"Terima kasih kerana menjadikan aku milikmu," - Beatarissa
Aku masih berbaring meski jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Badanku terasa sakit. Malah untuk berjalan menuju ke bilik air juga rasanya sangat siksa. Ada bahagian di bawah sana yang terasa sangat sakit setiap kali aku bergerak.
Aku memejamkan mata. Bayangan kegiatan aku dan Rery semalam bermain ulang dalam fikiranku. Tiga kali aku dan Rery melakukannya. Dua jam setelah kegiatan pertama kami, aku membangunkan Rery dari tidurnya.
"Tidur, sayang. Masih awal," Rery mengusap belakangku.
"Clay," aku merengek. Aku menyentuh seluruh tubuhnya dengan jemari, lidah dan bibirku. Aku meremas bonjolan besar di bawah perutnya.
"Jangan,Be," dia menahan tanganku. Tetapi adiknya di bawah sana sudah membesar dan tegang.
"Aku mahu lagi, Clay," aku berbisik di telinganya. Rery bangun dan menatapku dengan pandangan matanya yang berkabut ghairah.
"Miliki aku sekali lagi, Clay," aku mengangguk padanya dengan pasrah, sedia untuk menyerahkan tubuh kepadanya untuk ke dua kalinya.
"Kamu yang memintanya, sayang," bisik Rery seraya memasukiku. Kali ke dua rasanya lebih baik berbanding kali pertama. Aku tidak merasa sakit tika Rery memasukiku.
Dia memang besar, terasa memenuhiku. Namun dia melakukannya dengan lembut dan berhati-hati, seakan dia tidak ingin aku merasa sakit.
" Clay...," aku hanya mendesahkan namanya setiap kali dia menghentak, menyalurkan rasa sensasi yang luar biasa.
Meski badan sudah terasa amat remuk, menjelang subuh, sekali lagi aku membangunkan Rery. Bertindak seperti perempuan jalang, memintanya memilikiku lagi.
"Cukup, sayang. Aku tidak mahu kamu sakit. Tidur, ya," suaranya lembut sambil mengelusku.
"Kamu tidak mencintaiku," aku merajuk. Rery menarik nafas panjang, tetapi tetap bangun dan menindih tubuhku.
"Kamu letih, sayang. Jadi, aku mohon. Kamu berbaring saja, sayang. Biar aku yang bekerja," dia bergerak di atas tubuhku dengan perlahan. Namun setelah mendengar desahan dan eranganku, Rery jadi semakin bersemangat dan mula bergerak liar di atas tubuhku.
"Sudah, ya sayang," Rery mendakapku erat. Nafasnya turun naik dengan kencang.
"Sekejap lagi, sayang. Sekejap lagi," aku menjawab dengan suara tertahan sambil terus memberi isyarat kepada Rery agar terus menaik turunkan pinggulnya.
Setelah empat puluh minit, akhirnya Rery terkulai di atas tubuhku.
"Cukup untuk malam ini, sayang," Rery mencium bibirku lama sebelum melepaskan aku pulang.
Aku kini memicit kepalaku yang terasa berdenyut. Jauh di sudut hati, aku merasa menyesal dengan apa yang sudah aku lakukan. Aku telah menyerahkan permata berhargaku kepada seorang lelaki yang bukan suamiku.
Tetapi aku lebih rela Rery menjadi lelaki yang mengambil perawanku. Jika bukan Rery, pasti Nico yang akan tersenyum lebar setelah dia mendapatkannya.
Dia barang bekas, jadi jika dia nekad juga ingin menikahiku, dia juga akan mendapat barang bekas. Jadi fair and square. Aku tersenyum kelat sambil menyeka air mata yang menuruni pipiku.
💕💕💕
Susie duduk di tepi katilku dengan wajah risau. Aku menghantar pesanan kepadanya beberapa minit yang lalu, memintanya menemaniku.
"Apa yang terjadi, Be? Kau nampak pucat," Susie meletakkan telapak tangannya pada dahiku.
"Badan kau panas, Be. Kau demam?" Aku mengangguk perlahan. Rasanya memang tubuhku demam. Udara yang keluar dari hidungku juga terasa panas.
"Kenapa kau tiba-tiba demam, Be? Semalam kau okey saja," kata Susie. Aku tidak menjawab meski aku seakan dapat menduga penyebabnya. Mungkin melakukan hubungan intim dengan Rery sebanyak tiga kali semalam membuat tubuhku keletihan hingga aku demam.
"Zie, kau sepupu aku juga sahabat baik aku. Jika aku bercerita sesuatu, kau janji untuk menyimpan, Zie?" Susie mengangguk.
"Kau janji, Zie?" Susie mengangguk lagi.
"Biar pecah di perut jangan pecah di mulut?"
"Ya, aku janji, Be."
Aku membuka bajuku. Mata Susie terbeliak.
"Be... kau..," dia menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Dia menatap pada kissmark yang begitu banyak menempel di bahagian dadaku.
"Si... siapa, Be?" Suaranya terketar.
"Rery," kataku.
"Dia merogolmu, Be?" matanya sudah berembun. Sepupuku ini bakal menangis. Cepat-cepat aku memeluknya.
"Dia tidak merogolku, Zie. Dia tidak akan merogolku. Aku yang datang kepadanya. Aku yang memintanya meniduriku," kataku dengan perlahan sambil terisak.
"Tapi kenapa, Be? Kau belum benar-benar kenal lelaki itu," kata Susie. Aku tahu apa yang dikatakannya benar. Tetapi sakit hatiku terhadap Nico mendorongku melakukannya.
"Aku tidak rela jika Nico jadi lelaki pertama yang menyentuhku," kataku. Ku ceritakan semua yang terjadi sehari sebelumnya. Tentang Nico yang datang menemui orang tuaku dan meminta izin pada mereka untuk menikahiku. Tentang mama dan papa yang begitu mudah terpedaya dengan tipu helah Nico.
" Sakit, Be? Maksudku..., " aku mengangguk.
"Sakit. Sampai sekarang pun rasa pedih, Zie," aku meringis ketika menurunkan kakiku dari katil.
"Temani aku hari ini, ya Zie. Rasanya sehari ni aku takkan dapat bangun dan berjalan," aku memohon kepadanya. Syukur, sepupuku itu mengangguk.
"Bagaimana kalau kau mengandung, Be?" Susie mengutarakan pertanyaan itu ketika kami sama-sama berbaring di atas katilku.
Aku menoleh pada Susie. Mengandung? Ya, memang besar kemungkinan aku akan mengandung. Tiga kali Rery menyemburkan benihnya ke dalam rahimku. Peluang aku mengandung cukup besar.
"Kau mahu aku pergi ke farmasi?"
"Untuk apa? Kau nak beli UPT? Takkan secepat itu, Zie," kataku. Susie memukul lenganku.
"Bodoh! Kita beli pil pencegah kehamilan. Biar kau tak mengandung," katanya.
"Jangan. Aku memang minta Rery neniduriku agar aku mengandung, Zie. Agar Nico tidak mahu menikahiku," Susie hanya menatapku dengan pandangan tidak percaya.
"Kau begitu nekad, Be. Kalau mama dan papa kau tahu... Ish.. aku tak sanggup membayangkannya, Be."
Aku juga tidak dapat membayangkannya. Entah bagaimana reaksi mama dan papa jika suatu hari nanti mereka mendapat tahu aku mengandungkan anak Rery. Mungkinkah mereka akan meminta Rery segera menikahiku? Atau mungkinkah mereka akan membunuhku dan Rery?
Vote dan komen.
Happy reading.Tbc....
YOU ARE READING
My Dear Lover ( ✔️ Complete )
Romance*** Untuk bacaan dewasa sahaja. Menceritakan kisah cinta antara Beatarissa dan Rery Clayton. Saksikan bagaimana anak gadis seorang pemilik sebuah homestay di sebuah desa jatuh cinta kepada seorang pemuda Barat. Mampukah mereka meraih cinta mereka...