"Ga usah liat-liat." -Juna.
"Apalagi, kalo sampe yang ini. Baku hantam kita." -Juna.
***
Juna berlari menyusuri koridor Rumah Sakit. Matanya tidak berhenti mencari ruangan dimana Mamahnya dirawat. Ia lupa menanyakan kepada Pak Doni, di ruangan mana Mamahnya berada.
napas Tasya tersengal, ia bingung apa yang sedang dicari Juna. Bukannya Pak Doni sudah memberikan lokasi tempatnya? lalu apa yang ia cari saat ini.
Tasya berhenti berlari. Ia sudah benar-benar kehabisan tenaga. Kakinya terkulai lemas. Ditambah, Juna yang tiba-tiba menciumnya siang tadi. Sudah cukup hari ini jantungnya dipermainkan.
"Jun, lo nyari apaan sih daritadi. Kok, ga nyampe-nyampe ini daritadi gue lari. Capek sumpah gue Jun, bentar dulu eh."
"Kita." ralat Juna.
"IYAA ITU, MAKSUD GUE. NAH, LO CAPEK KAN? YAUDAH DUDUK DULU SEBENTAR JUNAAAA. KAKI GUE PATAH LO MAU NANGGUNG BIAYA?"
"Yaudah gue yang bayarin. Toh, ini lagi di Rumah Sakit." jawab Juna dengan santai.
"JUNAA IHH, NGESELIN BANGETT HUHUU. SEBENTAR DOANG JUNN, PLEASE KAKI GUE UDAH KAYAK YANG MAU PATAH."
"Ga. Emak gue lebih penting."
Tasya lebih memilih mengikuti Juna ketimbang memilih ditinggalkan Juna. Alasannya karena satu hal, ia tidak mengenali daerah di sini. Ya walaupun, ia termasuk keluarga yang bisa dikatakan sangat lebih dari cukup. Tetapi, daerah sekitar tempat tinggalnya saja ia tidak mengenalinya. Kebanyakan dari rencana liburannya adalah mengunjungi wisata-wisata di luar Negeri.
Juna berhenti. Ia mengeluarkan HP miliknya karena mendengar bunyi pesan masuk.
Bip .. Bip .. Pak Dedi, (eh salah maksudnya Pak Doni. Siapa lagi Pak Dedi cobaaa hadeuhh... wkwk).
Pak Doni : Den, maaf saya lupa ngasih tau ruangannya. Nyonya dirawat di lantai 3 Den, saya tunggu di depan lift ya Den.
Tidak membuang-buang waktu lagi, Juna segera menarik tangan Tasya dan bergegas menuju lantai 3. Namun, Tasya melepaskan tangannya dari Juna. Ia berhenti berlari. Juna memandang Tasya dengan heran. Ada apa dengannya? ia rasa tidak membuat kesalahan sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Care, cause I love U
RomanceJuna tidak sedikit pun membuka hati nya lagi untuk Ara. Ia sudah terlanjur kecewa dengan Ara semenjak kejadian malam itu. Malam penuh saksi yg memuculkan jawaban tersembunyi yang tidak diketahui Juna. Malam terwujud nya awal harapan untuk memiliki h...