Chapter 4

1K 167 13
                                    

WARN : THIS BOOK CONTAINS MATURE CONTENT THAT IS NOT SUITABLE FOR SOME AUDIENCES. PLEASE BE A WISE READER.

©BB922020
_____________________________________

Tak ada hari tanpa tangisan yang menghidupkan apartment Luhan semenjak ia menikah. Hari-harinya terasa jauh lebih menyakitkan dibandingkan saat ia masih menjadi seorang dokter paru yang mengagumi seniornya dan bukanlah ibu rumah tangga.

Lelaki itu menangis terduduk di atas tempat tidur sembari mengusap perutnya, merasakan nasibnya dan calon bayi begitu malang karena mereka tak mendapatkan cinta dari ayah sang bayi.

"Kenapa kau tak bisa mencintaiku, Sehun?"

Isak tangis Luhan terdengar begitu memilukan dan mengiris hati. Meski ia tahu kesehatan mentalnya akan mempengaruhi kondisi sang bayi, ia tetap tak bisa menghilangkan rasa sedih yang selalu menghampirinya kala malam datang dan ia tahu Sehun tak ada di sisinya. Lelaki itu tak pernah berlama-lama singgah sejak mereka tinggal satu atap. Tak pernah tertidur dan terbangun di sisinya.

"Apa yang harus kulakukan agar kau melihatku?"

Ia memandang foto pernikahan mereka yang menggantung di dinding. Memperhatikan sosok lelaki tampan di dalam foto yang berdiri di sampingnya dengan raut wajah tak acuhnya. Sehun terlihat tak bahagia harus berada di sisinya.

Luhan menundukan kepala menatap perutnya di balik piyama. "Apa yang harus kita lakukan, anakku?" Lirihnya.

Luhan tahu ia hanya akan terus tersakiti, namun ia sungguh tak bisa melepaskan lelaki itu. Ia tahu ia akan semakin hancur, tetapi ia tak bisa berhenti mencintai lelaki itu.

Luhan selalu percaya cinta akan datang dengan sendirinya di hati Sehun dan mungkin cinta akan benar-benar datang jika Luhan menunggu sedikit lebih lama lagi. Luhan hanya perlu bertahan sampai hari itu tiba.

ㅡ《•••》ㅡ

"Kenapa bisa sakit?" Tanya Kyungsoo dari seberang telepon.

Baekhyun mengucek matanya seraya melangkah keluar dari gedung kantor dan berjalan kaki menuju sebuah mini market terdekat. Wajah lelaki itu nampak pucat dengan hidung yang sedikit memerah.

"Aku sudah merasa tidak enak badan sejak terakhir kali minum alkohol."

"Kau yakin hanya karena itu? Semalam kau tidur jam berapa?"

Baekhyun meringis kecil seraya memakai tudung hoodie yang ia kenakan untuk menghindari terik cahaya matahari pagi yang entah bagaimana membuat kepalanya semakin sakit. Ia mengerjap berkali-kali ketika pandangannya berubah buram.

"Kurasa jam 2 pagi." Cicit Baekhyun. "Sebenarnya aku tidur di kantor sejak kemarin."

Kyungsoo diam cukup lama sebelum terdengar helaan napasnya menahan kesal. "Bagus sekali, Byun Baekhyun."

Baekhyun merengut. "Kau tahu sendiri bagaimana aku saat perilisan buku sebentar lagi. Banyak yang harus kupersiapkan."

Baekhyun mendorong pintu mini market dan melangkah masuk ke dalam.

"Tapi tidak dengan membuat dirimu sakit. Perkiraan cuaca juga sedang tidak bagus beberapa hari ini."

"Hanya demam.. dan mungkin flu. Aku akan membaik jika minum obat."

L'AMORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang