4. Cemburu?

1.2K 91 19
                                    

Dari kejauhan, pasangan suami istri itu tampak sedang begaduh kecil, hanya karena ukuran susu UHT. Beberapa orang yang melihatnya sampai menggeleng-gelengkan kepala heran, entah prihatin atau kagum.

"Ini aja Sayang," ucap Glen mengambil sekotak susu cair dengan ukuran 1 liter.

"Siapa yang mau minum? Aku cuma mau minum sekali doang," kata Nandira yang sudah memasukkan satu kotak susu coklat 200 ml.

Dari kecil, Nandira sudah terbiasa memasukkan susu UHT coklat ke dalam keranjang belanjaan setiap kali diajak mamanya ke minimarket. Dan kebiasaan itu melekat pada dirinya sampai sekarang, bahkan usianya sudah menginjak 22 tahun. Susu coklat tetap menjadi minuman favoritnya.

"Biar kamu bisa minum setiap hari," ucap Glen. "Biar gendut kayak gini." Glen mengembungkan kedua pipinya sambil meragakan tubuh seolah dirinya gendut.

Nandira menepuk kedua pipi Glen gemas. "Nanti kalo aku gendut, kamu gak kuat gendong aku," kekeh Nandira.

"Kuat, kok. Udah beli yang ini aja." Glen memasukkan kotak susu pilihannya.

"Suamiku sayang, nanti gak ada yang minum, mubazir," jelas Nandira sambil menghalangi Glen memasukkan susu itu.

"Ada, istriku sayang," ucap Glen meniru nada biacara istrinya. "Kalau Geyo main ke apartemen nanti pasti abis, deh."

"Geyo?" Nandira membeo.

"Iya. Katanya dia mau ketemu kakak cantik," goda Glen.

Nandira mengembangkan senyumnya, malu. Dia sudah dengar tentang Geyo dari Glen. Saat suaminya itu memberinya kincir-kincir di kamarnya malam itu, tepatnya setelah akad sebelum mereka pindah ke apartemen.

Bayangan itu seketika muncul dalam benak Nandira.

"Ada hadiah buat kakak cantik," ucap Glen yang baru saja duduk di tepi ranjang. Sedangkan Nandira tengah melipat baju untuk dimasukkan ke dalam tas.

"Apa?" tanya gadis itu.

"Cium dulu dong," pinta Glen. Sengaja dia melakukan itu sebab dari tadi Nandira tampak masih malu untuk ngobrol denganya.

Sejak acara pernikahan selesai, Nandira terlihat gugup dan tak mampu berkata-kata, bahkan wajahnya tampak merah merona melihat Glen berada di kamarnya. Dia masih belum terbiasa saat itu.

Saat Nandira masih mengenakan gaun pengantin, tak sanggup dia meminta bantuan Glen untuk menurunkan resleting di punggungnya. Padahal dia sudah sangat gerah ingin mandi. Glen yang merasa dari tadi istrinya itu menatap penuh harap pun menoleh. Dapat dia lihat Nandira yang berdiri di dekat dinding, bungkam.

Gadis itu mundur beberapa langkah saat Glen berjalan menghampirinya. Sampai akhirnya dia tidak bisa mundur lagi sebab terhalang dinding. "Sekarang aku suamimu, loh. Ada yang bisa kubantu?" ucap Glen dengan senyum menggoda, bahkan tangannya sudah bertumpu satu pada dinding.

Nandira yang tak bisa menahan panas di wajahnya hanya bisa diam dengan jantung berdetak tak karuan. Dengan cepat dia menutup seluruh wajahnya menggunakan kedua tangan saat Glen mendekatkan wajah ke arahnya. Membuat Glen semakin ingin menggodanya.

***

Setelah cukup lama berbelanja, akhirnya mereka selesai juga. Namun sepertinya bukan belanja yang membuat mereka lama, melainkan rebutan memilih barang. Nandira melarang Glen yang ingin membeli barang banyak-banyak, padahal keperluan mereka tak sebanyak itu. Sedangkan Glen keukeuh ingin membeli barang-barang itu dengan alasan untuk stock.

Kelakuan Glen itu membuat Nandira berpikir, ternyata bapak-bapak lebih rempong kalau diajak belanja. Meskipun begitu, akhirnya mereka berhasil membeli barang-barang sesuai keperluan. Tidak berlebihan sampai mubazir, juga tidak kekurangan.

Perfect Couple Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang