#2

46 21 7
                                    

"cuma mau ngingetin, bahagia itu sederhana. Lihat senyum kamu, misalnya."

Have a nice day!

***

"Jun, lo mau ke kan-"

"Sya, awas belakang lo!"

JEDUGG!

Sebuah bola basket berhasil melayang bebas membentur kepalanya dengan keras, sesaat setelah membelakangi Tasya. Begitu juga dengan kedua tangannya, berhasil mendarat di sebuah tempat. Apaan nihh kok empuk, batin Juna.

"Ahhh J-Juna!" Tasya mengerang kesakitan karna dada miliknya, diremas oleh Juna.

"A-anu sorry Sya, su-sumpah gue ga berniat bu-"

"ARJUNAA! CEPET LEPASIN DULU TANGAN LO DARI DADA GUEEE." bentak Tasya kali ini dengan nada tinggi.

Juna segera melepaskan tangannya. Dalam sekejap, mereka berdua menjadi pusat perhatian semua orang. keduanya bertatap muka, dan kemudian diikuti dengan gerakan menundukkan kepala mereka masing-masing.

Keadaan menjadi canggung, diselimuti rasa malu yang tak tertahan. Dari keduanya tidak ada satu pun yang memulai percakapan. Padahal gue ga sengaja. Gue harus jelasin sekarang, pikir Juna.

"T-Tasya, sumpah gue ga senga-"

"APANYAAA YANG GA SENGAJA HAH?!?! ANAK SMP JUGA TAU KALO TANGAN LO MEREMAS DADA GUEE!"

"Tunggu, anak SMP lo bilang?" tanya Juna dengan tampang polos.

Anak SMP katanya? apa-apaan dia itu. Juna larut dalam pikirannya yang membayangkan masa-masa ia masih mengenakan celana biru, saat itu ia hanyalah bocah ingusan yang kerjaannya bermain game online setiap hari. Kayaknya engga deh, pikir Juna lalu menggeleng kepalanya.

"JUNAA! MIKIRIN APAAN SIH?!?! KITA JADI PUSAT PERHATIAN SEKARANG, DAN LO MALAH MIKIR KEBINGUNGAN KAYAK ORANG BEGO."

"Apa kata lo ta-"

"Ikut gue buruan Jun, udah jangan banyak tanya." kata Tasya dengan suara pelan lalu menggenggam tangan Juna.

Lagi-lagi pembicaraannya dipotong Tasya. Sudahlah. Karena telah menjadi pusat perhatian, Juna hanya mengangguk setuju lalu mengikuti arah tangannya yang digenggam oleh Tasya.

"Jangan lama, buruan ih!"

"Sabar." ucap Juna.

"Jalan lo kayak banci, kelamaan."

"Ngapain jadi banci, mubazir nanti dada bidang gue." 

Dan mereka berdua pun menghilang dari pusat pandangan semua orang. Dari depan Juna, Tasya tersenyum sumringah mendapati tangannya menggenggam tangan Juna. Begitu pula sebaliknya. Dari belakang Tasya, Juna tersenyum bahagia. Tangannya di genggam kuat oleh Tasya. Cewe absurd. Tapi dipikir-pikir imut juga sih haha... astaga Junn sadar, batin Juna.

Berawal dari sini, kisah cinta mereka berdua akan bersemi. Apakah Juna akan menjadi pria pendamping hidup Tasya? dan akankah Tasya menerima Juna menjadi pasangan hidupnya? lantas, bagaimana nasib dari perjodohan antara Satya dengan Tasya? ataukah, mereka berdua akan mengakhiri hubungan persahabatannya lalu sama-sama menjauh? atau, Juna akan menerima Ara di hidupnya lagi? kalau begitu, tetap disini jangan kemana-mana. stay with me. Eh salah stay with us! maksudnya, hehe.

***

"Eh Ara, lo punya kuota ga?" tanya perempuan yang berada disebelahnya.

I Don't Care, cause I love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang