Pernikahan

12 6 0
                                    

•••

Hari ini adalah hari pernikahan Zahra dan Arka.
Semua orang terlihat bahagia, tapi tidak dengan Zahra. Zahra ingin sekali menghilang untuk saat ini, ia menyesal karena sudah menerima lamaran Arka. Tapi Zahra tidak berkecil hati karena ia sudah menyiapkan rencana kedua untuk mendapatkan cinta pertamanya itu.

"Gue gak bakal nyerah gitu ajh. " gumamnya dalam hati.

Zahra kini telah dirias semenawan mungkin, dengan mengenakan gaun putih plus hijab syar'i nya dan mekup yang tak terlalu tebal menjadikan Zahra terlihat begitu cantik.

Sedangkan diluar sana, Arka tengah menjabat tangan ayahnya dan siap untuk mengucapkan ijab qobul.

"Saya nikahkan engkau Arka Sastra Aditiya dengan putri saya Zahra Maulidia Hendra dengan mas kawin uang 100 juta rupiah dan seperangkat alat solat dibayar tunai. "

"Saya terima nikahnya Zahra Maulidia Hendra dengan mas kawin tersebut tunai. "

"Bagaimana para saksi? "

"Sah... "

Lewat layar monitor yang ada dikamarnya, Zahra melihat semua kejadian itu. Kini ia telah menjadi seorang istri dari Arka Sastra Aditiya. Sesak hatinya.

"Seharusnya yang ada disana adalah Aldo bukan lo Arka. " umpatnya sambil menangis.

Tok.. Tok.. Tok..

"Assalamualaikum wr.wb. "

"Waalaikumsalam wr.wb. " jawabnya sangat pelan.

"Zah??? "

"Apa! Udah puas lo, lo sekarang udah berhasil merebut kebahagiaan gue. " ucapnya sembari menngis

"Ka.. Kamu kenapa Zah? "

"Gara-gara lo gue gak jadi nikah sama cowok yang gue cinta. Asal lo tau! Penikahan ini hanya sekedar permainan. Jadi jangan terlalu menganggapnya dengan serius. Karena gue cintanya sama Aldo bukan sama lo. " ucapannya berhasil membuat tubuh Arka membeku.

Arka pikir Zahra juga mencintainya, karena Zahra menerima lamarannya. Ternyata. Namun Arka membuang jauh-jauh rasa sakit itu. Ia berpikir bahwa hari ini adalah hari kebahagiaannya.

Meskipun Zahra tidak mencintainya untuk sekarang, ia akan berusaha untuk membuat Zahra mencintai dirinya.

Arka tersenyum hangat kepada Zahra, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Izinkan saya untuk mendoakan istri saya... "

Arka berjalan lebih dekat ke hadapan Zahra. Namun anehnya Zahra tidak lari atau pun berbuat sesuatu. Dia hanya bisa diam ditempat tak bergeming.

Tangan kiri Arka menyentuh pucuk kepala Zahra sedangkan tangan kanannya menengadah. Dengan suara penuh pengharapan, dia memohon kepada Sang Pemilik Segalanya.

"ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya."

Tak terasa air mata mengalir begitu saja dipelupuk mata Zahra. Dalam hati Zahra mengaminkan doa suaminya itu.

Setelah itu, Arka mencium kening Zahra lama. Namun aneh nya lagi Zahra tidak menolak. Nyaman rasanya.

"Ayo kita keluar, semua orang sudah menunggu kita... "

Zahra hanya bisa mengaggukan kepalanya. Melihat itu Arka kembali tersenyum.

•••

Ada banyak tamu undangan yang datang ke acara pernikahan mereka berdua khususnya teman-teman Zahra dan Arka yang datang dari Cairo.

"Barakallah.. Zahra.. Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmmah.. " Sarahlah yang mengucapkan kata-kata itu.

"Jangan lupa buatkan baby yang lucu-lucu yah.. " Gurau Ncut.

Zahra hanya menanggapinya dengan senyuman.

Saat ini yang Zahra inginkan hanyalah istirahat dengan tenang.

•••

Setelah acara pernikahan yang diadakan dirumah Zahra selesai. Arka langsung memboyong Zahra ke rumah baru mereka yang jaraknya lumayan jauh dari rumah mertuanya itu.

Tadinya Arka diingatkan untuk tidak apa-apa menginap semalam di rumah mertuanya, namun Arka tetap keukeuh pada keinginannya.

Zahra pun yang tadinya tidak mau. Dengan berat hati harus mengiyakan apa yang diinginkan suaminya itu.

Mengapa Arka ingin cepat-cepat pindah ke rumah barunya? Karena menurut Arka lebih baik capeknya hari ini sekalian dan besoknya tinggal istirahat dengan nyeyak tidak perlu pusing-pusing harus berkemas-kemas lagi.

Diperjalanan tidak ada yang membuka pembicaraan terlebih dahulu. Mungkin keduanya cukup capek dengan kegiatan yang mereka lakukan hari ini.

Setengah jam berlalu akhirnya mereka berdua sampai dirumah baru mereka. Rumah dengan nuansa putih dengan taman bunga dipinggirnya menjadikan rumah ini sangat menawan.

•••

Follow me: strohimah_

Suamiku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang