Once Again (NoRen)

1K 125 141
                                    

Kadang kau akan berada di jalan dimana kau tak bisa menghindari jalan itu.

Kau tak memiliki pilihan untuk hidupmu.

Sekalipun kau terluka ataupun tersakiti di jalan itu, kau harus bertahan dan merasakan semuanya dengan hati yang lapang.

Karena bagaimanapun juga, sesakit apapun hal itu, itu adalah hidupmu. Kau yang mengendalikan semuanya sesuai pilihanmu sebelumnya, jadi jalanilah semuanya. Hiduplah untuk orang yang kau sayangi.

Maafkan aku jika aku mungkin dikatakan telah mengambil posisimu saat ini, Jaemin.

Aku hanya mencoba membuatnya lebih memiliki semangat untuk hidup sepeninggal dirimu.

Perasaan ini tumbuh seiringnya waktu, kali ini biarkan aku menjaganya.

Na Jaemin, aku meminta ijinmu.

Biarkan aku, Huang Renjun menjaga Lee Jeno, sampai dia ataupun aku menemuimu lebih dulu.

◆◆◆
((-0-0-0-))
◆◆◆

Birunya langit perlahan berubah kelabu. Para awan hitam itu mulai terlihat menyabotase wilayah mereka untuk mendapatkan ruang lebih banyak di langit. Angin yang bertiup awalnya hangat namun berubah dingin. Matahari tampaknya enggan ikut bersaing dengan awan dan langit. Baginya, tugasnya hanya memberikan cahayanya agar menghangatkan dunia.

Renjun menengadah menatap langit sambil mengerutkan keningnya.

"Kenapa melamun? Sebentar lagi hujan. Ayo cepat." Perlahan Jeno menginterupsinya sambil merangkul punggung Renjun.

Renjun bergumam pelan, "Hujan tak akan datang."

"Eh? Kau bicara apa? Jelas-jelas sudah mendung begitu, pasti hujan."

"Tidak, Jeno." Renjun tersenyum aneh menatap Jeno.

Jeno yang semakin tidak memahami ucapan Renjun itu memilih diam saja sambil melepas rangkulannya dan beralih menatap kantong belanja di tangan kanannya. "Apa kau pikir Jaemin akan suka dengan apa yang kita bawa?"

"Suka, kok. Jaemin kan sangat suka bunga lili."

"Kau itu semakin aneh!" Jeno berubah gemas. "Aku tidak menanyakan bunga lili, tapi yang kita bawa sekarang. Kita kan membawa soju. Seumur-umur aku belum pernah melihat kau minum soju."

"Aku memang tidak suka soju." Renjun berpikir sejenak. "Tapi, Jaemin suka bau soju kan?"

Jeno diam.

"Waktu ibuku memasak makanan yang menggunakan soju, Jaemin akan selalu bersemangat, dia bahkan bisa menghabiskan makanan itu sendiri. Dia tidak bisa minum sama sepertiku tapi dia menyukai bau soju." Renjun kembali tersenyum aneh sambil mengambil alih kantong ditangan Jeno dan mengambil sebuah permen yang tadi juga dibelinya dan memakannya.

Kedua orang itu berjalan dalam diam. Jeno sendiri tidak berminat menanggapi semua kalimat terakhir Renjun, kekasihnya. Ada beberapa hal yang mengganggu pikiran juga hatinya. Disisi Renjun, tatapan matanya hanya terlihat agak sendu dan datar.

"Aku merindukanmu." Bisik Jeno pelan ditelinga Renjun sambil merenggangkan kedua tangannya.

Renjun berhenti berjalan sambil menatap Jeno yang berjalan agak kedepan. Mengetahui Renjun tidak bereaksi, Jeno beralih menatapnya heran. Keduanya hanya saling bertatapan dalam diam.

"Aku juga merindukanmu, Jeno."

TES!

Perlahan tetesan hujan mulai turun. Lagi-lagi awan hitam dengan egoisnya langsung menurunkan tetesan hujannya tanpa melihat kondisi disekitarnya. Para pejalan kaki langsung sibuk berlari mencari tempat berteduh, kecuali Renjun dan Jeno.

5. Once Again (NoRen) versionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang