Chapter 4

60 13 7
                                    

Pagi yang cukup dingin, matahari belum muncul sepenuhnya, suara katak yang perlahan-lahan menghilang, sedikit cahaya yang mulai muncul di langit, saat itupula Hendra dan Lisa tengah sarapan dengan nasi berlauk mie instan goreng.

"Kak, katanya ada hadiah buat aku?" kata Hendra dengan mulut masih penuh makanan

"Telen dulu kalo mau ngomong,kebiasaan nih anak, iya sayang ada, bentar ini ya abis sarapan," jawab Lisa dengan nada lembut keibuan

"Hmm," (menelan makanannya) "iyaa, jangan lama-lama, ntar Hendra telat," meletakkan piringnya yang sudah bersih tanpa sisa

"Iyaa, nih kamu cuci dulu, kakak ambil hadiahnya," (menyerahkan piring ke tangan Hendra) "bawel" lanjutnya sambil tersenyum menarik telinga Hendra dan berlalu ke kamarnya

"Ada akhlak kek gitu?" gumamnya kepada diri sendiri memperhatikan Lisa yang berlalu

Selesai mencuci piring Hendra mengambil tas dari kamarnya dan hendak memakai sepatu duduk di teras rumahnya

"KAK! AKU BERANGKAT DULU!"

"EH TUNGGU DULU!!" sahut Lisa seketika keluar menyangking kantung kresek putih yang didalamya terdapat kotak kardus

"Apaan tuh, Kak?" tanya Hendra penasaran sambil mengangkat sebelah alisnya

"Nih buka sendiri" Lisa mengulurkan barang yang ia bawa tadi

Hendra membuka kardus tadi dan mendapati...

"Ini buat aku Kak?" tanya Hendra dengan semangat

"Enggak, itu punya Kakak, bagus nggak?" Lisa tertawa renyah

"Bagus sih kak, tapi kan ini model sepatu laki-laki?" Hendra kehilangan semangat yang tadi

"Yaiyalah buat kamu, masak iya Kakak pake sepatu gituan, dikira mau sekolah" canda Lisa dengan tersenyum lebar

"Wah bagus banget ini Kak, nggak kemahalan buat aku? Kan bisa aja yang kek dulu itu" Hendra memandangi sepatu itu dengan wajah yang cerah

"Nggak lah, sekali-kali biar awet gitu"

"Makasih banget ya Kak, Hendra sayang banget sama Kak Lisa" Hendra memeluk kakaknya itu dengan erat, bahagia, dan hampir saja menangis karena saking senangnya

"Iya iya, pake nangis segala, cuma sepatu kok, cengeng" jawab Lisa menjitak kepala Hendra pelan dan tersenyum lebar, "udah, sana berangkat, nanti telat kamu" lanjutnya

"Iya kak"

Hendra mengenakan sepatu Nike hitam polos dengan warna putih pada logo sisi luar sepatu itu yang telah lama ia inginkan, tapi karena harga yang mahal membuat Hendra mengurngkan lagi keinginannya terhadap sepatu itu. Namun kini keinginannya telah ia miliki.

"Aku berangkat dulu Kak!" Hendra pamit dengan kakaknya, mencium punggung tangan kanan Lisa, dan berlari dengan semangat

"Hati-hati!" teriak Lisa melihat adiknya semangat berangkat sekolah dan kembali masuk ke rumah

--------

Di sekolah seperti biasa, tatapan benci, tatapan sinis, telah menjadi makanan sehari-harinya. Saat ia sampai ke kelas Hendra mendapati kelasnya sudah ramai seperti biasa, mayoritas siswa dikelas itu sedang mengerjakan PR, ada juga yang sekedar membaca buku, bergosip ria, tapi yang paling identik dikelas XII IPS adalah para pecinta game yang bacot sana-sini tanpa memperhatikan yang lain

"TOWER BAWAH KOSONG GOBLOK, MATA LO PADA DIMANA ANJENG!" Baron

"INI GUA LAGI JAGAIN M-M COKK, GOBLOK MAJU-MAJU SENDIRI!" Chandra

KELAM (SEMENTARA LIBUR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang