Curiga

643 80 24
                                    

"Pa sabar dulu.. jangan emosi kayak gitu.." pinta Tiara kepada papanya yang kini terlihat sangat emosi karena telah mengetahui kejadian yang menimpa anak kesayangannya itu.

"Gimana Papa bisa sabar kalau Papa tau ada seseorang yang udah nyakitin kamu ?! Bahkan saat kayak gitu papa malah jauh dari kamu! Papa marah nak!"

"Kenapa Papa baru di kasi tau sekarang ?! Papa jadi ngerasa kayak orang bodoh tau nggak."

Tiara menarik tangan sang papa untuk sedikit tenang dan segera duduk disebelahnya.

"Papa jangan ngomong gitu.. Tiara cuma nggak mau papa khawatir disana.."

"Tetep aja Papa harus tau nak. Papa ini orang tua kamu. Kamu satu satunya harta berharga yang Papa punya sekarang."

"Iya Tiara tau... Tapi Tiara nggak suka Papa marah marah gitu. Tiara juga udah nggak mau bahas masalah itu lagi Pa.."

"Gimanapun papa bakalan cari orang itu. Dia pikir dia lagi berurusan sama siapa ?!" Ucap papanya marah.

Tiara kemudian menarik nafasnya kasar,

"Aku nggak mau bawa masalah ini ke jalur hukum pa.."

Sang papa membelalakkan matanya mendengar ucapan Tiara.

"Apa ?! Nggak. Nggak ada. Papa bakalan tetep laporin dia. Papa mau dia dipenjara!"

"Pa... Tiara nggak mau bahas masalah ini lagi. Tiara takut... Tiara capek harus terus dihantui masalah ini, Pa... Tiara mau lupain semuanya."

Sang Papa berusaha menahan emosinya melihat Tiara harus dihantui ketakutan karena ulah si penjahat itu. Ia benar-benar merasa marah.

"Oke.. Papa nggak bakalan bawa ini ke jalur hukum. Tapi papa harus tetep tau siapa orangnya.. papa mau dia minta maaf sama kamu. Titik!"

Tiara mengangguk lemah mengiyakan ucapan sang papa.

"Kamu jangan takut lagi... Ada Papa disini sekarang." Ucap Papa Tiara kemudian memeluk hangat putri kesayangannya itu. Ia juga merasa sedikit bersalah tak bisa selalu menjaga putrinya karena harus tetap bekerja. Ia sangat menyesal.

"Sekarang mending Papa istirahat. Papa pasti capek kan ?" Ucap Tiara mencoba mengalihkan pikiran sang papa.

"Yaudah.. Papa mau ke kamar dulu mau bersihin badan. Kamu jangan kemana mana di rumah aja." Pintanya.

"Iya aku nggak kemana mana.."

Sang papa kemudian berlalu meninggalkan Tiara yang sedang duduk di sofa ruang tamu itu.

Tiara terbangun dari lamunannya ketika mendengar ponsel miliknya berdering.

"Iya Sam..." Sapa Tiara pada si penelepon itu yang ternyata adalah Samuel.

"Ra.. papa kamu udah dateng ?"

"Udah.. dia baru aja habis marah marah karena tau masalah kemaren."

"Terus ??" Tanya Sam.

"Ya aku bilang kalau aku nggak mau bahas masalah itu lagi. Aku capek."

"Iya udah.. nggak usah bahas itu lagi ya.." ucap Sam lembut.

"Kamu lagi dimana ? Kok kaya lagi di pinggir jalan ? Rame banget." Tanya Tiara pada Sam.

"Hmmm.. iya aku lagi di jalan. Nanti aku telepon lagi ya Ra.. Aku buru buru.. byeee.."

"Iya tapi kamu lag--"

Belum sempat Tiara menyelesaikan ucapannya, Sam sudah lebih dulu memutus sambungan telepon tersebut.

Tiara mendengus kesal sambil masih memandangi ponselnya.

Ke Lain HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang