MDL 41

10.9K 153 21
                                    

"Kau hadiah terindah, dengan senyuman yang menghangatkan hatiku. Hadirmu menyempurnakan hidupku. Aku mencintaimu, hari ini dan selamanya. "

Rery dan keluarganya saling melepas rindu. Mereka berpelukan dan bertanya khabar. Ku lihat Rery memeluk ibu dan ayahnya sambil menitiskan air mata. Maklumlah, sudah lima tahun mereka tidak berjumpa.

Aku berdiri lebih kurang satu meter di belakang Rery. Tangan Stefan dan Samuel ku genggaman erat. Aku masih ragu untuk bertemu keluarga Rery, khususnya Mum, Dad dan Robert. Hatiku masih belum percaya mereka sudah dapat menerima aku dan anak-anakku.

Beberapa minit berlalu. Rery pun seakan lupa bahawa ada aku dan anak-anaknya bersamanya. Lebih baik pergi, aku memutar tubuh sambil tanganku menarik tangan Samuel dan Stefan agar ikut bersamaku. Namun baru dua langkah kakiku melangkah, aku mendengar satu suara menghentikan langkahku.

" Beatarissa," diikuti derap langkah yang menghampiriku. Aku cukup kenal dengan suara itu.

"Maafkan Mum, sayang," wanita itu berdiri di hadapanku. Dia tersenyum kembut memandangku sebelum memeluk tubuhku. Meski sukar untuk percaya, namun wanita yang lima tahun dahulu membenci dan menghinaku, saat ini telah sudi meminta maaf dan memelukku.

Aku memandang Rery seketika. Suamiku itu tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

" Maafkan Be juga, Mum," kataku. Akhirnya aku membalas pelukan Mum dengan perasaan terharu. Tidak sedar, air mata bahagiaku menitis.

Setelah pelukan kami terlerai, ibu Rery mengalihkan pandangannya pada Stefan dan Samuel.

"Cucu - cucuku?" tanyanya sambil merendahkan tubuhnya hingga sejajar dengan Stefan dan Samuel.

"Hi, grandma, aku Stefan dan ini kembarku, Samuel," Stefan berbicara dalam Bahasa Inggerisnya yang lancar. Rery memang sering menggunakan Bahasa Inggeris tika berkomunikasi dengan anak-anaknya.

"Hi, I'm your grandma and he's your grandpa," Mum menunjuk pada Dad yang berdiri di sebelahnya. Lelaki bertubuh besar itu menghulurkan tangan pada Stefan dan Samuel.

" Mereka mirip sangat dengan kamu, Clay," kata Dad.

Rery tersenyum bangga. Memang tidak dinafikan, Stefan dan Samuel begitu mirip dengan ayah mereka.

"Kamu mengandung lagi, Be?" sapa Ruby. Kini semua mata tertuju pada perutku yang sudah sedikit memboyot. Aku mengangguk.

"Sudah empat bulan. Permintaan Clay," kataku. Rery tersengih. Tangannya merangkul pinggangku.

"Aku sudah tiga puluh satu, Rubby. Seboleh-bolehnya anakku sudah empat saat usiaku tiga puluh lima nanti," katanya.

Dalam perjalanan pulang, kami singgah untuk makan tengah hari. Rery memilih MK Classico Cafe yang menyajikan western food. Aku bersetuju saja. Malah tika sampai di restoran itu, cepat-cepat aku meminta Rery memesan Chicken Chop untukku.

"Be..," aku yang sedang melayan kerenah Samuel dan Stefan menoleh. Rupanya hanya kami berempat di meja itu. Aku, the twins dan Robert. Mataku melilau mencari keberadaan Rery.

"Clay mengambil hand phone nya di kereta. " jelas Robert tanpa ku pinta.

" Mereka yang lain?" tanyaku. Aku terlalu sibuk melayani anak-anak hingga tidak peka dengan apa yang berlaku di sekelilingku.

"Mereka ke bilik air," aku mengangguk dan kembali menyibukkan diri dengan keletah si kembar. Aku berasa tidak selesa kerana perasan sejak tadi Robert asyik memandangku.

"Beatarissa," Robert memanggilku lagi. Perlahan aku mengangkat wajah dan memandangnya.

"Aku minta maaf atas semua yang sudah aku lakukan, Be. Aku tidak pernah membencimu. Aku.. jatuh hati padamu saat pertama kali melihatmu.
Clay bertuah mendapatmu, Be. Aku cemburu," aku memandang Robert. Aku tidak percaya dia mengucapkan kata-kata itu. Jadi, selama ini, dia cuba memisahkan aku dan Rery kerana cemburu Rery memilikiku.

" Tapi, apapun perasaanku padamu, aku tidak akan merampas isteri adikku sendiri, Be." ucap Robert.

Tepat saat Robert mengakhiri ucapannya, Rery datang dan duduk di sebelahku.

"Hi, Love," satu kucupan hinggap di pipiku. Robert bangun dengan alasan ingin ke kaunter untuk menambah pesanan. Tapi aku tahu dia enggan melihat kemesraan aku dan Rery.

Apa yang baru sahaja diluahkan Robert  aku anggap sebagai sesuatu yang tidak pernah diucapkannya. Rasa yang dimilikinya terhadapku salah. Aku akan menjadikannya rahsia yang tidak akan pernah aku katakan pada Rery.

💕💕💕

Rery Clayton's POV

Akhirnya aku dapat berduaan lagi dengan Beatarissa. Setelah makan malam, aku menghantar keluargaku untuk berehat di homestay yang dulu pernah aku tempati. Selama seminggu di sini, mereka akan menginap di situ.

Aku mengelus rambut hitam Beatarissa. Isteri manisku telah terlelap. Aku tahu dia letih. Pulang dari menjemput keluargaku di Airport, Beatarissa sibuk mengurus Stefan dan Samuel. Kemudian, dia menghabiskan masa melayan Mum dan Dad.

"Terima kasih kerana sudi memaafkan keluargaku, sayang," aku mengucup pipinya. Kucupanku membuat Beatarissa terjaga. Dia menoleh kepadaku.

"Clay," Beatarissa tersenyum manja. Dia menghulurkan tangannya memintaku memeluknya.

"Letih?" tanyaku. Beatarissa menggelengkan kepalanya. Aku berbaring di sebelahnya dan memeluknya. Wajahku dan wajahnya begitu dekat, hampir tidak berjarak. Bibirnya sedikit lagi pasti menyentuh bibirku.

"Emmph..," Beatarissa bertindak mengulum bibirku dan mendesah tertahan. Aku senyum. Benar dugaanku, bibirku dan bibir Beatarissa seperti kutub Utara dan kutub Selatan pada sebatang magnet. Pantang dekat, terus saling menarik.

Aku membalas kucupan Beatarissa. Ciuman yang mula ringan, akhirnya bertukar menjadi ciuman berghairah yang penuh nafsu. Selalu begini sejak kebelakangan ini. Beatarissa menjadi liar tika kami hanya berdua di atas tempat tidur.

"Clay..," Beatarissa menyebut namaku. Jemarinya tenggelam di dalam helaian rambutku. Dia menyingkap gaun tidurnya dan membuka lebar kakinya, mempamerkan aset berharganya yang menjadi kesayanganku.

"Clay..," sekali lagi dia memanggil namaku. Aku tahu apa yang diinginkannya. Jika sedia untuk 'bercinta' denganku, Beatarissa pasti lebih kerap menyebut namaku.

"Kamu mahu 'bercinta'?" tanyaku. Suaraku hampir bergetar kerana aku juga sedang menginginkan Beatarissa.

"I'm wet, Clay," Beatarissa memejamkan matanya dan menggigit bibir bawahnya.

"Really?" Untuk memastikan, aku membawa tanganku menyentuh titik nikmatnya. Beatarissa benar. Dia sudah basah.

" Make me yours, Clay. Now, please," mata coklatnya begitu menggodaku. Dengan senang hati aku memberikan apa yang dimahunya.

"Kamu milikku, Be. Selamanya kamu milikku," ucapku sambil menggerakkan tubuh besarku di atas tubuh Beatarissa. Dia mengerang dan ada kalanya terjerit kecil saat aku menghentakkan junior ku keras dan dalam.

"I love you, my dear lover," ucapku saat aku terkapar di atas tubuhnya.

Beatarissa ialah hadiah terindah yang hadir dalam hidupku. Dia gadisku yang selalu tersenyum, memberikan warna pada kehidupanku. Beatarissa telah membuat hidupku sempurna. Demi Tuhan, aku mencintainya, hari ini dan selamanya.

-The End-

Vote dan komen.
Selamat membaca.

Tbc...






My Dear Lover ( ✔️ Complete ) Where stories live. Discover now