mi chat my love | part 8

6 0 0
                                    

Gadis itu terus saja berlari-lari di sepanjang koridor area rumah sakit dan bahkan ia berkali-kali minta maaf kepada beberapa orang yang tanpa senjata ia tabrak karna ia sangat tergesa-gesa serta rasa panik ia merasuki hati dan pikirannya. Ketika Tante Widya yakni yang merupakan adik dari papanya menghubungimga lalu bilang kalau papanya jatuh dari kamar mandi dan pingsan membuat Riana langsung menuju rumah sakit, akhirnya gadis itu sampai di meja resepsionis lalu bertanya di mana ruang ICU dan salah satu kariyawan resepsionis menjawab kalau ruangan itu berada di lantai 3. Dengan cepat Riana berlari kembali menuju lift, gadis itu mengerutu kesal pada saat ia memasuki lift yang akan membawa lantai 3 tapi malah tertutup dengan cepat dan itu berarti ia harus menunggu kembali hingga lift itu sampai ke lantai bawah kembali.

Tidak. Riana tidak mau menunggu itu, dengan cepat ia berlari kembali lebih memilih menaiki tangga darurat karna ini mungkin lebih cepat dari pada menunggu lift. Gadis itu terus saja berlarian hingga ia sampai di lantai 3 ia lalu berhenti sekilas dengan pandangan mengedar seluruh penjuru ruangan lantai 3 dan berhenti ketika menatap seorang wanita ia tidak asing dimatanya, Ia tersenyum tipis saat ia menatap seorang wanita yang dia kenal dari jauh sedang menunggu di depan ICU. Itu artinya ia hampir sampai di ruang papanya

"Tante widya?"

"sayang. Akhirnya kamu sampai juga" ucap Widya yang merupakan adik kandung dari papa Riana datang memeluk riana

"Gimana keadaan papa Tante? Apa papa baik-baik saja" ucap Riana melepas pelukan tante widya dengan wajah cemas masih tertara di wajahnya

"Papa kamu sudah di periksa sama dokter nak dan kata dokter papa kamu......" Ucapan Tante Widya yang terdengar sedih lalu berhenti sekilas seolah tidak enak mengatakan ini kepada Riana

"Papa kenapa Tante?"

"Keadaan papa kamu Kritis sayang, sampai sekarang belum sadarkan diri"

"Apa?!"

❤️❤️❤️❤️❤️

Riana terus saja menggenggam jari-jemari papanya itu. Sebuah tangan yang sudah mulai ada kerutan dan rapuh di tangannya itu karna sudah mulai menua oleh berlanjut usia. Gadis itu menggenggam berharap dan berdoa kepada yang kuasa agar tangan itu bergerak menggenggam tangannya saat ini. Mengenggam tangan hangat serta memberinya pelukan yang sangat ia rindukan

Sudah tiga hari lamanya Riana menginap dirumah sakit ini untuk menemani papa yang belum sadarkan diri. Tapi ia tidak melupakan runitas nya untuk tidak bekerja, ia akan tetap bekerja meski akan menguras tenaganya karna sehabis pulang kerja ia langsung ke rumah sakit untuk menemani papanya itu. Gadis itu juga belum pernah mengunjungi kosannya  kembali semenjak papanya masuk rumah sakit dan sempat membuat  teman-teman kos-kosan riana khawatir dan sempat juga menawarkan bantuan kepada gadis itu untuk menemani papanya tapi Riana malah menolaknya tegas


Drrrttt.....Drtttt....

Riana menoleh untuk menatap ponselnya yang berada di depan meja nakas samping tempat tidur papanya itu. Ia mengambil ponselnya lalu mengenyit menatap sebuah nomor yang tidak ia kenal menghubunginya.
K

etika ia ingin mengangkat telepon itu, secara kebetulan perawat masuk ke dalam ruangan papanya lalu meminta izin kepada Riana untuk  memeriksa keadaan papanya, Riana hanya mengangguk dan melangkah kaki keluar ruangan untuk mengangkat telepon itu

"Assalamualaikum...."

"Waalaikusalam"

Sukses membuat Riana terdiam mendengar suara itu. Sebuah suara yang tidak asing baginya yang sudah lama ia tidak dengar kembali

mi chat my loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang