•••
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17:00 waktu Cairo, seingatnya dia tadi sedang mendengarkan lantunan Al- Qur'an selepas salat Ashar di masjid tadi, saking merdunya suara lantunan kalamullah itu membuat Zahra tertidur di masjid.
Zahra langsung bergegas untuk pulang ke asramanya. Dia takut teman-teman seasramanya akan panik mencarinya dan ditambah handphone Zahra baterainya habis, jadi tidak bisa mengabari teman-temannya.
Zahra berlari-lari kecil agar segera sampai di stasiun bus.
Butuh waktu 30 menit untuk sampai di asrama, akhirnya Zahra tiba di asramanya. Perkiraan Zahra benar teman-temannya mengkhawatirkan dirinya.
"Ra kamu kemana saja? Kok baru pulang kami disini mengkhawatirkan mu... "
"Ululululu... Aku gak kenapa-kenapa kok. " Jawabnya dengan santai sambil memeluk tubuh Ncut.
"Ya sudah kalau begitu. " Balas Ncut teman Zahra yang berasal dari Aceh.
"Iya. Aku mandi dulu ya... "
"Iya... "
•••
Zahra Maulidia Hendra, lahir pada 01 Maret 1995 di Jakarta. Ayah dan bundanya memiliki dua orang anak yakni Renald Hendra dan Zahra.
Zahra sendiri adalah anak bungsu. Zahra terlahir sebagai seorang wanita yang cantik, pintar namun dia berbeda dengan kakaknya. Perbuatan Zahra terkadang sangat tidak baik, itu semua karena pada saat sma dia ditinggalkan orang tuanya bisnis ke luar negeri sedangkan kakaknya kuliah di Jerman. Dan dia tinggal sendiri dengan pembantu kepercayaan keluarganya. Disitulah pergaulannya menjadi bebas.
Disisi lain Zahra masih bingung apakah pilihannya adalah yang terbaik untuknya.
"Dari awal gue sudah memilih langkah ini, gue harus terima resikonya kelak. Aldo harus jadi milik gue. " Keras kepalanya masih melekat.
•••
Dibawah langit yang sama namun berbeda tempat, Arka sudah menghubungi kedua orang tuanya bahwa lamarannya sudah diterima oleh seseorang yang dia lamar minggu lalu. Umi dan abinya senang karena mendapatkan berita yang bahagia ini.
Rencananya lusa dia akan kembali ke Indonesia dan akan melamar Zahra secara resmi dihadapan kedua orang tuanya.
Hati Arka begitu bahagia ketika Zahra mau menerima dirinya untuk menjadi pendamping hidupnya.
Dia terus teringat kata-kata Zahra yang menerima lamarannya.
"Cie yang bentar lagi jadi ganti status.. " Arsad mengejek Arka.
"Doain yah bang semoga semuanya dilancarkan sama Allah. "
"Aamiin.. " Doanya untuk Arka.
"Ngomong-ngomong kapan akadnya ka? " Tanyanya bang Arsad.
"Belum juga ada persetujuan dari kedua pihak bang... " Jawabnya santai.
"Nanti kalo udah ditentuin tanggalnya, jangan lupa undang ana yah ka. " Pintanya
"Iya pastilah bang. Doain ajh. "
"Abang kapan nyusul Arka? " Godanya balik.
"Kapan-kapan. " Ujarnya sambil melengos pergi.
•••
Dritt.. Dritt.. Dritt
"Bunda? " Baru juga Zahra mau menelfon eh bunda telfon duluan. Gumamnya heran.
"Hallo Bun. "
"Assalamualaikum Wr. Wb.. "
"Eh iya Waalaikumsalam Wr. Wb. Baru juga Zahra mau telfon bunda, soalnya ada yang ingin Zahra katakan. "
Di semberang sana bunda nya merasa heran apa yang akan dikatakan puterinya itu, tidak biasanya.
"Hal apa Zah? " Tanya bundanya heran. Biasanya jika bundanya atau dia yang menelepon duluan dia akan merengek minta pulang ke Indonesia. Karena pengen cepet-cepet nikah sama Aldo.
"Soal pernikahan. "
"Sayang, Aldo sudah memiliki calon isteri dan sebentar lagi mereka akan menikah... kamu tau itu kan? "
"Iya bun Zahra tau, justru itu Zahra ingin menikah dengan orang lain. "
"Dengan siapa? " Tanya bundanya heran, tak seperti biasanya Zahra seperti ini. Bahkan dulu waktu di jodohkan dia tak mau. Mungkin Zahra sudah mendapatkan hidayah. Bundanya mencoba untuk berfikir positif.
"Yah sama laki-laki lah bun... "
"Iya siapa laki-lakinya sayang? "
"Namanya Arka, satu minggu yang lalu dia ngelamar aku langsung, terus setelah aku pikir-pikir aku mau menikah dengannya bun."
"Kamu beneran kan? " Tanya bundanya memastikan.
"Iyalah beneran... "
"Alhamdulillah akhirnya kamu sadar juga Zah. " Bundanya bersyukur karena anak nya ini kini sudah berubah.
"Jadi gimana bun? "
"Iya bunda sama ayah bakal ngerestuin penikahan kalian. "
"Lusa aku pulang, acara lamarannya seminggu sesudah aku pulang ke Indonesia... "
"Iya nanti akan bunda siapkan segalanya... "
"Iya terima kasih bun... "
"Iya sama-sama sayang... "
"Aku tutup telfonnya yah Assalamualaikum wrwb. "
"Waalaikumsalam Wr. Wb. "
Zahra tersenyum sinis melihat layar handphonenya.
"Maafin Zahra bun, Zahra udah terlanjur cinta sama Aldo. Zahra ngelakuin ini semua buat kebahagiaan Zahra sendiri. Dan kebahagiaan ayah bunda dan abang juga. " (Mungkin) ujarnya.
•••
Karawang,
02 Mei 2020
9 Ramadhan 1441 H
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku (Revisi)
Teen FictionJodoh itu seperti surat Al-Baqarah ayat 1 (AlifLaammim) yang artinya hanya Allah yang tau.