CCTV

213 30 23
                                    

haaiiiiiiiiiii kalong-kalong kesayanganku. apa kabar semua? semoga sehat selalu. 



"Tunggu!" tahan Yoona menyambar pergelangan Jisoo dan mengangkatnyasejajar kepala. "Mengapa jaketmu ada noda merah?"

"Oh tidak!" umpat Jisoo tercekat mendapati bercak merah yang tak lain adalah noda darah Chaeyoung. Namun, pikiran berputar cepat melirik jinjingan Seohyun. "Ini... ini noda makanan tadi. Kami makan kerang saos gochujang."

"Sudah, pergi mandi!" sela Seohyun mendorong pelan Jisoo agar segera pergi. "Yoongie, temani makan ya! Lapar lagi. Hihihi."

"Kau selalu saja memanjakan dia," pekik Yoona kesal hendak angkat kaki, tapi langsung ditarik lagi oleh sang istri.

Cplak cplak! Tangkup-tangkup air menampar wajah Jisoo. Mengalir dari telapak membasahi pergelangan memburamkan bercak merah . Wajah terangkat menangkap pantulan di cermin. Tetes demi tetes membentuk anak-anak sungai berkumpul di dagu.

"Sedikit lagi. Tujuanku akan tercapai."

-Flashback-

"Jisoo ah, besok dan lusa kau libur ya bersama dua rekan lain. Minggu depan pemasok baru aktif jadi kalian bisa istirahat sampai daging-daging masuk," ujar seorang pengawas memberikan jadwal bagian quality control.

"Terima kasih, Oppa."

Jisoo memerhatikan jadwal kerja. Beberapa saat berselang bibir menyeringai senang. Sepulang kerja dia langsung menyiapkan ransel berisi dua setel pakaian, uang secukupnya, kemudian berangkat ke stasiun kereta. Selama perjalanan dia terus berhubungan dengan Yoona untuk mendapatkan lokasi keberadaan pasangan pengantin baru tersebut. 

Yoona:

Kami akan berangkat sekitar tiga jam lagi. Tidurlah! Bukankah kau baru pulang kerja?

"Bagus!" senangnya mendapat pesan balasan dari Yoona. "Haahh, Yoong eonnie, uang adalah segalanya." Jisoo memasang masker lalu menarik tudung menutupi kepala. Dia ingin tidur sejenak karena waktu tiba masih dua jam lagi.

*

Nyiiitttt bremm nyiittt!

Mobil di depan motor yang disewa Jisoo terlihat oleng. Untung tidak ada kendaraan lain karena sangat bisa memicu kecelakaan beruntun. Lagi mobil oleng berbelok kasar ke kanan lalu ke kiri begitu beberapa kali sampai akhirnya berhenti di tepi. Alhasil Jisoo ikut berhenti sekitar empat meter di belakang mobil tepat di sisi pohon rindang untuk bersembunyi. Tak lama kemudian keluar Yoona tersungkur ke jalan memegangi pundak.

"Kakakku yang malang," desis Jisoo tersenyum tanpa peduli Yoona yang setengah berlari pergi. Dia mengeluarkan sapu tangan dan menuangkan cairan bius.

"Yoona, jangan lari kau!" teriak wanita yang tak lain adalah Irene disusul suara pintu mobil. Di tangan kanan membawa pisau yang sudah ternodai darah. "Yoo-"

Bruak! Tubuh Irene mencumbu aspal terjegal kaki Jisoo. Sebelum sempat menoleh, punggungnya sudah ditekan.

Hap! Jisoo menjambak rambut Irene membuat kepala menengadah lalu tangan lain menempelkan sapu tangan ke wajah sang kakak ipar. Awal Irene meronta dan mencoba berteriak. Apa daya posisi tubuh tidak memungkinkan ditambah bibir terbuka yang malah memancing bius kian cepat bekerja. Perlahan napas melemah membuat tenaga ikut berkurang. Istri Yoona pingsan. Sekuat tenaga dia menyeret Irene kembali ke dalam tapi di bagian penumpang.

"Ya Tuhan, kau berat juga," eluh Jisoo meraih ponsel menghubungi pemilik motor. "Ne, Samchon. Aku bersama temanku menunggu di lokasi."

Klik! Sembari menunggu pemilik motor datang, Jisoo mengosongkan tangki bensin menggunakan selang yang sudah disiapkan. Dia akan beralasan bahwa ada yang salah dengan motor atau meteran. Dengan begitu sang pemilik tak menaruh curiga karena fakta membuktikan jika memang tidak ada bensin di sana.

Jangan Dibuka!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang