Minho memajukan tubuhnya dengan tangan terulur hendak menyentuh sosok di depan nya
Namun sosok itu hilang begitu saja tepat saat minho menyentuhnya
"Dia penjagamu saat masih bayi, sepertinya kau tidak akan mengerti, tapi setidaknya kau tau .. Darimana kau berasal" ucap jisung lirih
"Kenapa kau memberi tahuku hal seperti ini. ini adalah ingatan yang selalu ingin ku kubur dalam-dalam"
"Aku tau ini memori buruk mu. tapi kau harus paham siapa kau sebenarnya, kau hadir karena mantra dari penyihir tua itu dan sebagian masyarakat berpikir anak seperti mu pembawa sial. mereka salah! Kau tidak seperti itu"
Minho menarik tangan nya dari genggaman jisung. wajahnya berpaling tak lagi ingin menatap yang lebih muda
"Aku kira tidak semua penyihir jahat. ternyata aku salah" minho berucap dengan wajah kosong nya
Ia tidak habis pikir kenapa jisung membuka masa lalunya seenak hati. tidak tau kah dirinya jika minho sekuat tenaga ingin menghapus kenangan itu
"Aku minta maaf minho" jisung menunduk dalam-dalam. niatnya hanya ingin membantu minho menjadi lebih waspada pada hal-hal buruk yang nanti akan dihadapinya
Jika hal itu terjadi, minho harus selalu ingat jika itu bukanlah berasal dari dirinya
Jisung hanya ingin menyampaikan pada minho jika minho adalah anak normal pada umumnya walau lahir dari mantra sihir wanita tua
"Kau tau ... Aku membencimu" bisik minho dengan wajah datar nya membuat jisung mencelos
Jisung merasa matanya memanas, hatinya seperti diremat kuat karena ucapan minho
"Kita pulang" minho menutup buku dan merapihkan nya kembali, ia menarik tangan jisung
"Maafkan aku minho" jisung menahan tangan nya
"Tidak apa. ayo pergi" minho kembali menariknya namun jisung tetap pada tempatnya membuat minho cukup merasa kesal dibuat nya
"Apalagi yang ingin kau lakukan hah. melihat masa depan ku yang buruk dan Sial ? Iya ?! Tidak kah kau terlalu jauh mencpuri urusan ku"
Jisung menunduk, pipinya basah oleh air mata. minho tidak pernah seperti ini sebelumnya
"Aku tau siapa diriku. aku anak yang tidak seharusnya dilahirkan. sial ? Ya mereka beriringan dengan ku, tolong jangan diingatkan kembali. itu menyakitkan" lirih minho
Sungguh minho lelah dengan semua itu. hal yang paling dihindarinya adalah ingatan masa lalu nya. minho benci itu
Minho menatap jisung yang menangis sesegukan. barulah ia sadar jika apa yang dilakukannya telah kelewatan
"Jisung. maaf, jangan menangis" minho mengangkat wajah mungil itu, menghapus air mata yang turun membasahi pipi gembul nya
Belum sempat minho menghapus air mata jisung, tubuhnya ditarik dari belakang dan—
PLAK
Nyonya Han ternyata menyusul keduanya hingga ke tempat tersebut
Saat melihat anak nya menangis karena nya, nyonya han langsung menampar kuat wajah minho telak hingga memerah
"Apa yang kau lakukan hingga anak ku menangis hah" ucap nyonya han menatap minho dengan raut kesal nya
"Maaf nyonya Han telah membuat jisung menangis" ucap minho namun wanita paruh baya itu enggan menerima maaf dari minho
"Jiji .. Kau tidak apa-apa nak?"
Jisung menggeleng lemah, ia melepas genggaman tangan sang ibu lalu hendak memeluk tubuh minho namun sang ibu menahan nya
"Ibu?"
"Sudah cukup. tidak seharusnya kau sedekat ini dengan nya, tidak baik. kau akan terus sial, seperti sekarang. kau menangis karena nya"
"Tapi ini memang salahku bu, bukan salah minho"
"Nak. lebih baik kita pulang" Tuan han menarik tangan jisung namun jisung berontak dan berusaha lepas
"Tidak mau!! Jisung mau pulang dengan minho!!"
"Han jisung !! Pulang dengan ibu ! Kenapa kau jadi pembangkang begini hah"
Jisung menangis dan berontak. ia berusaha melepaskan cengkraman tangan ibunya
"Minho lakukan sesuatu !! Aku tidak mau pulang dengan ibu" teriak jisung
Minho menghelah nafas singkat sebelum menatap jisung dengan raut lelah nya
"Pulang lah dengan mereka. itu lebih baik" hanya itu keluar dari bibir pucat minho
Ucapan yang membuat pergerakan jisung melemah
"Minho .. Kau, membenciku ya?" bisik jisung dengan air mata yang kembali mengalir membasahi wajah
Minho yang melihat itu mengusap jejak air mata di pipi jisung dengan sapuan lembut jari nya
"Tidak. aku tidak bisa benar-benar benci padamu, lupakan yang tadi terjadi dan sekarang pulang lah" ucap minho
"Tapi hiks- aku ingin dengan mu-"
"Jisung kita pulang sekarang juga!!" ibunya menarik jisung sedikit lebih kuat hingga kini jisung harus menyeret tubuhnya mengikuti langkah sang ibu
Minho hanya diam memandang, ia tidak akan mengejarnya karena jisung sekarang jauh lebih aman bersama keluarga nya
Minho menghelah nafas lelah, ia mengambil wally yang tak jisung bawa. minho menatap boneka itu dalam diam
Mengusap wajah sang boneka dengan jari nya. minho sudah tau siapa sosok yang bersama boneka itu
Lelaki manis berfreckless yang dilihatnya beberapa menit lalu
"Kau pulang dengan ku ya.... Wally" minho membawa boneka itu menuju mobil usang nya
'Semoga jisung akan lebih baik , pagi nanti' bisik minho dan menjalankan mobilnya
Mobil melaju dengan normal. minho memutar radio di dalam mobil agar dirinya sedikit lebih terhibur
Sedang fokus-fokusnya menyetir, tiba-tiba sebuah pohon tumbang tepat di depan mobilnya
"SIAL!!" dengan refleks ia membanting stir dan membuat mobilnya menabrak pohon oak besar
DUAGH!!
minho pingsan karena kepalanya teratuk stir mobil dengan sangat kuat, ditambah ia lupa memakai seat belt nya selama perjalanan
Darah mengalir cukup deras dari kepala
Minho harus segera diselamatkan karena jika tidak, ia akan segera mati kehabisan darah
'Minho ?!!! Minho !!?' felix menatap lelaki di samping tubuhnya nya . .
[Tbc]
KAMU SEDANG MEMBACA
[15] NIGHTMARE || Minsung
Fanfictionminho tidak tau jika tugas nya kali ini harus mereparasi salah satu atap rumah milik keluarga "Han" "jangan gegabah dan sembarang bicara di sana. Keluarga Han cukup berbahaya" namun faktanya minho sama sekali tidak melihat dimana letak 'bahaya' ya...