-0.4 Tragedi Perpustakaan.

129 38 36
                                    

Happy reading semua 😊😊😊

***
K

ringg.... 

Tak lama suara bel masuk berbunyi setelah mereka kembali ke kelas. Vania yang duduk didepan Alin langsung buru-buru memutar badan nya ke arah Alin dan memasang wajah memelas.

"Lin balik gw mau ke perpus, temenin gw yaakkk," ucap Vania dengan wajah yang dipasang semelas mungkin, karena dia tau Alin tak pernah bisa menolak wajah memelasnya.

"Iya-iya, nanti Alin temenin, udah- udah jangan masang muka kayak gitu jelek mirip yang ada di  Ragunan," jawab Alin yang lansung mendapat jitakan dari Vania. Membuat Alin mendelik sebal.

"KOK LU JAHAT BILANG GUE KAYA MONYET SIH LIN, AKH GK LIKE." teriak Vania sebal.

Alin dan Thalia hanya meringis malu karena seluruh anak kelas menatap mereka bertiga. Memang suara Vania melebihi toa masjid. Bikin sakit telinga. 

"Lah perasaan si Alin kagak bilang lu mirip monkey dah Van, lu nya aja kali yang ngerasa," celetuk Thalia membuat Alin menahan tawa dan Vania semakin kesal.

"Iya juga ya, bodo lah, males gue sama kalian, jahat mulu sama cecan," balas Vania, gadis itu langsung pura pura fokus pada buku ekonomi yang ada di hadapannya.

"Serah lu aja dah Bambang," jawab Thalia bodo amat dan kembali sibuk dengan buku yang sedang dia baca.

"Udah-udah, Thal lu ikut enggak nanti?" tanya Alin.

"Enggak, gw mau ketemu sama Abi heheheh," jawab nya cengengesan, dan dibalas anggukan oleh Alin sementara Vania ? dia hanya memutar bola matanya malas dan bergumam ' dasar bucin '. Sirik aja si kamu Vania.

***

Sepulang sekolah Alin benar-benar menemani Vania untuk pergi ke perpustakaan. Meskipun sebenarnya dia malas, tapi mau bagaimana lagi. Selama di kelas Vania selalu berceloteh mengigatkan Alin, sampe Alin merasa kupingnya mati rasa akibat suara Vania.

Perpustakaan tampak sedikit ramai ketika Alin dan Vania sampai, 'Mungkin pada nyari buku buat tugasnya Pak Nardi kali ya,' -batin Alin.

"Lin lu baca apaan kek sono, biar enggak kek Kambing conge nungguin gw doang," ujar Vania yang dibalas oleh tatapan tajam Alin, Vania yang melihat tanda-tanda Alin akan marah langsung ngacir ke rak sebelah kanan yang berisi buku-buku ensiklopedia. Vania sudah sibuk mencari buku untuk tugas remedial mapelnya Bu Mitha, sementara Alin menghela napas karena sebal dan tak lama dia langsung pergi ke rak kiri yang berisi novel dan komik.

Alin setelah mengambil salah satu komik Doraemon, Alin langsung duduk di bangku pojok dekat jendela yang sedikit terhalang oleh rak buku.

"Dasar Vania enggak tau diri huh, masih untung Alin mau temenin, untung temen, coba kalau bukan, udah Alin buang ke kutub selatan tuh," gerutu Alin.

Alin larut dalam komiknya dan mulai merasa mengantuk dan tak lama dia tertidur dengan posisi tangan telungkup diatas buku komik yang tadi dibacanya.

Sementara Vania yang sudah mendapatkan bukunya langsung mencari Alin tapi tidak ada, dan Vania mengira kalau Alin sudah pergi meninggalkannnya, jadi dia langsung pergi dan berniat untuk memarahi Alin lewat line karena sudah berani pulang duluan.

"Dasar Alin, disuruh tungguin malah ninggalin, awas aja kena nanti di grup huh," gumam Vania.

***

Tak lama Vania pulang, dari arah koridor terlihat dua orang siswa yang berjalan bersisian, persis seperti sepasang kekasih.

CHOICE (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang