Karena kasihan melihat Haruto mendorong sepeda seperti itu, akhirnya aku memutar balik sepeda ku dan berhenti tepat di samping nya
"Haru, ayo naiklah!" Ucapku sambil menepuk-nepuk boncengan yang ada di belakang
Haruto mengernyitkan dahinya heran, "tidak perlu, kau pulang saja duluan" ucapnya
Tuhan..... tolong panjang kan umurku, aku selalu menahan emosiku yang ingin meledak. sungguh rasanya ingin sekali mmm mengamuk tetapi tidak mungkin aku mengamuk di pinggir jalan seperti ini
"Kenapa kau angkuh dan keras kepala sekali sih?! Syukur aku memberi mu tumpangan" ucapku geram
"Aku tidak memintanya, kau bisa tinggalkan saja aku"
"HARUTO! Ayo naiklah, kau yakin ingin berjalan sambil mendorong sepeda seperti itu hingga ke apartement? Sampai malam pun kau belum tentu tiba di apartemen jika seperti itu. Bagaimana dengan eomma mu? Ia akan berangkat ke bandara pada pukul 6 sore kan? Dan sekarang sudah pukul 5. Jadi ayo naiklah, kasihan eomma mu menunggu di apartemen" aku berucap sambil menahan emosi melihat wajah dungu nya
Haruto tampak terdiam sejenak, seperti nya ia sedang menimang-nimang ucapan ku
"Baiklah, aku mau. Tapi biarkan aku yang menggonceng mu" ucap Haruto
"Tidak mau! Kau menyuruhku untuk menarik sepeda butut mu di belakang sementara kau yang mengayuh sepeda ku begitu? Aku tidak mau!" Jelas aku menolaknya, aku malu menarik sepeda itu sementara ia yang mengayuh sepeda ku
"Lalu bagaimana? Sangat terlihat aneh jika wanita yang menggonceng pria! Lagipula kau bisa menggonceng ku?"
"Tentu saja bisa, ayo naiklah jangan membuang waktu. Pokoknya harus aku yang mengayuh sepeda ini karena ini adalah sepedaku! Kau duduk saja di belakang dan tarik sepeda butut mu itu" akhirnya Haruto pasrah dan mengikuti ucapan ku
Baru saja aku ingin mengayuh sepeda ku tetapi mengapa rasanya sangat berat? "Haru kenapa kau berat sekali sih?!" Ucapku sambil berusaha mengayuh sepeda sekuat tenaga
"Kau lambat sekali seperti kura-kura! Jika begini kapan kita akan sampai" ucap Haruto.
Ow? Dia mengejekku? Oke akan buktikan kekuatan ku sekarang
Aku berhenti sejenak dan mengumpulkan tenaga ku, lalu mulai mengayuh sepeda dengan kekuatan penuh "lihat Haruto, apakah aku lambat?" Aku berucap sambil berteriak dan sedikit menoleh ke belakang.
"Hei awas! Di depan ada batu!" aku langsung melihat kearah depan saat Haruto berteriak seperti itu.
Aku membelokkan stang sepeda ku untuk menghindari batu itu, namun malah membuat ku kehilangan keseimbangan dan.....
Brak!
kami berdua terjatuh menabrak pembatas jalan.
"Aww kaki dan siku ku sakit" rengekku sambil memegang siku.
KAMU SEDANG MEMBACA
『ABOUT HARUTO』
Fanfic꒰ft:Watanabe Haruto꒱ ✎ᝰ┆Tentang Haruto si pria yang tinggal di apartement sebelah ❝Biasakah untuk tidak berisik sekali saja?❞ ❝Maaf karena selalu menyakitimu, jika saja waktu bisa...