Mission 2

3.6K 395 39
                                    

Setiap pengantin akan berbahagia menyambut hari pernikahannya. Mereka akan mandi dipagi harinya, membersihkan daki disetiap jengkal kulit, dan berias untuk menjadi yang paling rupawan. Demikian juga diriku. Demi hari ini, Rossa –ketua wedding organizer dari acara pernikahan ini– memiliki obsesi yang cukup menakutkan untukku. Wanita itu ingin menjadikanku pengantin terbaik yang pernah dia pegang dan memastikan semuanya berjalan sempurna. Mulai dari memesankan kamar di hotel yang sama dengan tempat resepsi, menyiapkan sarapan sampai memastikan aku mandi menggunakan peralatan yang dia sediakan.

Bahkan Rossa memastikan peralatan make up MUA yang memegangku hari ini sesuai dengan apa yang sudah mereka janjikan. Di satu sisi, wanita ini mengerikan, di sisi lain, aku sangat mengharapkan Rossa menjadi manajerku. Lumayan untuk menggantikan Bona yang selalu menyerahkan semua hal kepada asisten. Hanya satu hal yang membuatku merasa terbebani dari kehadiran Rossa. Dia selau menanyakan hal yang sama kepadaku setiap saat.

"Kak Adela merasa bahagia kan hari ini?"

Sebuah pertanyaan yang membuatku kebingungan untuk menjawabnya. Bagian hidupku yang mana yang akan berbahagia kalau pada akhirnya harus terjebak dengan Taksa Arkin, setan paling menyebalkan abad ini. Pria yang sudah seenaknya saja menentukan segala dihidupku dengan dan tidak bisa kutolak karena menjaga citra kami berdua. Ini benar-benar neraka dan kupastikan setan bernama Arkin itu merasakan neraka yang sama denganku. Sesuai dengan tempat dia seharusnya berada.

Tidak, kamu tidak boleh berpikir seperti itu Adela. Ingat, kamu bidadari dan jangan sampai pikiran buruk memengaruhi aura kebaikanmu. Tetap tersenyum, bayangkan hal yang indah-indah dan jadikan hari ini salah satu hari baikmu. Dan sepertinya sugesti itu berhasil membuat raut wajahku semakin cerah, terbukti dari pujian yang Rossa dan MUA yang meriasku berikan.

"Kak Dela beneran punya aura yang bagus. Make up-nya jadi makin bagus di wajah kak Dela," puji MUA yang meriasku. Dan aku juga cukup puas dengan hasilnya.

Dan saat kami keluar dari kamar, sosok Arkin juga muncul dari kamar sebelah. Jadi semalam dia juga berada di hotel yang sama, bahkan kamarnya berada di sebelahku. Menggunakan jas berwarna hitam mengkilap pria itu tampak menawan. Langkahnya terlihat penuh percaya diri saat berjalan ke arahku dan itu membuat postur tubuhnya yang terbalut jas mahalnya terlihat sempurna. Mungkin memang benar kalau aku beruntung mendapatkan seorang Taksa Arkin. Harus kuakui, Arkin salah satu pria tampan yang pernah kutemui.

Rosa dan semua karyawannya tersenyum bahagia melihatku bersebelahan dengan Arkin. Bahkan mereka menyediakan ruang untukku dan Arkin dengan berjalan mendahului kami. Sementara Arkin tersenyum begitu manis dan mulai meraih jemari tanganku untuk menggandengnya. Sampai ketika dia mendekatkan wajahnya ke telingaku.

"Jangan lupa pasang senyum termanis. Bersandiwaralah seperti yang biasa kamu lakukan," bisik Arkin lembut di telingaku.

Aku tarik perkataanku.

Aku tarik semua pikiran tentang keberuntungan mendapatkan seorang Taksa Arkin. Pria ini benar-benar setan. Seorang setan yang seharusnya ditendang sekuat tenaga ke dalam neraka dan dikunci barengan para siluman di sana. Seketika itu kesabaranku menguap dan keinginan untuk menjambak bibir Arkin meluap-luap.

Tenang Adela, ingat aura positifmu.

"Bagus, kamu mulai mengerti apa arti dari istri penurut. Ini..AAAK!"

Semua orang melihat bingung ke arah kami saat Arkin berteriak kesakitan. Terutama saat melihat beberapa helai rambut di jari tanganku. "Sayang, kamu nggak apa? Aku pikir tadi ada serangga di rambutnya, tapi ternyata aku malah nggak sengaja...oh...gimana ini?"

Berikan sedikit wajah sedih, menyesal, dan orang-orang mulai mengerumuniku untuk memberikan simpati. "Nggak apa Kak Adel, itu pasti nggak sengaja. Cuma butuh waktu sebentar untuk merapikan rambut pak Arkin. Nggak apa kan Pak?"

Wedding WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang