04. Love With Basketball Captain

224 33 16
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak. Bagaimana caranya? Mudah sekali cukup tekan tombol bintang dipojok kiri bawah dan berikan komentar.

|| HAPPY READING ||

🍃🍃🍃

"Kebahagiaan terbesar datang dari keluarga."

°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Kediaman keluarga Arga Pratama.

TOK TOK TOK

Suara ketukan pintu terus terdengar nyaring. Namun, tak ada tanda - tanda manusia yang berniat membukakan pintu.Ia masuk begitu saja.

Kenapa tidak dari tadi dia masuk coba ,padahal pintunya tidak dikunci. Satu kata yang ada dibenak Natasya "Bodoh."

Natasya merutuki dirinya.

"Pantes orang dia ngebo," kata Natasya menatap manusia yang masih tertidur pulas.

Ide licik terlintas dibenak Natasya.
"Gak tega sih sebenarnya. Tapi, ah biarinlah sekali-kali," batinnya.

"Satu,"

"Dua,"

"Tiga,"

"Banjir! BANG BANJIR! BANGUNNN!" teriak Natasya tepat didepan telinga Nathan.

"Angkat cepetan woy, angkat buruan!" teriak Nathan tanpa sadar.
Natasya sudah tak tahan lagi menyembunyikan tawanya.

"HAHAHA...." tawa Natasya pecah.

"Aduh-duh-duh, udah-udah, sakit perut gue." sambung Natasya disela-sela tawanya.

Nathan pun tersadar. Menatap tajam setajam silet, kearah sang pelaku.

"Bagus. Pinter ya," ucap Nathan mematah-matahkan lehernya kekanan dan kiri. Meregangkan otot-otot lengannya.

"Ampun bang jago, haha," jawab Natasya.

Dengan cekatan Nathan menarik kepala Natasya dan mengampitnya didekat ketiaknya.

"Huaa, ketek lo bau, bang!" omel Natasya.

"Mampus," kata Nathan.

"Pantes lo dapetin de. Gimana enak kan?" ucap Nathan.

"Muntah gue lama - lama," jawab Natasya.

🍃🍃🍃

Waktu makan malam.

"Mah," panggil Natasya.

"Kenapa, sayang?" tanya Maria-mamanya.

"Bang Nathan jahat. Masa Natasya tadi diketekin," adunya pada sang mama.

"Bener itu, Nathan?" tanya Maria.

Nathan hanya cengar-cengir tak bersalah, memamerkan deretan susunan gigi miliknya.

Love With Basketball Captain - [ Tamat ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang