kisah masalalu ( part 7)

32 6 2
                                    

Jika hidupku hanya untuk menangis maka biarkan saja aku pergi.

Malam menjadi hal yang paling ditunggu oleh kila, balkon menjadi tempat yang paling disukai olehnya sejak pindah ke jakarta, bintang selalu menjadi teman baiknya untuk membagi luka, kila tak seperti kira yang bisa menceritakan semua hal pada uminya, kila lebih tertutup dari yang terlihat.

Kila menatap ponselnya tak ada satupun pesan yang ia dapatkan dari neneknya, sudah seminggu lebih kira berada dijakarta dan neneknya tak pernah menelpon sejak seminggu yang lalu, kila tentu saja sangat meridukan neneknya.

Kira hanya bisa menatap bintang setiap malam menceritakan setiap keluh kesah nya pada bintang. Ditemani dengan selimut tebal miliknya, jika di sedang dijerman dipastikan sekarang dia sedang hangout bersama temannya. Angin kali ini bertiup dengan sedikit kencang dari biasanya sensasi dingin menerpa kulit kila, kila mengeratkan selimut pada tubuhnya bunyi notifikasi dari ponselnya membuyarkan lamunannya, membuat ia membuka telponnya dengan tergesa, kila harus manahan keputus asaan nya saat mengetahui bahwa notifikasi yang masuk bukanlah dari neneknya melainkan dari sahabatnya alice yang berada di Jerman.

Kila membuka pesan tersebut dengan malas, namun detik berikutnya, matanya terasa memanas membaca pesan yang diberikan oleh alice, rasanya hidupnya terlalu menyedihkan, sehingga kila merasa hidupnya selalu dipermainkan oleh takdir, tangisnya tak bisa dibendung suara cecikannya terdengar kekamar reyhan sedangkan keluarganya sedang tidak berada dirumah, kila tak pergi bersama mereka dengan alasan tak enak badan.

Reyhan yang semula sedang membaca buku paket sejarah menutup bukunya, lalu pergi ke balkon memastikan bahwa suara tangis tersebut berasal dari balkon sebelah.

Reyhan menghela nafasnya kasar, reyhan malas melihat pemandangan kila yang menangis menahan tangis setiap malam, rasanya ia ingin menenagkan kila namun dia engan, tangisan kila semangkin kencang tubuhnya bergetar, kila berusaha menahan tangisnya namun ia tak bisa buliran air mata terus berjatuhan.
Reyhan yang tak tahan melompat kebalkon sebelah, kila tak menyadari reyhan yang berada didepannya kepalanya ditutupi dengan selimut, kila merasa sangat bersalah kepada kiano anak kecil yang sudah dianggap seperti adiknya meninggal, karena kondisinya yang semakin memburuk semenjak kila pindah kejakarta, kila menyesal tak menepati janjinya untuk menemani kiano untuk kemoterapi.

Reyhan menarik selimut kila yang menutupi kepala kila, kila engan menggangkat kepalanya, air matanya terus berjatuhan, wajah kiano memenuhi kepalanya, kila berteriak frustasi mendorong reyhan yang berjongkok dihadapanya karena terkejut dengan keberadaan reyhan yang tepat dihadapannya, reyhan kasihan melihat kila yang bergetar berusaha menenangkan kila tanpa menyentuh kila, kila semakin histeris, senyuman kiano kembali tampak padanya seolah wajah tersebut berputar seperti kaset dikepala kila dengan cepat, reyhan berusaha menenagkan kila dengan mengusap punggung kila dengan lembut, kila menepis tangan Reyhan dengan kasar mata kila menyorotkan kebencian.
Kila duduk keposisi semula membenamkan mukanya kedalam tangannya, air matanya kembali menetes dengan lebat, reyhan ikut duduk bersama kila dengan jarak yg terbilang jauh.

"Nangis gak selesaiin masalah ukhti"

" Nama gue bukan ukhti" kila menjawab dengan kesal suranya serak dengan cekikan. Reyhan hanya diam mendengar ucapan kila, reyhan tak menyangka bahwa kila tak mengetahui sebutan ukthi untuk seorang perempuan, reyhan pikir kila mengetahui hal itu mengingat kila adalah saudara kembar kira.

"Mending loe balik ketempat loe"
Reyhan tak menjawab dia membiarkan kila meluapkan kemarahannya padanya, matanya menatap bintang yang ada dilangit, reyhan begitu takjub melihat pemandagan malam yang begitu indah dilihat dari balkon kamar kila. Pantas saja kila betah berlama-lama duduk di dibalkon, pikirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hijrah karna Nya( Allah) bukan karna DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang