kisah masalalu ( part 4)

16 5 0
                                    

Hujan mulai berhenti menuruni bumi berganti dengan teriknya sang surya, lapangan basket yang semulanya sepi menjadi ramai dipenuhi oleh murid  kelas sebelah, yakni kelas XI ips 1.

Kila menatap keluar jendela sepertinya dia memang sangat beruntung hari ini, bertemu dengan cowok tampan, meja yang didapatkan didepan kira dan disamping jendela.

Kira menyalin cacatan yang diterangkan oleh guru didepan sedangkan kila masih asik memandangi keluar jendela, sialnya aksinya ketahuan oleh sang guru yang sejak tadi memperhatikan gelagatnya.

"Kamu yang duduk di depan kira, kerjakan soal nomor 3" bu wini guru paling suka memberiakan tugas kepada siswa maupun siswi yang tak memperhatikannya saat menerangkan materi pembelajaran, menyuruh kira mengejarkan soal yang paling sulit menurut para penghuni kelas.

"Saya bu" kila menanyakan kembali kepada guru, takut bahwa yang disuruh bukanlah dirinya.

"Iya kamu! , memang ada lagi orang selain kamu didepan kira". Bentak bu wini dengan skartis.

Kila mengambil sepidol yang disediakan dipapan tulis.
Menulis setiap deretan angka dengan gesit baginya matematika bukanlah hal sulit melainkan hal yang paling gampang jika sudah  memahami setiap konsep dan rumusnya dengan benar.

Hanya butuh waktu 5 menit bagi kila menyelesaikan soal yang diberikan bu wini, kila meletakkan kembali spidol ketempat semula, lalu kembali kekursinya.

Bu wini melihat jawaban kila degan seksama tak ada kesalahan sedikit pun dalam pengerjaanya.

Kira merasa banga memiliki kembaran yang cerdas.

"Kil" kira mencolek bahu kila

"Apaan" kila menoleh belakang ke arah kira.

"Gimana cara ngeyelesaiinnya tadi" tanya kira penasaran.

"Tinggal masukin rumus" kila memperlihatkan rumus yang diberikan bu wini di papan tulis.

"Tapi , kok cepet banget kamu ngerjainnya"tanya kira yang masih heran.

"Gatau"jawab kila seadanya kembali keposisi awal melihat kedepan.

" Saya rasa cukup disini pertemuan kita kali ini"

Bu wini meninggalkan kelas dengan congkak, bu wini memang memilki sikap judes, sekaligus pemarah dengan tatapannya yang sinis, namun sisi keibuan bu wini tak bisa diragukan beliau guru yang paling tidak suka muridnya ditegur dengan kekerasaan, beliau memiliki cara yang begitu berbeda dari guru lainnya dalam hal menyiksa murid jika melakukan kesalahan.

"Eh itu anak baru cantik ya"

"Iy pinter lagi"

"Tapi kalau diperhatiin mirip sama kiranya"

"Iya bener banget, samperin yu kebangkunya"

"Hai"sapa salah satu cewek yang berada tepat dihadapan kila.

Kila yang semula melengkupkan wajahnya kemeja, mengangkat wajahnya kedepan menghadap kecewek tersebut dengan senyuman manisnya.

"Hai juga" kila membalas sapaan cewek tersebut ramah.

"Nama gue Anaya, gue seketarisnya kelas ini"

"Oh, gue kila, kembarannya kira" kila membalas dengan senyum ramah dan gembira.

"Pantesan mirip" kata cewek yang berada disamping Anaya bermonolog, namun masih bisa didengar oleh kira.

"Namaya juga kembar Bila", kira terkekeh sambil membereskan peralatan tulisnya.

"Loe sih, gak ngenalin kembaran loe kekita". Nabila menapilkan wajah cemberutnya.

"Oke, aku bakal kenalin kembaran aku ke kalian semua", kata kira tersenyum manis.

Hijrah karna Nya( Allah) bukan karna DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang