WARN : THIS BOOK CONTAINS MATURE CONTENT THAT IS NOT SUITABLE FOR SOME AUDIENCES. PLEASE BE A WISE READER.
©BB922020
_____________________________________Maafkan aku untuk yang kemarin, Baek. Aku janji akan menggantinya dengan kencan besok. Aku mencintaimu.
Baekhyun menghela napas berat dan menaruh ponselnya di meja.
Bagaimana bisa semudah itu untuk Sehun meminta maaf? Sementara untuk Baekhyun, hal kemarin menjadi salah satu luka yang tak tersembuhkan lainnya.
Baekhyun mempercayainya. Di malam ketika Sehun mengatakan bahwa tak akan ada yang berubah dalam hubungan mereka jika mereka kembali bersama, Baekhyun sungguh percaya bahwa mereka akan baik-baik saja. Tetapi setelah melihat apa yang terjadi kemarin, Baekhyun mulai meresahkannya.
Baekhyun melipat kedua tangan di meja dan menaruh dagu di atas tangannya. Mata sipit miliknya beralih pada sebuah kotak berukuran kecil namun panjang yang berada di sisi meja dan berpikir sejenak.
Tubuhnya ditegakan sempurna kemudian menatap serius ke layar komputer dengan jemari yang bergerak cepat di atas keyboard. Ia menggerakan mousenya saat layar mulai menunjukan hasil pencarian nama 'Park Chanyeol' di internet.
Baekhyun berdecak kagum. Tak menyangka bisa menemukan banyak foto pria tersebut dalam beberapa acara besar bersama orang-orang terkenal di dunia bisnis.
"LOEY CORP?" Gumamnya penasaran.
Baekhyun seperti pernah mendengarnya di suatu tempat.
"Gedungnya besar sekali. Aku penasaran berapa harganya.."
Baekhyun dan kepala mungilnya kini sibuk mencatat alamat perusahaan LOEY CORP dengan rinci. Bukan tanpa alasan, sebenarnya hari ini Baekhyun bermaksud untuk mendatangi Chanyeol dan memberinya sesuatu.
Ia menganggap ini sebagai hutang budi. Setelah apa yang terjadi kemarin rasanya sangat memalukan untuk tetap bersikap ketus. Ia berniat memberi Chanyeol sesuatu sebagai ucapan terima kasih. Bagaimanapun juga, ia perlu mengakhiri rasa tak nyaman karena telah berlaku kasar sementara pria itu selalu membantunya.
Baekhyun segera memakai mantel hangat dan beberapa aksesoris lain yang ia perlukan sebelum mengambil ponsel serta kotak hitam tadi lalu berjalan keluar dari ruang kerjanya.
Kini tahu-tahu ia sudah tiba di hadapan sebuah gedung besar yang menjulang tinggi menembus awan. Leher Baekhyun sampai sakit karena memaksa mendongak untuk menatapnya.
Lelaki itu menghembuskan napas. Ia hanya akan memberi kotak itu pada Chanyeol lalu pergi. Ya, seperti itu saja.
"Permisi." Sapa Baekhyun pada salah seorang resepsionis.
Yang diajak bicara cukup tertegun saat melihat penampilan lelaki di hadapannya. Hoodie pink dibalik mantel dengan kacamata hitam serta masker menyamarkan sosok Baekhyun tanpa celah.
"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?"
"Em.. Apa aku bisa menemui Park Chanyeol?"
Resepsionis wanita dengan lipstik merah itu mengerjapkan matanya. "Apa maksud anda Park Sajangnim?"
Baekhyun mengangguk.
"Apa sebelumnya anda sudah membuat janji?"
"Belum. Apa aku tidak bisa menemuinya?"
"Mohon maaf sekali, tetapi Park Sajangnim hanya bisa ditemui jika sudah ada janji temu dengan beliau."
Baekhyun mendesah lesu. "Kalau begitu apa aku bisa menitipkan ini untuknya?" Ia menyodorkan kotak hitam pada sang resepsionis.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'AMORE
FanfictionCHANBAEK FANFICTION [!!!] WARNING 🔞 MATURE CONTENT. Rated: M (YAOI/M-PREG) Genre: Romance/Drama Summary: Baekhyun tak terima jika kekasihnya harus menikah dengan orang lain, sementara Chanyeol berniat melindungi pernikahan adiknya dari segala macam...