Hate | ft. Kim Seungmin ✔

V

Disinilah Sena sekarang, sedang duduk diatas sofa dan memakan keripik sambil menonton tv besar yang menayangkan kartun dengan fokusnya.

Ketiga temannya berada di lantai sambil menghembuskan asap putih dari bibir masing-masing.

Mereka sedang ada di 'markas', markas yang dimaksud ini bukan seperti markas yang ada di bayangan kalian. Markas ini adalah apartemen milik Changbin.

"Napa lo ga ngasih tau ke orang-orang kalo lo sebenernya pinter sih na?" tanya Hyunjin sambil menatap Sena yang masih fokus dengan tv di depannya.

"Buat apa? Ga ada gunanya" jawab Sena tanpa mengalihkan pandangannya.

"Bukannya lo mau diakui sama orang-orang ya?" Sena memutar tubuhnya, menghadap ke para lelaki dibawahnya.

"Kalo alesannya cuma mau diakui, sekarang aja gue udah diakui. Namun, ini bukan kata 'diakui' yang gue harapin"

"Terus jadi lo tuh maunya apa?" tanya Lino sambil meneguk soda.

"Gue mau diakui sebagai Sena, bukan sebagai adik Seungmin. Ngerti?"

Changbin tak peduli, memang dari awal dia tak tertarik dengan pembicaraan ini. Lino hanya ber-oh saja. Hyunjin menatap Sena dengan pandangan bego nya.

"Muka lo kontrol anjing!" Lino ngegeplak kepala Hyunjin keras.

"Bangsat, kepala pangeran digampar sama curut" Hyunjin mengelus kepalanya pelan.

"Pangeran? Lo pikir ini cerita dongeng hah?"

"Biarin lah, gue juga mau ngehalu kaya orang-orang. Gue pangeran, Sena putri, Changbin raja dan lo budak"

Sena hanya tertawa mendengar kalimat Hyunjin.

"Ngajak ribut ni si memble. Noh, si Sena nya juga emang mau sama lo?"

"Ya mau lah. Siapa sih yang bisa nolak ketampanan Hwang Hyunjin ini?"

"Cium noh putri lo" ujar Lino sambil dorong punggung Hyunjin mendekati Sena yang masih tertawa.

"Ututu, sini Sena ku sayang" Hyunjin berlari ke arah Sena sambil berlagak seperti minta pelukan.

Sena meluruskan tangan yang mengepal nya, tepat didepan Hyunjin. Hyunjin terdiam seketika karena tangan Sena tepat di depan wajahnya, sedikit lagi pasti bogem sudah diterima Hyunjin.

"Berani lo nyentuh gue sedikit pun, gue bakal nendang 'kebanggaan' lo untuk kedua kalinya" Sena menarik kembali tangannya.

"Yahh pangeran kok kalah sama putri" ucapan Lino mendapat hadiah lemparan bantal sofa dari Sena tepat di wajahnya.

"Bwahaha, mampus lo no" Hyunjin tertawa sambil guling-gulingan di lantai.

"Napa gue punya temen kek gini amat dah?" diujung sana Changbin akhirnya mengeluarkan suara nya.

"Gue malah bersyukur punya temen kek mereka" Sena membalas ucapan Changbin pelan sambil menatap Lino yang menggerutu dan Hyunjin yang guling-gulingan di lantai.

"Sena! Ajarin gue fisika dong. Ga masuk ke otak sumpah" Hyunjin bangun dari guling-guling terus ngebuka tas nya.

Ia ngeluarin buku tulis yang masih tersampul rapi, sepertinya belum pernah dibuka.

"Emang dasarnya lo ga punya otak sih jin" Lino kembali dengan ucapan ceplas-ceplos nya.

"Diem lo. Gini-gini gue masih ada niat mau belajar ya nyet"

Sena turun dari duduk nya menghampiri Hyunjin yang masih menatap Lino tajam. Ia meraih buku dari tangan Hyunjin.

"Bukannya ini soal waktu kelas 10 ya?" Sena masih fokus mengamati soal-soal di buku tulis Hyunjin.

"Entah. Yang pasti gue ga paham" Hyunjin berucap acuh.

Sena ngambil buku paket dari dalem tas nya lalu balik lagi neliti soal itu. Ia menulis ringkasan yang mungkin bisa dipahami oleh Hyunjin.

Beberapa menit berlalu dengan Changbin yang bermain game bersama Lino. Hyunjin yang scroll-scroll instagramnya dan Sena yang membuat ringkasan.

"Nih, coba lo pahami dulu" Sena menyodorkan buku tulis itu kehadapan Hyunjin.

Hyunjin beralih menatap ringkasan yang dibuat Sena lalu menjentikan jari.

"Anjir! Jadi cuma kek gini doang? Kalo gini sih, gampang banget" Hyunjin segera mengisi tugas fisika nya.

"Yaudah kerjain. Ntar kalo udah, gue coba cek ya"

"Ayayay kapten" Hyunjin hormat ke Sena.

Yang dihormati hanya tersenyum miring lalu pergi ke sofa lagi.

"Oh ya na, makasih ya!!"

Sena terdiam. Baru kali ini dia merasa bahwa dirinya berguna hanya karena kalimat dari Hyunjin itu.

Ia pun tersenyum tipis.

–Apa gue bisa kek gini terus?–

Tbc