Kebohongan

927 82 3
                                    

"Tiara masih marah ni sama gue gimana dong ? Udah 3 hari ini gue dijutekin sama dia"

Adrian menceritakan kegelisahannya kepada 2 sahabat baiknya, Bima dan Chicco.

"Ya elo. Disuruh minta maaf ke Sam sama Alan gak mau. Gimana Tiara mau maafin lo. Lo tau kan Tiara itu gak suka sama cowok yang kasar" ucap Bima mengingatkan Adrian.

"Bima bener bro. Lo harusnya gak kasar gitu di depan Tiara. Lo tau sendiri Tiara gimana. Lo harus bisa sabar jadi cowok. Kalau gak lama-lama Tiara bisa ninggalin lo. Mau?" Chicco pun turut menasehati Adrian.

"Gak mau lah. Gue sayang banget sama dia"

Adrian menyandarkan kepalanya di sofa kamarnya sambil memikirkan cara untuk membujuk Tiara.

"Lo minta maaf lah ke Alan sama Sam. Gue yakin kalo lo lakuin itu, Tiara bakal luluh lagi" ucap Bima memberi ide.

Adrian merenungi ucapan Bima. Mungkin Bima ada benarnya. Ia harus  melakukan itu demi Tiara, pikirnya.

Selagi Adrian merenung, Bima dan Chicco asyik bermain PlayStation. Sedangkan Adrian larut dalam renungannya sampai ia merasa terganggu dengan keributan yang ditimbulkan oleh 2 sahabatnya itu.

"Chic bentar lagi waktu habis, udah 2-1 nih gimana dong ? Nyerah aja ya? Gak bisa emang lo ngelawan gue. Hahahaha.." Bima tertawa dengan angkuhnya meledek Chicco.

"Enak aja. Masih ada kesempatan jangan seneng dulu lo kampret! Liat aja gue pasti menang."

"Udah lah akui aja kehebatan gue dalam bermain bola ini bro. Jangan malu gitu" Bima terus meledek Chicco.

"Main bola dalam game aja belagu lu kampret! Diem ngapa gue gak bisa konsen nih." Keluh Chicco

Adrian yang merasa terganggu dengan keributan itu, mengambil bantal miliknya lalu memukul kecil kepala Bima dan Chicco.

Plukk

"Aduuhh" teriak Bima dan Chicco bersamaan.

"Ribut banget lu berdua. Ganggu tau gak"

"Lah namanya juga lagi seru bro."

"Tau nih Adrian ganggu aja." Tambah Bima.

"Eh jones yang ganggu siapa ? Ini rumah gue bukan rumah lo. Gue tendang juga lo berdua dari sini" ancam Adrian.

"Hahahaha jones.. jones lu Bim. Hahahaha" chicco meledek bima yang selalu di juluki jones oleh Adrian.

"Lu juga sama Chic!" Tambah Adrian.

Bima menunjuk Chicco sambil tertawa bahagia.

"Hahhahaha.. lu juga sama jonesnya sama gue. sabar ya bro hahahha.."

**************

Di kelas, Tiara duduk di bangkunya sambil membaca buku. Tiara tak menyadari kehadiran Diandra yang baru saja sampai di sekolah. Diandra menepuk pundak Tiara untuk menyadarkannya.

"Ehh Ra. Kalo udah baca buku lupa sama sekitar ya kamu"

"Eh Di. Udah daritadi ?"

"Udah.. udah dari kemaren. Nih liat aja baju aku gak ganti" canda Diandra.

Tiara terkekeh pelan mendengar lelucon sahabanya itu.

"Di, kan emang ini seragam sekolah kita. Kamu tu bisa aja ya"

"Ya makanya. Gak salah dong aku? Ya kan?" Tanya Diandra sambil menaik-naikkan alisnya.

"Iya Di iya. Kamu emang gak pernah salah kok" jawab Tiara sambil mengelus lembut lengan Diandra.

Diandra tertawa mendengar jawaban Tiara.

"Pagi sayangku" sapa laki-laki tinggi yang datang dari arah pintu masuk ruang kelas. Siapa lagi kalau bukan Adrian.

Tiara tak menjawab. Dia terdiam dan kembali fokus membaca bukunya. Ia masih marah pada Adrian. Tiara tak suka sikap Adrian yang kasar.

Diandra melihat kearah Tiara. Ia menatapnya. Ia tau bahwa sekarang sahabatnya sedang tak main-main. Tiara masih marah. Diandra mengetahuinya.

"Sayang, kamu masih marah sama aku? Jangan gitu dong. Aku gak bisa dicuekin lama-lama sama kamu." Adrian berusaha semaksimal mungkin untuk merayu Tiara, pujaan hatinya.

Adrian memegang tangan Tiara.

"Ra.. aku janji bakal minta maaf ke Alan dan Sam. Tapi kamu maafin aku ya please." Adrian memohon dengan muka memelasnya.

Tiara akhirnya menatap Adrian mendengar apa yang ia ucapkan. Tiara mulai luluh.

Tiara menarik nafas kasar,

"Bener?" Tanyanya pada Adrian.

"Bener sayang aku janji." Ucap Adrian sambil terus memegang tangan Tiara.

Setelah Adrian mengucapkan kata-katanya, Kebetulan saja Sam dan Alan datang. Adrian melepas tangan Tiara lalu mendatangi Sam dan Alan.

"Sam, Lan, gue mau ngomong" Adrian memulai pembicaraan.

"Ngomong aja Yan." Ucap Sam singkat.

Alan hanya mengangguk.

"Gue mau minta maaf sama lo berdua. Gue udah kasar kemaren"

Alan dan Sam saling melihat satu sama lain. Sampai pada akhirnya Sam menjawab ucapan maaf dari Adrian.

"Gak apa apa Yan. Gue udah maafin kok"

"Aku juga udah maafin kok Yan" tambah Alan.

Adrian tersenyum senang mendengar permintaan maafnya di terima Sam dan Alan. Dia ingin terlihat senang di depan Tiara.

"Wah. Makasi ya kalian baik banget."

Alan dan Sam mengangguk berbarengan.

Tiara tersenyum melihat Adrian yang mau meminta maaf pada Sam dan Alan. Ia senang Adrian bisa menurunkan egonya dan mengakui kesalahannya.

Adrian memandang Tiara yang kini sedang tersenyum padanya.

"Maaf ra. Aku gak sepenuhnya bisa baik sama mereka terutama Sam. Aku takut, aku takut dia bakalan ngerebut kamu dari aku. Aku bisa liat itu tiap kali dia mandang kamu" ucapnya dalam hati.

Adrian berbohong. Ia melakukannya hanya untuk menyenangkan Tiara.

Anehnya, Diandra bisa membaca itu, membaca bahwa Adrian tak sepenuh hati meminta maaf pada Alan dan Sam. Entahlah, tapi Diandra merasakan ada yang aneh pada Adrian. Diandra tau, Adrian sedang takut, takut Tiara akan pindah ke lain hati. Dia melakukannya hanya untuk mengambil hati Tiara. Diandra tau.

Namun Diandra tak ingin mengatakan kegelisahannya itu pada Tiara. Ia tak mau mengatakan hal yang belum tentu benar. Diandra hanya bisa berharap bahwa itu hanya ketakutannya saja dan Adrian memang tulus meminta maaf pada Alan dan Sam.

Ke Lain HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang