Pov.
Dokter Hoseok mengendarai mobilnya dengan tenang menembus kemacetan jalan raya, mereka lalu tiba di belokan ke luar kota, menuju jalanan yang sepi.
Yeorin yang selama ini diam karena menahan rasa tegang dalam perjalanan menoleh dan menatap Dokter Hoseok penuh rasa ingin tahu.
“Kita akan kemana dokter?”
Dokter Hoseok menoleh lalu tersenyum manis, “Ke rumah di pinggiran kota, tempatnya seperti villa di pegunungan, kau akan aman di sana dan Jimin-ssi tidak akan bisa menjangkaumu.”
Yeorin menganggukkan kepalanya dan menatap lurus ke depan, pemandangan di luar adalah hutan dan jalanan yang berkelok-kelok, malam makin gelap dan Yeorin mulai merasa mengantuk. Akhirnya dia menyandarkan kepalanya dengan nyaman di kursi dan mulai tertidur.
.
.
.Jimin menatap marah pada perawat yang dibius untuk menggantikan
Yeorin menunjukkan di ranjang. Dua pengawalnya yang tadi berjaga di kamar Yeorin berdiri ketakutan dengan wajah lebam bekas pukulan Jimin.“Kenapa kalian bisa sebodoh itu hah?!” suara Jimin terdengar tenang, tetapi intensitas kemarahannya membuat bulu kuduk dua anak buahnya berdiri.
Para pengawal itu saling bertatapan mencoba berkata-kata, tetapi tak bisa. Mereka memang bersalah.
Dongman sebagai atasan mereka telah menginstruksikan untuk memeriksa siapapun sebelum masuk dan keluar dari ruangan Yeorin. Tetapi karena Dokter Hoseok tampaknya terbiasa keluar masuk ruangan ini dengan bebas, mereka jadi lengah dan membiarkannya. Siapa sangka kalau Dokter Hoseok adalah Jack yang ditakuti itu?
Jimin masih menatap marah kepada kedua pengawalnya, memikirkan hukuman apa yang cukup kejam untuk dilimpahkan atas kebodohan mereka. Yeorin melarikan diri, dan bukan hanya melarikan diri, Demi Tuhan! Perempuan itu sekarang ada di tangan Jack.
Dongman datang, menyerahkan setumpuk berkas lagi, mengalihkan
perhatian Jimin.“Sepertinya dugaan Anda benar Tuan, profil Dokter Hoseok sangat mirip dengan profil Jack. Dia lulusan jenius dari kedokteran, kehidupannya sangat misterius, dan menurut desas desus, ibunya meninggal karena bunuh diri. Dia baru masuk mendaftar ke rumah sakit ini dua bulan yang lalu, dan ketika kami melakukan pengecekan terhadap masa lalunya, semuanya kosong, tidak ada satupun data tentangnya, seolah semuanya dihapus.”
“Cari sampai dapat,” Jimin menggertakkan giginya, “Apapun itu, alamat, nomor mobilnya, apapun untuk bisa mengarahkan kita kepadanya. Kita harus menemukan Yeorin, sebelum terlambat.”
Jimin memejamkan mata, sejenak merasakan sesak di dadanya. Yeorin harus selamat, meskipun sekarang hal itu diragukan, karena Yeorin berada di tangan Jack yang sangat kejam. Jimin akan menempuh segala cara untuk mendapatkan Yeorin kembali, selamat, dan hidup-hidup.
.
.
.“Yeorin, kita sudah sampai,” Dokter Hoseok mengguncang bahu Yeorin lembut.
Yeorin membuka matanya dan menemukan mobil mereka diparkir di sebuah rumah tua berwarna putih yang sangat indah dihujani cahaya lampu yang remang-remang.
Dokter Hoseok turun terlebih dahulu, lalu membuka pintu penumpang dan membantu Yeorin turun. Mereka berjalan bersisian memasuki teras rumah, ketika Dokter Hoseok membuka kunci pintu rumah itu, Yeorin mengernyit dan bertanya, “Ini rumah Dokter?”
Lelaki itu tersenyum lagi dan menggeleng, “Bukan, ini properti milik sahabatku yang dititipkan kepadaku, sekarang dia sedang di luar negeri. Kupikir tempat ini adalah tempat yang paling aman untukmu sekarang ini. Kau bisa bersembunyi di sini sementara, karena aku tahu Jimin-ssi pasti sedang sangat marah sekarang dan pasti dia akan menggunakan segala cara untuk mencarimu.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Yoon [Devil] Jimin
Romance[Completed] "Aku harus memiliki perempuan ini." Jimin memutuskan dalam hati. "Aku harus memilikinya segera."