part atas ini harusnya gabung sama chapter lalu. huhuhuhu. alhasil chapter ini agak panjang.
btw, kalian sehat-sehat ya. bersabarlah, teman, corona bangke akan angkat diri dari bumi kita. aamiin, amin, sancai, svaha, sadhu.
"Seohyun. Wanita yang cantik tapi nasibmu tidak seindah wajahmu."
"Chaeyoung ah, Eonnie tadi menelponmu ingin menanyakan apakah sedang bersama Jisoo? Ponselnya tidak bisa dihubungi."
"Ohhh, kami sempat menelpon dan dia bilang ingin membeli cat air. Tapi karena aku lembur dan tidak bisa menemani jadi dia bilang mau pesan antar saja. Lalu panggilan tiba-tiba mati. Sekitar sepuluh menit dia mengirim pesan kalau baterai ponsel habis jadi mau isi daya dulu," jelas Chaeyoung panjang lebar membuat Seohyun lega.
Segelas bir tersodor menarik perhatian Seohyun sejenak. Ketika tahu sosok tersebut memakai jubah dan topeng, dia tersenyum kecil dan menerima gelas tersebut lalu menyahut suara di telepon. "Syukurlah! Ya sudah kalau begitu. Terima kasih."
Klik!
"Ternyata ponsel Jisoo low."
"Ehm."
Mereka berjalan pelan karena Seohyun tengah memasukkan ponsel ke saku pakaian dalam jubah. Perlahan sosok di sisi Seohyun menyingkir dan terlahap di antara keramaian. Lantas istri Yoona bingung menoleh sana-sini. Mencari-cari sosok di balik tokoh Scream yang memberikan segelas bir.
"Yeobo ah, bagaimana? Sudah menelepon Chaeyoung?"
Wajah bingung Seohyun kian menjadi-jadi melihat Yoona datang dari arah depan membawa sandwich sambil memegang topeng. Lalu apa tadi? Menanyakan telepon? Padahal jelas-jelas Yoona datang menyodorkan bir dan sudah diberitahu keadaan Jisoo. Oh, zonk! Jika di sini Yoona dan baru datang, jadi siapa wanita barusan yang memakai kostum persis sang istri?
"Hyunnie ah? Yeobo?" panggil Yoona melambai-lambaikan tangan di depan wajah Seohyun.
"Yoongie?" panggil Seohyun bernada gemetar ketika menoleh ke lantai. Ada sebutir benda merah menggelinding ke kaki. Tomat busuk.
"Ommoooo!"
"Yoong, di sana! Dia di sana!" seru Seohyun menunjuk ke bibir tirai hitam.
Seseorang memakai kostum serupa dengan Yoona yang mengecoh Seohyun tadi berdiri di ambang belahan kain. Dia melambai pelan ke arah pasangan istri sebelum kemudian menarik diri.
"Sialan!"
Yoona langsung berlari membelah kerumunan ingin mengejar peneror yang akhir-akhir ini membuat rumah tangga mereka gelisah. Sesampai di ambang pintu, peneror lari menuju gerbang. Dia mengumpat kesal dan kembali mengejar tak ingin kehilangan jejak. Di belakang Seohyun ikut berlari.
Tepat di ambang gerbang peneror berhenti dan ketika Yoona hampir sampai, dia langsung mendorong gerbang menjepit tubuh Yoona. Grek! Namun, seperti ingin memancing adrenaline wanita di balik topeng tak langsung beranjak menyelamatkan diri. Dia menatap ke Seohyun seakan sengaja menunggu.
"Aaakkhhh! Siapa kau, bedebah?"
"Lepaskan!" sentak Seohyun berusaha menarik gerbang dan lengan lain menerobos keluar hendak meraih topeng.
Lengan peneror langsung menekan jemari Seohyun ke belakang membuat istri Yoona mengerang sakit. Seorang diri melawan dua wanita cukup menguras tenaga. Namun, agaknya pasangan istri terlihat lengah. Dia pun melepas gerbang dan lekas berlari pergi hilang di persimpangan dan kegelapan malam.
Grek!
"Akh! Yoongie? Kau tidak apa-apa?" Seohyun menuntun Yoona bangkit dan menatap ke jejak peneror tadi lalu berdesis, "Siapa dia? Mengapa dia ada di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Dibuka!
Misteri / ThrillerTeror terus berdatangan sampai akhirnya fakta demi fakta terkuak. Siapa dalang dari semua ini?