Pov.
“Aku masih punya satu syarat lagi,” Yeorin tanpa sadar melangkah menjauhi Jimin, “Aku ingin tinggal di kamar putih yang dulu, kau.. hm bisa mengunjungiku kalau kau perlu sesuatu...”
“Cukup! Sekarang giliranku memberi pengaturan untuk pernikahan kita!” kesabaran Jimin tampaknya sudah habis, lelaki itu meraih pinggang Yeorin dan merapatkan ditubuhnya membuat Yeorin merasakan tubuh Jimin yang mengeras di sana, “Kau merasakannya?”
Jimin menatap Yeorin, marah sekaligus bergairah,
“Aku berniat untuk menjadikanmu istriku yang sesungguhnya. Bukan kekasih yang kukunjungi jika aku perlu bercinta,” Jemari Jimin menuruni sisi lengan Yeorin dengan sensual dan kemudian berhenti di sisi payudaranya, meremasnya lembut, “Dan jika kita melakukan itu, kita tidak akan tidur di kamar yang terpisah!”
Hening.
“Kenapa? Kau tidak suka dengan syarat dariku?”
Jimin terus menahan payudara Yeorin dengan posesif. Yeorin adalah istrinya, sekarang dia harus menerima seluruh dirinya, tidak lagi berusaha menentangnya seenak hatinya. Pilihannya adalah mereka suami istri atau tidak sama sekali,
“Jika kau tidak menyukainya, lebih baik kita berhenti di sini sekarang juga,” sambil berusaha menahan keposesifannya, Jimin memperlembut tuntutannya.
“Malam ini cukup sampai di sini kalau kau tidak siap.”
Satu-satunya yang mendesak saat ini adalah tubuhnya yang berhasrat, tetapi Jimin masih mampu mengendalikannya jika Yeorin tidak mau melanjutkan. Perempuan ini telah menunjukkan keberanian besar dengan mengemukakan persyaratannya di depan Jimin dan Jimin menghargainya, dan karena itu ia bersedia memberikan waktu sebanyak yang diinginkan Yeorin.
Yeorin hanya terdiam di sana, menatap Jimin dengan tatapan kosong.
Astaga, apa sebenarnya yang ada di dalam kepala mungil itu?
Yeorin pasti sudah larut dalam persepsi dan pemikirannya sendiri. Apalagi setelah dia mengetahui kisah tentang Min Young.
Jimin sendiri tidak bisa menjelaskan perasaannya. Memang pada mulanya, dia menginginkan Yeorin karena kemiripannya dengan Min Young. Tetapi sekarang, dia merasa Tuhan telah memberikannya kesempatan kedua, dalam wujud perempuan yang sangat mirip dengan Min Young.
Tidak, dia tidak pernah membayangkan Min Young.
Tidak lagi. Setelah malam-malam kelam yang menghancurkan hati, yang dia lalui karena kematian Min Young dulu, Min Young telah berubah menjadi bayang samar yang kadang hadir dalam bentuk kenangan masa lalu yang indah. Jimin bahkan sudah berhasil tidak memikirkan Min Young lagi sejak bertahun-tahun lalu.
Yeorin terasa berbeda tetapi bagaimana dia menjelaskannya kepada Yeorin? Perempuan itu tidak akan percaya bahwa gairah yang meluap-luap ini memang murni untuk dirinya. Jimin menyadari bahwa ia menginginkan pernikahan yang nyata, bersama Yeorin.
Yeorin bagaikan malaikat yang menariknya dari kegelapan. Hatinya yang kelam telah tersentuh secercah Matahari sejak kehadiran Yeorin. Dan Jimin tidak ingin melepaskannya.
“Baiklah,” suara pelan terdengar dari bibir Yeorin, terdengar enggan seolah-olah Yeorin tidak benar-benar setuju dengan dominasi Jimin dalam hubungan ini.
Dan itu membuat Jimin senang, seorang istri yang selalu setuju dengan pendapat suaminya sama sekali tidak menyenangkan. Di dalam kehidupan pernikahan yang nyata, terdapat banyak ketidaksepakatan, sebanyak kasih sayang, tawa, maupun kesetiaan.
Jimin tersenyum dan menatap Yeorin dengan penuh gairah,
“Apakah kau sudah siap untukku, Yeorin?” jemari Jimin mengusap ujung payudara Yeorin dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yoon [Devil] Jimin
Romance[Completed] "Aku harus memiliki perempuan ini." Jimin memutuskan dalam hati. "Aku harus memilikinya segera."