Halloween

196 43 32
                                    

halo halo halooooooo kalongers, semoga kalian sehat selalu. 

buat kalian yang kagak komen, UDAH BELI NOVEL THE CURSED HAND BELUM? HIIHHH!

*promo model apaan dah author ini?*

BIARIINNN! AKU AUTHOR SESAT NAN JAHAT.

Sepasang mata Jisoo lebam menangisi kepergian anjing yang baru saja dimiliki. Pagi tadi Jerry masih lincah berlarian bahkan ingin ikut naik ke sepeda saat dia hendak berangkat kerja. Menjelang siang pun Jisoo memilih pulang untuk menemani Jerry sekaligus memberi makan. Namun, dalam sekejap seseorang tidak bertanggung jawab merampas nyawa anjing kecil ini. Membuat makhluk kecil berbulu oranye tidur selamanya dalam balutan kain.

"Jahat! Tidak punya perasaan!" umpat Jisoo mengelus kepala Jerry yang tadi malam masih menggelayut di pangkuannya.

Di pilar Seohyun menerawang ke buntalan kain meliliti Jerry. Tak jauh berbeda dari Jisoo, dia juga sedih. Membayangkan peristiwa siang tadi di mana mobil menghancurkan organ-organ tubuh hewan tanpa melontarkan maaf. Manusia macam apa tersangka tadi sampai tidak punya nurani?

Di sisi lain, dia juga tengah menganalisa ke kronologi tadi. Ruas jalan yang hanya cukup untuk 1 mobil dan 1 motor bukankah seharusnya melaju pelan-pelan? Bagaimana si pengendara bisa melaju kencang tanpa memikirkan situasi kanan-kiri? 

"Emmm, mengapa tubuh Jerry seperti tidak berisi?"

Pikiran Seohyun lagi-lagi teralih dan kini ke badan Jerry yang terlampau rata meski sudah dililiti kain. Memang organ anjing kecil hancur sampai muncrat mengoyakkan kulit di bagian perut. Namun, dia tak yakin bahwa keadaan tersebut membuat si anjing jadi bertubuh datar cenderung cekung. Rasa penasaran membawa kaki melangkah lebih dekat ke lubang galian.

Pyarrr!

Bunyi pecahan kaca disusul erangan Yoona di dapur mengejutkan Seohyun dan Jisoo di latar yang hanya berjarak tujuh meter. Seohyun mengurungkan niat mencari tahu karena menarik diri menghampiri sang istri. Di lantai tepat di sisi kaki Yoona ada pecahan gelas. Teh dan potongan jahe ikut berceceran.

"Wae?"

"Tidak apa-apa. Aku sengaja buatkan teh jahe untuk Jisoo agar dia lebih tenang. Ternyata sangat panas." Yoona meraih serbet dan mengelap lantai.

Masih di tempat yang sama, Seohyun meraih gelas lain dan membuatkan teh jahe baru. Sesampai di teras Jisoo sudah terduduk menatap gundukan tanah di atas kuburan Jerry. Seohyun duduk di sisi adik ipar seraya mengusapkan sapu tangan hangat ke wajah dan sepasang tangan Jisoo.

"Nanti kita bawa Jerry baru kemari. Jangan terlalu sedih ya!"

"Wanita tadi tega sekali," gumam Jisoo menatap buram isi gelas pemberian Seohyun.

"Wanita? Oh iya, wanita ya?"

"Kami sendiri tidak tahu bagaimana kronologinya. Maklum kalau siang-siang begini memang lebih banyak di dalam bersama cucu. Tiba-tiba mendengar suara tabrakan. Saat keluar sudah melihat Jisoo berusaha bangkit menghampiri anjingnya."

"Aahh, benar, benar sekali. Jisoo bilang pengendara mobil tadi adalah wanita berkacamata hitam. Aku sendiri baru pulang dari luar jalan utama habis membeli camilan jadi sempat melihatnya. Dia memakai kacamata hitam, masker, dan topi."

"Apa wanita peneror itu?"

*

"Chaeyoung ah, makan yang banyak! Jangan sungkan-sungkan!" ujar wanita blonde sedikit lebih tua seraya menyumpitkan fishcake ke mangkok Chaeyoung.

Jangan Dibuka!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang