03. SECOND WIFE

4.7K 633 398
                                    


  

     
Holla ✋🏻 langsung aja sih, nggak perlu banyak bacot😭

Nggak boleh mengumpat pokoknya di lapak saya 🤪 ngumpatnya dalam hati saja 🤣

Ini nggak diedit, jadi kalo ada kalimat yang nyeleneh mohon diingtkan🙏
       

Oke. Selamat membaca. Warning banyak typo❤

~~~~~

     

        

       

          
          
       
Melisa hanya bisa melamun, dan tidak beranjak satu inchi pun dari tempat tidurnya. Wanita cantik berusia dua puluh lima itu terus begitu sejak kepulangan nya dari pusat perbelanjaan kemarin siang. Melisa menangis dan terus memaksa otaknya untuk terus berpikir tanpa henti. Berpikir, kenapa sang suami bisa setega itu membohonginya.

Mungkin bagi sebagian orang menganggap Melisa berlebihan. Tapi Melisa tidak bisa membiarkan nya begitu saja lalu melupakan nya seperti tidak pernah mengetahui apapun.

Bagi Melisa, kebohongan tetaplah kebohongan. Kalau Melisa membiarkan nya begitu saja, akan ada kebohongan-kebohongan lain nya di dalam rumah tangga mereka kelak. Setidaknya, Abi harus menghargainya sebagai seorang istri, meskipun Melisa hanya istri kedua dari pria pucat itu.

Helaan nafas berat kembali terdengar di kamar mewah itu. Melisa mengedarkan pandangan nya pada seluruh penjuru kamar. Matanya bengkak juga memerah. ia yakin keadaan fisiknya saat ini juga sedang tidak begitu baik.

Setelah kejadian siang itu, Melisa terus mengabaikan Abimanyu. Suaminya semalam pulang, tepat pukul sepuluh lebih lima belas malam. Entah apa yang di lakukan nya di luar sana, mungkin saja bersenang-senang dengan Mia. tapi Melisa tidak akan pernah percaya lagi kalau alasan pekerjaan yang menjadi alasan telatnya kepulangan sang suami.

Rasa kecewa dan marah yang masih menguasai Melisa membuat wanita yang sedang hamil muda itu benar-benar tak menghiraukan sang suami. Saat pulang, Melisa tidak menunggu Abi seperti biasanya di ruang tamu. Wanita itu lebih memilih untuk berbaring di kamar dan berpura-pura tidur.

Pagi harinya, Melisa juga sengaja bangun sedikit lebih siang. Bahkan, istri kedua dari Abi itu juga tidak mengantarkan sang suami di depan pintu seperti biasa, ketika Abi akan berangkat bekerja.

Ada sedikit rasa bersalah sebenarnya. Bagaimana pun, Abi itu suaminya. Mau bagaiaman rasa kecewanya, seharusnya Melisa masih harus melakukan kewajiban nya untuk menyiapkan kebutuhan Abi sebelum pria itu berangkat bekerja.

Tidak boleh. Melisa tidak boleh begini. Daripada harus tenggelam dalam rasa kecewa yang tidak ada ujungnya, lebih baik Melisa menemui Abi untuk mendengar penjelasan langsung dari sang suami. Menghindari masalah bukan jalan terbaik. Melisa harus menemui Abi untuk menyelesaikan masalah rumah tangga mereka, meskipun --- di sini hanya Melisa yang merasa rumah tangganya sedang bermasalah.

Menghembuskan nafas lelah, Melisa mulai beranjak dari ranjang. Mungkin membawakan Abi makan siang ke kantornya bukan ide yang buruk. Sedikit memberi kejutan untuk suaminya, sekaligus menebus rasa bersalah pada Abi karena sudah mengabaikan nya semalam.

LOVE THING  [ HUNLISA ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang