Ruangan santai itu tampak tenang, hanya suara TV yang terdengar. Kak Giya dan Kak Gilang tampak sedang duduk berdua di sofa sambil menonton TV. Sesekali mereka ngobrol, entah membicarakan apa. Sedangkan di depan kulkas, Nandira sedang membantu Geyo menuangkan susu.
Bocah 4 tahun itu duduk di lantai. Sedangkan Nandira berjongkok di sebelahnya, lalu menuangkan susu ke dalam gelas plastik yang Geyo bawa.
"Geyo suka susu?" tanya Nandira.
"Suka," jawabnya riang.
"Sama dong, kakak juga suka," ucap Nandira berusaha mengakrabkan diri.
Geyo menghentikan sejenak kegiatan minumnya. "Kakak kan udah gede, masa masih minum susu," kata Geyo. Bibirnya itu maju beberapa senti saat menyebut susu. Hal itu membuat Nandira gemas ingin mencubitnya.
"Hehe," cengir Nandira awkward. Baru kali ini dia tertampar oleh ucapan bocil (bocah cilik).
"Kakak, mau lagi." Geyo menyodorkan gelasnya yang sudah kosong, meminta Nandira untuk mengisinya lagi.
"Lagi? Wah, enak ya Dek susunya."
Nandira yang sudah hendak menaruh kembali kotak susu itu ke kulkas pun mengurungkan niatnya. Dia menuangkan susu itu lagi ke gelas Geyo. Pantas saja pipi geyo gembul, badannya juga cukup berisi, ternyata dia pecandu susu. Namun Nandira heran, kenapa dirinya yang juga suka minum susu tidak bisa gemuk.
"Kakak mau?" tawar Geyo.
"Nggak, buat Geyo aja," ucap Nandira.
"Katanya kakak suka susu."
Nandira speechless. Bocah kecil itu sangat pandai, membuat Nandira merasa konyol dengan ucapannya sendiri. Ini pasti Glen yang ngajarin, batin Nandira. Secara, suaminya itu memiliki sikap yang hampir mirip dengan Geyo ini.
"Geyo panggilnya jangan kakak." Suara Glen yang tiba-tiba itu membuat Nandira dan Geyo mendongak.
"Terus apa?"
"Tante," jawab Glen cekikikkan.
"Hih!" Nandira mencubit kaki Glen yang berdiri di dekatnya.
Glen menjauhkan kakinya sedikit. "Iyalah, tante. Mulai sekarang Geyo panggilnya tante, Tante Kinan," ucap Glen meledeki gadis itu.
Nandira yang sebal sudah ingin mencubit lagi kaki Glen. Namun Geyo yang berdiri dan melendot padanya membuat Nandira mengurungkan niat untuk berpindah.
"Gak mau, kakak aja. Kakak cantik, ngehehe," ucap Geyo dengan deretan giginya yang tersenyum bangga. Bocah itu memeluk Nandira yang masih berjongkok.
Nandira tersipu malu oleh bocah itu. Dia membuka tangannya, membiarkan Geyo bersandar di tubuhnya. Nandira mencibir ke arah Glen. Membuat pria itu gemas sampai-sampai meraup hidung Nandira.
"Hehh," kata Nandira terkejut.
Glen tertawa saat Nandira memukul pahanya pelan. Lalu dia ikut berjongkok bersama mereka, di depan kulkas.
"Geyo panggilnya harus tante. Gak boleh kakak lagi," kata Glen bicara pada Geyo yang masih melendot di pelukan Nandira.
"Emang kenapa?" tanya Geyo yang sedang memainkan jari tangannya.
"Karena sekarang kakak cantiknya udah jadi istri Oom. Jadi Geyo panggilnya harus tante," jelas Glen mengikuti nada bicara bocah itu.
Geyo mendongak, melihat Nandira di atasnya. "Emang kakak tante? Tapi Geyo udah punya tante, Tante Fara," ucap bocah itu. Membuat tawa Nandira dan Glen pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Couple
SpiritualSecond story of "Love Faith and Hope" | Dewasa Sebelumnya berjudul Jalan Menuju Surga. Jika hijrah adalah jalan terbaik untuk berbenah, maka kita adalah insan yang istimewa, yang Allah berikan hati dan perasaan untuk condong pada kebaikan. Hijrah ci...