BAB 9

801 89 15
                                    

PERSETAN dengan cinta! Itulah yang ada di benak Soojung saat ini. Ia benci, ia marah dan ia murka. Ia ingin membunuh semua orang yang sudah membuatnya tersakiti. Ia benci hidupnya, ia benci dengan semesta yang seenaknya memainkan takdirnya seperti roller coaster. Ia benci!

Soojung begitu rapuh. Wajah cantiknya kacau karena tangisannya, dan penampilannya bukan seperti Jung Soojung. Bukan hanya penampilannya, tapi kamarnya berantakan seperti kapal pecah. Pakaian dan bukunya berserakan di lantai.

"Eonni, Soomin masuk, ya."

Tanpa diminta, Soomin membuka pintu kamar Soojung dan sedikit terkejut dengan keadaan kamar itu. Ia mengembuskan napas pelan, dan ia bersukur hanya ada mereka berdua di rumah. Kijoon sedang liburan bersama kekasihnya ke Hawai, sedangkan orangtua mereka pergi ke Jerman untuk menemui kakek-nenek mereka. Jika saja mereka di sini, pasti Soojung akan diinterogasi.

Soomin berjalan mendekati Soojung yang duduk dengan malas di ranjang, dan ia memeluk tubuh Soojung perlahan. "Eonni yakin tidak ingin cerita kepadaku?"

Soojung diam.

"Eonni, ini sudah dua minggu sejak Eonni pulang dalam keadaan yang kacau, dan hari ini adalah yang paling parah. Aku mohon cerita padaku, ya?"

Soojung tetap diam.

"Apa karena Samchon?"

Soojung perlahan mengangguk.

"Kenapa? Eonni bertengkar? Cerita aja, aku janji akan bantu Eonni keluar dari masalah ini."

Soojung tersentuh, ia melepaskan pelukan Soomin dan menatap mata hazel kembarannya itu. Mata yang sama dengan yang ia miliki. "Sehun selingkuh."

Hanya dua kata itu. Dan itu berhasil membuat Soomin shock. Sehun selingkuh? Entah kenapa ia tidak percaya dengan itu semua. "Eonni yakin?" tanyanya memastikan.

Soojung mengangguk. "Kamu kembaranku, kamu bisa merasakannya, Soomin."

Memang benar jika Soomin bisa merasakan kesakitan yang ada di diri Soojung. Dan memang benar jika sekarang ia mengalami kesakitan yang teramat sangat di dadanya. Tetapi ia masih tidak mempercayai semuanya.

"Aku benci dengan Sehun. Aku sudah menyerahkan segalanya, tapi apa yang aku dapatkan? Dan apa kamu tahu? Dia tidak pernah mengatakan cinta padaku. Ini benar-benar gila. Aku benci dengan pria berengsek itu."

Soomin tampak sedih. Ia tidak suka melihat Soojung tersiksa seperti ini. Ia pun kembali merengkuh tubuh Soojung yang mungil. Dan membiarkan pakaiannya basah karena tangisan Soojung.

"Eonni, sekarang Eonni makan dulu ya, aku sudah membua―"

"Huek..."

Soojung bangkit dari ranjangnya dan berlari ke wastafel yang ada di kamar mandinya. Soomin yang khawatir, mulai mengekori Soojung dan membantu Soojung dengan cara menepuk-nepuk bagian belakang Soojung, dan memijit tengkuk Soojung.

"Kan, Eonni belum makan dari semalam. Jadinya begini, ayo makan dulu."

Soojung menghela napas lega setelah merasa baikan, dan ia menggeleng. "Aku tidak lapar," serunya sambil berjalan dengan lemas ke sofa.

"Eonni..."

"Please. Aku tidak lapar, dan aku baik-baik saja. Percayalah, oke?"

Soomin terdiam. Ia tidak akan pernah bisa mengalahkan Soojung. Kembarannya itu sangat keras kepala, dan sulit untuk ditaklukkan.

"Tapi Eonni―" Soomin begitu terkejut. Soojung tiba-tiba saja pingsan di hadapannya. Dengan segala kebingungannya, Soomin mencoba menghubungi Chanyeol untuk membantunya membawa Soojung ke rumah sakit.


My Lovely UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang