Happy readinng....
Jangan lupa tekan bintang di bagian kiri dan share cerita ini. Terima kasih.
-thera🌴
***
Hari ini, Alin tidak berangkat bersama abang jeleknya Naufal, karena Naufal mendapatkan tugas untuk menemani ayahnya pergi ke sebuah pertemuan penting antar perusahaan yang tidak begitu Alin mengerti.
Memang Naufal masih duduk dibangku kelas 12, tetapi dia sudah banyak membantu di perusahaan milik keluarga Alteza. Jadi hari ini Alin hanya berangkat bersama dengan supir keluarganya.
'Alhamdulilah, bang naufal enggak sekolah, enggak ada yang jahil deh. Akh bahagianya,' batin Alin dengan senyum yang menandakan mood nya sedang bagus.
"Ayo pak meluncur, nanti Alin telat kan repot," ujar Alin.
"Siap non, hayuk meluncur."
***
Tak lama bel masuk berbunyi, ketika Alin memasuki ruang kelas. Vania dan Thalia yang ingin menghampiri Alin, tidak jadi dan langsung duduk di tempatnya masing-masing.
Kemudian masuk-lah Bu Paramitha. Guru Geografi di SMA GRADAPATI. Guru yang jika berbicara sangat pelan, tetapi tidak marah jika muridnya tidak mendengarkan nya. Seperti sekarang guru itu sibuk menjelaskan, sementara anak kelas Alin, sibuk dengan urusan masing-masing.
Alin yang merasa ingin buang air kecil langsung menghampiri bu Mitha dan meminta izin untuk pergi ke toilet.
"Maaf ibu, saya izin ke toilet," ujar Alin yang hanya dibalas anggukan oleh bu Mitha. Langsung saja Alin keluar kelas karena sudah tidak tahan.
Tapi ketika Alin berbelok kearah toilet, tanpa sengaja bahunya menabrak sesuatu hingga badannya mundur beberapa langkah.
"Ehh... lo enggak papa? Sorry gue enggak lihat." Suara itu. Suara yang sama, seperti suara orang yang membantunya.
Alin mendongak dan menatap wajah itu, matanya tak berkedip menatap wajah, yang ternyata sangat tampan jika dilihat dari jarak sedekat ini.
"Ahh... iya enggak papa. Permisi." Setelah mengatakan itu, Alin langsung pergi ke toilet perempuan, karena benar-benar sudah tidak tahan.
"Lucu, "gumam laki-laki yang kini sudah melangkah pergi menjauhi tempat bertuliskan toilet.
Sementara di dalam toilet, Alin hanya menepuk-nepuk wajahnya, dan menyadari apa yang baru saja dia lakukan pada laki-laki tersebut. MALU. Satu kata yang menggambarkan perasaan Alin saat ini.
Bagaimana tidak. Menatap kagum tanpa berkedip pada laki-laki yang baru bertemu dua kali. Sangat mememalukan.
"Ya Allah, Alin malu banget," gumamnya.
Setelah sekitar 15 menit di dalam toilet. Akhirnya Alin keluar dari toilet, dan menghela napas lega karena laki-laki itu sudah tidak ada. Jika masih ada, sudah dipastikan Alin hanya akan menunduk untuk menutupi rasa malunya.
Ketika sampai di kelaspun, Alin mendapatkan tatapan bertanya dari kedua temannya. Tapi Alin hanya mengacuhkannya dan fokus mendengarkan guru yang sudah berganti menjadi guru bahasa indonesia.
***
Kring... Kring... Kring...
Akhirnya bel istirahat berbunyi. Alin dan kedua temannya langsung menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah berdemo sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOICE (HIATUS)
Teen FictionSafira Aileen Alteza, Zayyan Haidar Gradapati, dan Ranya Sera Pratista sudah menjalin hubungan persahabatan sejak mereka masih kecil. Ketiganya tumbuh bersama dan seperti tidak dapat dipisahkan. Sampai suatu ketika, Safira mengalami sebuah kecelakaa...