Sudah terbilang dua hari, kini Aera mulai kerja seperti biasa. Kakinya juga sudah lumayan sembuh. Dia sudah beraktivitas seperti biasa. Seperti sekarang, dia sudah ada di studio cukup pagi dan partner kerjanya belum datang. Hari ini jadwalnya untuk rekamanan Haon untuk album barunya.
Untuk album Young B sudah siap dan hanya menunggu waktu, tanggal rilis juga sudah di umumkan sekitar kira-kira 5 hari lagi. Untuk Changmo, Aera bahkan belum membuat sampler. Beruntungnya Changmo masih sibuk di luar, mungkin dia bisa mengerjakan nanti setelah Haon rekaman.
/cklek/
Pintu studio terbuka menampilkan presensi pria dengan balutan hoodie hitam, dengan topi yang menutupi rambut mulletnya. Tak lupa ia ransel di punggungnya, kedua tangannya membawa kantung plastik putih berisi makanan dan tangan satunya memegang kopi.
"Kau sudah datang?" tanya pria yang tak lain adalah Ash. Aera mengangguk cepat dan tersenyum, matanya masih mengamati Ash yang meletakkan tasnya dan kantung plastik putih di meja.
"Sudah makan?" tanya Ash lagi. Tadi Aera hanya meminum susu pisang, jadi belum sarapan.
"Sudah, tadi minum susu." ujar Aera kini kembali kepada komputernya dengan kikuk. Pasalnya tumben sekali Ash basa-basi kepadanya, biasanya Ash akan langsung membicarakan proyek lagu mereka dan pokoknya semua terkait pekerjaan.
Ash mengeluarkan dua buah sandwich dari kantong plastik putih tadi. Sebelum datang ke perusahaan, dia sempat mampir ke minimarket untuk membeli cemilan. Lantas Ash meletakkan sandwich itu di meja sebelah kanan tangan Aera, membuat gerakan tangan pada mouse terjeda.
"Makan dulu, aku dengar dari Deen kau mudah lapar." ujar Ash kemudian, setelah meletakkan sandwich Ash menempatkan dirinya ke kursi komputer miliknya. Sambari menghidupkan komputernya dia juga memakan sandwichnya.
Aera tersenyum tipis, "Terima kasih kak, aku makan sandwichnya." ujarnya menahan rasa senangnya. Astaga jika Ash tidak di sampingnya, ia pasti sudah berjingkat-jingkat sambil berteriak teriak seperti memenangkan lotre.
---
Hari menjelang sore, Aera dengan semangat memasukkan laptopnya kedalam tas. Dia sudah ijin dengan Ash karena ada acara yang mendadak. Dan sekarang wanita itu dengan gembiranya pamit kepada Ash yang masih betah duduk di depan komputer.
"Kak, terima kasih sudah mengijinkanku pulang lebih awal. Kak Ash tenang saja sesudah acaraku selesai aku akan mengerjakan lagunya. Jadi sampai jumpa besok." kira-kira begitu pamitnya tanpa menjeda kalimatnya. Layaknya seorang rapper handal.
Ash menghela nafas ketika Aera sudah pergi dari studio musiknya, lantas ia kembali melanjutkan pekerjaannya.
Sebelum pergi, Aera mampir ke studionya Deen. Ia harus mengingatkan sahabatnya itu agar tidak lupa. Pokoknya tidak boleh batal, karena sudah lama sekali ia tak pergi bersama Deen.
/cklek/
"Kak Deen jangan lupa! Aku akan pulang sebentar jam 8 aku tunggu di sana!" ucap Aera singkat kembali menutup pintu tanpa membiarkan Deen bicara.
"Astaga bocah itu." gumam Deen disertai helaan nafasnya.
Sudah jam 7 malam dan Deen belum datang. Aera sudah menunggu hampir 20 menit dengan harap-harap cemas. Pasalnya acara teater sudah akan di mulai 15 menit lagi. Benar sekali, Aera menonton pertunjukan teater yang sudah lama sekali tidak tonton. Sudah hampir 3 tahun mungkin. Dulu saat SMA dia dan Deen kerap menonton teater. Tapi semenjak lulus mereka berpisah dan akhirnya tidak lagi menonton. Kadang hanya Aera saja sendiri menonton jika ada waktu luang dan ada tiketnya karena semakin kemari, semakin jarang pertunjukan theater.
Aera sedikit menyipitkan matanya ketika seseorang yang ia kenal tengah berjalan menuju kearahnya. Dia sedikit bingung dengan kedatangan seseorang itu.
"Loh... Kok..." ucap Aera heran melihat seorang pria kini berdiri dihadapannya. Dia celigukan mencari-cari Deen di belakang. Tapi tidak ada.
"Deen menyuruhku menggantikan menonton, dia bilang dia masih sibuk. Jadi tidak sempat memberitahumu." jelas pria itu sebelum Aera menanyakan keberadaan Deen. Aera menghela nafas sedikit kecewa, tapi ya sudah lah. Deen memang kelihatannya sangat sibuk, jadi dia harus mengerti.
"Ya sudah, ayo kita masuk. Pertunjukan akan segera dimulai." ajak Aera dengan antusias, diikuti pria itu dibelakang Aera dengan senyum tipisnya. Sangat tipis, bahkan mungkin tidak terlihat.
---
"Hoi kenapa wajahmu lesu begitu?"
"Young B!!!!" Deen yang tadinya lesu duduk didepan monitor kini memekik senang akan kedatangan Young B yang tiba-tiba memasuki studionya. Dia bahkan memeluk Young B saking senangnya.
Pria itu sudah beberapa kali memanggil wanita itu namun hanya diam tanpa menoleh ternyata Dean sedang melamun tak jelas.
"Hei hei sudah lepaskan tanganmu dari leherku," Ujar Young B menepuk pelan lengan Deen yang memeluk lehernya erat. Deen mencebik kesal, Young B tidak pernah romantis. Hey, Young B siapamu Deen?
Dengan berat hati Deen melepaskan pelukannya dan memberengut tak suka, wajahnya berubah murung. Young B terkekeh pelan. Ia langsung memeluk Deen membenamkan kepala Deen pada dadanya. Yang dibalas pelukan erat dari Deen. Young B tahu ada yang mood wanita di dekapannya itu sedang buruk.
Cukup lama mereka seperti itu hingga Deen melepaskan pelukannya, "Sudah lebih baik?" tanya Young B. Dean mengangguk masih dengan wajah cemberut.
Young B menghela nafas , ia menelungkup wajah Deen membawa untuk menghadapnya. "Kenapa?" Deen menggeleng pelan.
"Aku hanya mengkhawatirkan Aera." jawabnya kini menghindari kontak mata Young B.
Young B tersenyum lembut, "Aera? Atau.. Ash?" Deen kembali menatap Young B yang kini tengah menatapnya lembut. Deen menghela nafas kasar.
"Tebakanku benar ternyata. Kenapa? Ada masalah dengan Ash?" tanya Young B lagi.
Deen hanya menggeleng pelan, "Tidak ada. Hanya sekarang dia menggantikanku menonton.." Deen menjeda sebentar, "Bersama Aera." Deen kembali membuang pandangannya ia tak cukup kuasa menatap manik hitam milik Young B yang lembut.
Oke, Young B paham dimana letak keresahan wanita ini, ia sudah cukup tahu dengan garis besar yang Dean katakan. Young B kembali tersenyum lembut.
"Sampai kapan?" Young B menghela nafas berat menjeda kalimatnya, "Sampai kapan kau akan seperti ini?" Deen terdiam tanpa berniat membalas pertanyaan Young B. Ia juga tidak tahu sampai kapan dia akan bertahan seperti ini.
"Apa aku boleh egois?" tanya Deen dengan nada lirih ia menghela nafas berat beberapa kali, "Tapi janji tetaplah janji." lanjutnya lagi dengan nada bergetar.
"Kau akan menyiksa dirimu terus? Bahkan mengalah hanya untuk tidak menonton bersama Aera?" ujar Young B yang dibalas dengan isakan tangis Deen. Young B menghela nafas berat, baginya Deen adalah satu-satunya wanita yang berbeda dari yang lain. Tapi antara Deen dan Ash sama-sama bodoh. Saling menyukai sangat payah.
Young B lantas kembali memeluk Deen, mendekapnya memberi ketenangan. Dia sadar bahwa, perasaan adalah hak masing masing dan tak harus memiliki.
-Tbc-
Hmmm yg vote dikit banget dah :(
KAMU SEDANG MEMBACA
[By Your Side] | KHH ° Fin
General Fiction[17+] How are you? I'm bad. Start on : 29 Maret 2020 Finish on : 30 November 2020 Written by ©chochomiint