Pov.
Mata Jimin menyala ketika menatap mata Yeorin. Perempuan ini menatapnya tanpa dosa. Tidakkah dia tahu bahwa permintaannya ini menambah penderitaan Jimin?
Memijit Yeorin?
Dalam kondisi bergairah dan ingin dipuaskan seperti ini?
Bagaimana Jimin bisa menahan diri, ketika jemarinya menyentuh kelembutan kulit Yeorin di tangannya?
"Oke, berbaliklah." Jimin menggeram lagi.
Yeorin tidak pernah meminta tolong kepadanya, dan kalau Yeorin melakukannya, itu berarti Yeorin benar-benar kesakitan. Jemari Jimin bergerak menyentuh kepala Yeorin, ke helaian rambut seperti sutra yang terasa lembut di jemarinya. Helaian itu biasanya adalah tempat Jimin menenggelamkan kepalanya ketika dia mencapai orgasmenya yang luar biasa nikmat di atas tubuh istrinya.
Sial! Jangan pikirkan tentang itu, Man! Jimin memijit dan seolah belum cukup siksaannya, selama proses itu, Yeorin terus menerus mendesah keenakan karena pijatan Jimin. Bahkan kadang mengerang, persis seperti erangannya ketika Jimin mencumbunya, dan itu luar biasa menyiksanya.
Kejantanan Jimin sudah berdenyut-denyut, dan Jimin merasa dirinya hampir meledak karena gairah, gairahnya kepada Yeorin.
"Sudah cukup?"
"Aku masih sedikit pusing di sisi ini." Yeorin memiringkan kepalanya, memamerkan pundaknya yang hangat dan halus, membuat Jimin ingin mengigit lembut di bagian lunak di sebelah sana.
Sial.
Sial.
Sial!
Sambil terus memijit Yeorin, Jimin menyumpah terus menerus dalam hati,
Kemudian ketika Yeorin tampak santai, Jimin melepaskan pijitannya dengan hati-hati.
Bagus. Yeorin sudah tertidur.
Sekarang mungkin dia akan mandi dengan air dingin, kalau tidak dia akan terbakar semalaman di atas ranjang ini. Menderita karena tak terpuaskan. Dengan tak kalah hati-hati, Jimin bergerak turun dari ranjang, hendak melangkah ke kamar mandi.
"Jim..,"
Hampir saja Jimin mengerang mendengar panggilan Yeorin,
"Ada apa lagi, Rin?" desis Jimin serak
"Sekarang aku sudah tak pusing lagi."
Hening.
Jimin tertegun sejenak, kemudian menyadari arti kata-kata Yeorin, dia langsung membaringkan kembali tubuhnya di ranjang, sepenuhnya bergairah.
"Bagus." bisiknya parau lalu membalikkan tubuh Yeorin dan melumat bibirnya tanpa ampun,
Gairahnya yang menggelegak tidak ditahan-tahannya lagi, Jimin menyentuh Yeorin di mana-mana, menikmati kepemilikannya atas tubuh istrinya, menikmati betapa tubuh Yeorin yang lembut dan hangat itu menggelenyar di setiap sentuhannya.
Payudara Yeorin tampak lebih berisi, mungkin karena kehamilannya. Ketika akan menyentuhnya seperti biasanya, Jimin tertegun dan menatap Yeorin,
"Apakah aku menyakitimu?"
Yeorin tersenyum meminta pengertian, "Sedikit nyeri di bagian situ." desahnya.
Jimin tidak mengatakan apa-apa, lelaki itu hanya mengecup ujung payudaranya, lalu mamainkannya dengan lidahnya yang lembut, tangannya menelusur ke bawah dan menyentuh pusat kewanitaan Yeorin, menemukan bahwa Yeorin sudah siap dan bergairah untuknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yoon [Devil] Jimin
Romance[Completed] "Aku harus memiliki perempuan ini." Jimin memutuskan dalam hati. "Aku harus memilikinya segera."