Hallo Readers....
Aku kembali lagi, dengan cerita baruku.
Ada yang bilang cerita yang sebelumnya kurang greget. Aku berharap cerita kali ini bisa bikin kalian larut kedalam ceritanya.
Yok langsung baca aja♡
.
.
."Gue tuh cape begini terus, kapan coba Mama sama Papa gak nekan kita" omel seorang cowok kepada seorang cewek yang sedang main gitar di balkon kamarnya
"Abang gak boleh gitu, meskipun begitu mereka orang tua kita" jawab sang cewek yang tak lain adalah Riani a.k.a Ariani Candrika Caesar.
"Lo gak bosen apa, terus-terusan ditekan?" omel sang abang yakni Natael. a.k.a Natael Aileen Caesar.
Riani hanya diam, dan mulai memetik gitarnya lagi.
Riani dan Natael adalah anak dari salah satu pengusaha terkaya di Indonesia.
"Lo ngapain sih gitaran aja dari tadi?" tanya Natael mulai geram dengan sang adik.
"Aku itu lagi belajar nada salah satu lagu bang" jawab Riani yang masih fokus dengan gitarnya.
"Dek, besok ikut Gue ya"
"Kemana?"
"Kumpul sama anak-anak"
"Sama bang Alby dan Bang Melvin?"
"Sama siapa lagi, kan temen Gue dari dulu ya dua curut itu"
"Hahaha, yaudah""Gue ke kamar dulu ya, tidur yang nyeyak" ucap Natael sambil mengusap-usap rambut Riani.
.
Pagi ini keluarga Caesar sedang sarapan dengan suasana yang tenang.
"Pa Ma, nanti Natael sama Riani mau keluar ya" ucap Natael ditengah-tengah makanya
"Selesaian makan kamu, baru ngomong" ucap Sanders Caesar dengan tegas.
Sander Caesar adalah Papa dari Natael, Riani, dan Andros.
"Iya Pa, maaf"
Dalam keluarga Caesar tidak boleh ada yang bicara saat acara makan berlangsung, menurut mereka itu tidak sopan.
Setelah selesai makan semuanya, Elvira Caesar yang tak lain adalah sang Mama, memulai percakapan terlebih dahulu.
"Kamu mau kemana?"
"Mau kumpul sama Melvin dan Alby"
"Yaudah gakpapa asal jangan kemaleman"
"Siap Ma"
Setelah itu mereka sibuk dengan urusan masing-masing.
Natael dan Riani duduk di ruang keluarga, sedang menonton TV. Tiba-tiba saja Sanders, sang Papa datang dari arah atas.
"Gimana pendaftaran kamu, lancar?"
"Lancar Pa, tinggal beberapa persyaratan aja yang belum" jawab Riani.
"Papa gak mau kalau nanti ada kabar kamu gak di terima di sekolahnya Natael"
"Iya Pa" jawab Riani
"Gue yakin Lo bakal diterima" celetuk Natael
"Kamu jangan sok bilang gitu, orang kamu diterima di sana akibat bantuan Papa juga" jawab
Natael hanya diam membisu, tak tahu harus berkata apa, begitupun dengan Riani.
Drt...Drt...Drt...
Benda pipih yang dipegang Natael bergetar menandakan ada panggilan masuk.
"Hallo" ucap Natael
"Lo dimana? Cepet ke sini Gue udah nyampe" ucap di sebrang sana.
"Gue siap-siap dulu"
"Jan lama-lama!!!"
"Iya"
Tut-
Orang di seberang sana memutuskan panggilan sepihak.
"Dek, siap-siap sana"
"Mau jalan sekarang?" tanya Riani
"Iya, Melvin udah nyampe"
"Yaudah, Aku siap-siap dulu bang"
Riani pergi ke kamarnya begitupun dengan Natael. Mereka berdua meninggalkan sang Papa sendirian di ruang keluarga.
Riani memilih baju yang simple dan santai, karena ini bukan acara resmi.
"Yok" Natael menggandeng tangan Riani dan turun ke bawah.
Di bawah sudah ada Papa, Mama, dan andros.
Andros a.k.a Adinata Andros Caesar adalah putra bungsu keluarga Caesar. Andros masih berumur 2 tahun.
"Pa Ma, Kami berangkat dulu ya" Natael dan Riani menyalami tangan kedua orang tuanya.
"Jangan malam-malam" ucap Mama
"Iya Ma.... Dah Andros, kakak pergi dulu ya" ucap Riani tak lupa mencium Andros.
.
Selama perjalanan mereka terus berbincang tentang banyak hal. Bersenda gurau hingga tanpa disadari mereka sudah sampai.
"Yuk" ucap Natael turun dari mobil di susul Riani.
"Halo Nyet, lama gak ketemu" Natael langsung bertos ala cowok dengan Melvin.
"Si Monyet, baru tiga hari lalu kita ketemu" balas Melvin.
"Hahaha... Si Alby udah dateng?" tanya Natael.
"Lo bisa lihat sendiri kan, tahu sendiri si Alby kayak gimana"
Melvin lupa menyapa Riani."Eh sampai lupa kalau ada Riani, sini duduk" ucap Melvin mempersilahkan Riani duduk di sampingnya.
"Iya bang" jawab Riani malu.
"Akhirnya bos kita dateng juga" ucap Natael saat melihat Alby datang dengan muka garangnya.
Alby langsung duduk, tak menyapa satupun dari mereka.
"Mau pesen apa Lo?" tanya Melvin pada Alby.
"Coffie tanpa gula" jawab Alby.
"Kalian mau apa?" tanya Melvin pada Natael dan Riani.
"Samain sama Lo aja" ucap Natael.
"Aku jus alpukat" balas Riani
Setelah Melvin pergi, Natael sibuk dengan benda pipihnya. Riani gabut mau ngapain, hingga tatapannya terpaku pada manik mata tajam milik Alby.
Riani selalu bingung setiap Ia bertemu dengan Alby, pasti Alby akan menatapnya dengan tajam.
Natael melihat ada yang aneh di antara mereka. Akhirnya Ia mencoba mencairkan susana.
"Khem.... Khem" batuk Natael.
"By gimana kabar tante Ilona dan Om Logan?" tanya Natael basa basi.
Nb : Ilona dan Logan adalah orangtua Alby.
"Baik" singkat padat dan jelas.
"Nih pesenan kalian" akhirnya Melvin datang dengan membawa pesenan.
Mereka berbincang-bincang seputar sekolah dan cewek.
.
.
.
Oke makasih untuk kalian semua yang sudah mau menyempatkan waktunya dengan membaca ceritaku ini.
Lope-lope untuk kalian semua♡♡♡

KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Or Childish
Algemene fictie[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Kehidupan seorang remaja yang penuh dengan penekanan. Mereka menerima setiap tekanan dari orang tua mereka. Hingga datang saatnya mereka jenuh dengan semuanya. . . "Aku ada untuk kamu kapan aja. Jadi kamu bisa ceritain se...