hmmm, btw ini bukan pure romance story. hihihihi.
"Dua porsi pangsit," pesan Yoona di salah satu stan di kantin kantor Seohyun bekerja.
Ternyata tepat di sebelah stan ada Chung Ah memesan jus mentimun. Pandangan mereka tak sengaja bertemu. Tak lantas membuat Chung Ah gugup melainkan tersenyum ramah. Namun, Yoona justru tersenyum kecut. Sinis. Awal senior sekaligus sahabat Seohyun mendesah kecil tapi secepat mungkin bersikap biasa. Karena memang bukan pertama kali Yoona memberi pandangan tak bersahabat.
"Apa kabar?"
"Apa? Bagaimana?" heran Chung Ah mengernyit usai mendengar pertanyaan barusan dari bibir Yoona. Iya, Im Yoon Ah si wanita yang berhasil merebut hati Seohyun dan mengubah status pacaran menjadi sepasang istri. "A-apa?"
Yoona terkekeh tapi tanpa selipan sentimen melainkan keramahan. Bahkan bukan sekadar bibir, sepasang mata ikut melengkung menghadap ke Chung Ah. Sungguh keramahan? Ataukah pura-pura?
"Eonnie mendengarnya. Maaf, tidak sopan. Bagaimana kabar, Eonnie?"
"Baik. Kau... juga terlihat baik."
Ucapan Chung Ah agak mengambang awalnya karena bingung hendak menanyakan balik. Sejauh belasan senti Yoona tampak sempurna di matanya. Baik segi visual maupun hati mengingat Seohyun sudah menerima surat persetujuan pengunduran diri untuk akhir bulan depan. Wanita yang mengganti nama Kim Seohyun jadi Im Seohyun tak perlu lagi menggigit jari karena kecemburuan belaka.
"Terima kasih sudah menyetujui pengunduran diri istriku," tutur Yoona sengaja mengganti sapaan Seohyun menjadi istriku. Menekankan bilamana wanita yang pernah Chung Ah cintai adalah miliknya secara sah. "Aku sangat menghargai keputusan ini."
"Sama-sama," sahut Chung Ah alakadar karena takut salah bicara hingga terjerumus. "Terima kasih," ujarnya kelar bertransaksi.
Chung Ah tak langsung pergi tapi berdiri tepat di sanding Yoona. Wajah lembut berpadu lelah bekerja membuat tatapan makin sayu. Ditambah lagi sikap istri Seohyun yang kadang masih tak terkendali. Baik, dia belum menikah atau sekadar memiliki pasangan tapi tentu bukan karena mengharapkan Seohyun. Chung Ah masih mengetahui batasan dan tak ingin menjadi perusak rumah tangga. Apalagi sadar bahwa cinta Seohyun memang hanya milik Yoona.
"Kau tidak pernah punya alasan kuat untuk cemburu berlebihan atas apa yang memang sudah menjadi milikmu, Yoona ah. Sampai jumpa," pamit Chung Ah menepuk-nepuk lengan Yoona sebelum kemudian pergi tanpa menatap ke belakang lagi.
Pandangan memburam selurus punggung Chung Ah yang kian jauh. Yoona sadar bahwa ada saat dia benar-benar tidak dewasa menghadapi situasi yang dibuat sendiri. Kecemburuan tanpa dasar atau landasan apapun. Chung Ah pernah atau masih mencintai Seohyun tentu adalah haknya. Di sisi lain, Seohyun tak pernah menjadi istri pembangkang.
Setiap hari Seohyun bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan, menyiapkan pakaian Yoona meski diri sendiri juga bekerja, dan sepulang kerja tidak pernah ke mana-mana lagi. Weekday pun Seohyun habiskan di rumah untuk menyelesaikan freelance. Kehidupan Seohyun hanya untuk Yoona seorang dan sebaliknya.
"Yoongie," panggil sesosok wanita yang sedang berkelana di benak Yoona. "Yoongie, masih lama kah?"
"Sebentar lagi, Yeobo," sahut Yoona menyisir jari rambut Seohyun.
Mata Yoona menyorot lembut ke wajah sang istri yang sudah bersih dari make up. Namun, justru aura keindahan makin terpancar terlebih garis lengkung di sudut bibir membuat pipi agak menyembul. Helai rambut dijepit ke belakang memamerkan leher jenjang putih lembut. Beberapa titik keringat mengalir dari belakang telinga tiba-tiba menimbulkan kecemburan di hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Dibuka!
Misterio / SuspensoTeror terus berdatangan sampai akhirnya fakta demi fakta terkuak. Siapa dalang dari semua ini?