sesegukan ia membukakan pintu untuk Anne. Terpampang wajah Putrinya disana dan dengan cepat Anne memeluk gadis itu.
"Itu sudah keputusan Mama sama Papa," ucap Anne sambil mengelus lembut pipi anaknya itu.
"Tapi kenapa?" tanya Arexsa yang tak mengerti apapun atas perceraian orang tuanya.
"Kamu belum dewasa, belum mengerti," Anne tersenyum menjawab Arexsa yang saat itu masih berumur tujuh belas tahun, tapi Arexsa yakin ia cukup siap untuk mengetahuinya.
Anne terus menyakinkan anaknya bahwa perceraiannya dengan Wilson adalah karna sebuah kepentingan pribadi yang membuat Anne harus memutuskan untuk berpisah.
Gadis remaja itu hanya mengangguk paham karna didepannya Ibunya sudah meneteskan air mata, Anne menangis.
"Mama jangan nangis, Arexsa bakal ikut Mama," Gadis itu menenangkan Mamanya, ia memilih ikut dengan Mamanya karna selama ini Anne lah yang selalu bersama dengannya. Mengingat Wilson yang hanya sebulan sekali pulang karna sebuah pekerjaannya diluar.
Anne mengusap air matanya, ia akan ada janji dengan pengacaranya untuk mengatur hak asuh Arexsa. Gadis itu mengangguk paham dan mengantar Mamanya sampai depan rumah bernuansa Eropa itu.
"selalu jadi anak baik ya Arexsa," pesan Anne sebelum masuk dalam mobilnya. Gadis remaja itu hanya tersenyum sambil mengangguk, ia juga meminta dibelikan pizza mozzarella saat pulang nanti.
Mobil Anne pun meninggalkan pekarangan rumah.
***
Tring... Tring.... Tring...
Suara panggilan terdengar dari ponsel gadis berambut panjang itu. Ia mengambil ponselnya dimeja untuk mengangkat panggilan tersebut.
"Hallo Mah!"
"....."
"Iya benar, ini siapa ya?"
"....."
"Apa!"
Ponsel Arexsa terjatuh begitu saja mendengar suara seseorang dengan nomor milik Ibunya yang mengabari Anne mengalami kecelakaan.
Gadis itu tersungkur, badannya mendadak lemas dan tak seimbang. Pikirannya terus mengulang kejadian dua jam yang lalu. Dimana ia yang dipeluk ibunya untuk yang terakhir kalinya.
Flashback off
Gadis itu menatap dengan tatapan kosong pada jenazah yang sudah terbungkus kain kafan didepannya. Ia hanya terus diam tak bersuara dengan ekspresi yang masih belum percaya walaupun terlihat semua orang sedang bersamaan membacakan doa.
Lisa, sahabat Arexsa juga merasa sedih dengan musibah yang di alami sahabatnya itu. Ia tau perasaan Arexsa sekarang karna Ia juga pernah merasakan berada diposisi Arexsa lima tahun yang lalu.
Setelah kejadian itu Arexsa memilih berdiam diri dikamar dan tak pernah membuka kamarnya, ini sudah hari ke tiga dan gadis itu tidak mau makan walaupun setiap jam makan Wilson selalu membujuknya.
Saat ini jam makan malam dan Wilson segera ke kamar Arexsa untuk membujuk anak semata wayangnya itu.
"Arexsa, Please open the door!" teriak Wilson disana.
Arexsa tak bersuara, Wilson yang khawatir akan putrinya memilih untuk mendobrak kamar Arexsa.
Wilson mengambil ancang - ancang untuk bersiap mendobrak pintu didepannya. Dan,
BRAK!!!
Dengan tiga kali dobrakan akhirnya pintu itu dapat terbuka, terlihat Areksa disana yang memeluk kedua lututnya dengan wajah yang sangat pucat dan tatapan yang kosong.
Wilson langsung menghampiri putrinya itu, ia memeluk Arexsa erat. Gadis itu hanya melakukan hal yang sama, yakni diam.
"Why?" tanya Arexsa lirik pada Ayahnya.
Wilson hanya terus memeluk putrinya yang sudah menangis disana.
"I'm sorry, Papa bukan orang yang baik," ucap Wilson dengan sangat menyesal.
To be continue....
°Myesha Arexsa Kylie Wilson
Cantik kan! tapi sayang nggak bisa senyum, kalau senyum pasti tambah cantik:)
Hai Guys, ini cerita tiba-tiba nempel aja dipikiran dan akhirnya aku buat hehe:)
Semoga suka sama ceritannya:)
Jangan lupa vote dan comment ya:)Salam cinta, Author.
KAMU SEDANG MEMBACA
AREXSA
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! ] 1 #Algara 11/05/2020 1 #Sebuahrasa 02/09/2021 1 #Marimembaca 02/09/2021 *** Gadis berparas cantik, berhidung mancung, dan bermata indah itu mempunyai sifat yang dingin. Dia adalah Myesha Arexsa Kylie Wilson, Gadis ketu...